01. Malapetaka

3.6K 104 3
                                    

Bismillahirahmanirahim

-
-
-
-
-
💜

"Seharusnya lo harus hati-hati berteman dengan perempuan, bukan menjauhi yang namanya perempuan"

●_●

Senja kini kembali memperlihatkan dirinya bersama dengan cahaya yang begitu indah membuat Naura terdiam di loteng kos-kosan tempatnya tinggal.

Gadis itu tidak pernah absen menatap senja, bahkan saat sedang hujan pun Naura tetap pergi ke loteng, walau terkadang senja tidak terlihat jelas lagi karena awan yang cukup mendung, tetapi gadis itu tetap tinggal diam sambil memandang dan menikmati hujan beserta senja, dan lagi, gadis itu juga menyukai hujan. Baginya, setelah warna ungu, warna dari senjalah yang cantik, bahkan membuat gadis seperti Naura begitu terkagum-kagum menatap senja itu.

Dan Naura juga sangat membantah perkataan seseorang yang kalau hujan membawa sakit, walaupun dirinya sering sakit setelah hujan, katanya itu hanyalah efek dari klub malam yang sering dia kunjungi.

Naura sangat mengerutuki dirinya yang tak pandai menggambar, andai saja pintar, mungkin sudah beribu-ribu gambar senja yang dia buat.

"Hey jelek! " panggil seorang pria bergigsul kepada Naura.

Dia Yusuf, anak pemilik kos-kosan yang Naura tempati. Naura tipikal orang yang cepat akrab, mulutnya yang jarang sekali berhenti untuk mengoceh membuatnya dikenal banyak orang, tapi itu tidak berlaku saat dirinya sedang mengantuk.

"Kenapa bodoh?" balas Naura yang masih fokus menatap senja. Sesekali gadis itu tersenyum.

"Nanti malam jadi tidak? " tanya Yusuf saat dia sudah duduk di samping Naura. "Masih indahan gua daripada senja itu." Yusuf terlalu memuji dirinya sendiri.

"Sekali lo bilang lo lebih indah dari senja gua gak akan pernah ke klub lagi bareng lo! " kesal Naura. Dia terlalu berlebihan mengagumi senja.

"Yaelah, si jelek ngambek, tadi gua becanda jelek. Entar kalau lo marah 'kan bisa tambah jelek, jangan marahlah jelek, " bujuk yusuf.

"Iya bodoh! Bisa tidak kalau bicara dengan gue, kata jeleknya di kurangi. Gue gak pernah bilang bodoh berapa kali, dan kali ini gue mau bilang." Naura menatap awan yang mulai gelap, tidak ada lagi senja. "Bodoh, bodoh, bodoh. Yusuf bodoh! " Naura lari turun meninggal Yusuf yang masih tersenyum menatapnya.

Gadis berlesung pipit itu tampak mengemaskan menggenakan piama yang agak kebesaran, itu yang di pikirkan Yusuf. Yusuff sudah sejak lama menyukai Naura, bahkan saat pertama kali Naura menginjakkan kaki ke kos-kosan ibunya, di tambah dengan sifat Naura yang cerewet minta ampun.

Harapannya bisa mencintai Naura walaupun Naura tidak mencintai dirinya. Itulah risiko teramat mencintai.


●_●


Naura menaburi make-up ke wajahnya. Untuk kesekian kalinya Naura akan keluar bersama Yusuf ke klub lagi. Yusuf sebenarnya anak baik-baik, hanya saja setelah bertemu dengan Naura, sifat Yusuf semakin terbuka bahkan dia menjadi lebih sering keluar malam daripada diam menyendiri sambil bermain game.

"Bagaimana? " tanya Naura ke Yusuf tentang wajahnya.

Yusuf memasang wajah tidak suka. "Tetap jelek, " komentar Yusuf yang masih menatap penampilan Naura. Padahal sebenarnya Naura terlihat sangat cantik dengan dres berwarna merah selututnya.

Naura mendengus. "Bodoh! Gue yang nikmat lo yang komentar. Ngomong-ngomong, gigi kurang sempurna, lo masih perjaka gak si? Gua penasaran soalnya, kan, waktu di kampung gue, rata-rata teman itu gak perjaka lagi, kan, lo tau kalau gue gak berteman sama cewek."

Naura dan NaufalWhere stories live. Discover now