Part 3. Strong Woman

10.2K 703 17
                                    

Maaf baru apdet :)
happy reading♡

Jantung Rubby berdetak kencang, melebihi ritme yang seharusnya. Ini bukan mimpi! Semuanya nyata. Dia? Pria itu. Rubby melihatnya kembali setelah tujuh tahun lalu berpisah, pria itu bersama dengan seorang wanita. Oh, apakah mereka sepasang kekasih yang sebentar lagi akan menikah?

Jika itu terjadi, Rubby tidak yakin jika ia akan baik-baik saja setelah tujuh tahun lamanya ia menghapus kenangan kelam, dan mencoba melupakannya.

"Mom, are you okay?" Suara Somi terdengar.

Rubby menatap Somi, tersenyum. "Ya, Mom baik-baik saja sayang."

Somi mengangguk, "Mom sebaiknya kita cepat pulang atau es krim untuk bibi Lili akan mencair."

"Lets go to back home honey!" seru Rubby menggenggam tangan mungil Somi.

Mereka menaiki taxi mengantarkannya ke mansion.

"Mmmm Mom," panggil Somi.

Rubby menoleh, "Yes honey?"

"Di mana Daddy, Mom?"

Rubby kira, Somi sudah melupakannya. Rubby kira, Somi tidak akan menuntut jawaban darinya. Menanyakan perihal, where my Daddy, Mom?

Sepertinya Somi memang berhak tau akan semua itu. Karena gadis kecil itu selalu menuntut, dan terlalu cepat meresap semuanya. "Teman Somi pernah bicara, jika kita tidak memiliki Daddy itu berarti Daddy sudah meninggal atau Mom dan Daddy bercerai."

"Apa itu bercerai Mom?"

Rubby menghela napasnya. "Somi ingin mengetahuinya?"

Somi mengangguk cepat.

"Bercerai itu, ketika dua orang  dewasa yang sudah menikah lalu mereka mengakhiri hubungannya karena suatu masalah."

"Apa Mom dan Dad begitu?"

Rubby menggeleng. Karena memang nyatanya tidak begitu bukan? Mereka tidak bercerai karena mereka tidak menikah. Mereka hanya sebatas sepasang kekasih di masa lalu. Lalu sekarang, mereka hanya dua manusia asing yang tidak saling mengenal.

"Lalu?"

Ketika Rubby hendak membuka suara, menjawab pertanyaan Somi. Suara supir taxi mengintruksinya. Memberi tau jika mereka sudah sampai, dan itu mampu membuat Rubby menghela napasnya. "Kita sudah sampai Nona."

Rubby mengangguk, lalu memberikan beberapa lembar kertas uang membayarnya. Mobilnya bahkan masih berada di kedai es krim, dan dirinya meninggalkan karena kecerobohannya. Bertemu dengan Sean. Oh God! Gumamnya dalam hati. Mungkin nanti ia akan meminta seseorang untuk menyuruh mengambil mobilnya.

Somi sedikit berlari begitu mereka sudah sampai mansion, membuat Rubby tersenyum. Entahlah, melihat Somi membuat hatinya menghangat. Mereka lalu memasuki halaman mansion. Sesampainya di depan pintu, Somi langsung memasuk. Meletakkan sidik jarinya pada alat dekat pintu. Hanya menggunakan sidik jari Rubby, Somi dan Lisa. Karena memang mereka bertiga yang menempati mansion sebesar itu.

"Bibi Liliii!" teriak Somi begitu memasuki mansion, suaranya menggema.

"Yes honey!" balas Lisa berteriak dari arah dapur.

Gadis itu keluar dari dapur dengan semangkuk sup di tangannya. Berjalan menghampiri Somi yang tersenyum lebar. "Es krim rasa stroberi untuk bibi Lili yang cantik."

Lisa menerimanya, tersenyum. "Terima kasih sayang."

"You're welcome bibi. Apa yang di tangan bibi Lili?" tanyanya.

"Sup, kau mau?"

Somi mengangguk cepat. "Ayo, kita memakannya bersama!" ajak Lisa mengandeng Somi menuju ruang bersantai.

Rubby sudah mengganti pakaiannya, ia ikut bergabung di ruang bersantai. Mendudukkan tubuhnya pada sofa beruang besar. Wajahnya terlihat lesu, entah kenapa pertemuan ketidaksengajaannya dengan Sean membuat suasana hatinya memburuk.

Lisa yang menyadari itu segera berbisik pada Somi, membisikkan sesuatu hingga membuat gadis kecil itu lalu beranjak dari duduknya. Memilih bermain pada kucing kesayangannya.

"What happened with you, Sis?" Suara Lisa membuyarkan lamunan Rubby.

Wanita itu lalu menatap Lisa, menghela napasnya. "Aku bertemu dengannya," katanya lirih.

Lisa menaikkan sebelah alisnya, lalu sedetik kemudian berteriak. "YOU MEET SEAN? Are you kidding me?"

"Oh GOD!" lanjut Lisa terkejut. "Setelah tujuh tahun kalian tidak bertemu, lalu tiba-tiba dia muncul begitu saja di hadapanmu?"

Rubby mengangguk lesu. "He's with his girlfriend or his fiance, i dunno."

"Omooo, ku harap itu terakhir kalinya kalian bertemu," gumam Lisa. "Kau tau, kau sudah cukup melewati semua itu. Aku hanya tidak ingin kau terpuruk lagi untuk yang kedua kalinya."

Lisa sendiri merasa, Rubby adalah wanita tangguh setelah ibunya. Ia juga sangat mengagumi Rubby. Tujuh tahun yang lalu, diusianya yang masih muda. Wanita itu tetap mempertahankan kehamilannya, jika kebanyakan gadis diusianya berusaha mengarbosi atau menggugurkannya. Rubby tidak, bahkan Rubby berusaha melahirkan dengan normal lalu merawat bayinya tanpa kebencian. Rubby bahkan sangat menyayangi Somi. Rubby juga tidak memiliki niatan membuang Somi di panti asuhan dan sebagainya.

Rubbynya yang manja, ceroboh, cengeng berubah menjadi gadis dewasa dalam waktu sekejap. Masa lalu yang memaksanya menjadi gadis dewasa. Meskipun masih sedikit ceroboh, tapi tidak seperti dulu.

Sudah lebih dari sepuluh tahun Lisa hidup bersama Rubby. Kedua orang tua mereka dekat sejak dulu bahkan ketika mereka belum lahir. Lalu keduanya memilih tinggal jauh dari orang tua untuk menempuh pendidikan dan belajar hidup mandiri. Namun orang tua mereka memberikan satu mansion, dan dua mini cooper. Awalnya mereka menolak, tapi orang tua mereka memaksa jika tidak, Rubby dan Lisa tidak akan diijinkan tinggal jauh dari mereka. Orang tua Rubby sudah mengetahui semuanya, tapi Rubby enggan memberi tau siapa ayah Somi. Ia hanya tidak ingin membuka luka lama.

"Ku harap begitu," jawab Rubby bergumam.

CHANCE ✔ [Completed]Where stories live. Discover now