Part 14. You Touch, I KILL You!

9.9K 488 25
                                    

Seoul, Korea Selatan.

Rubby, Lisa, dan Somi, ketiganya sudah sampai di Seoul sejak pagi tadi. Saat ini, mereka sedang berada di rumah orang tua Rubby.

Dan nanti siang, kedua orang tua Lisa akan kemari. Mengingat kejadian di mana Sean malam-malam mendatanginya, lalu mengancam membuat Rubby begitu takut. Apa Sean lupa, yang dilakukannya dulu padanya? Mencampakkannya begitu saja hingga pria itu menghilang bak ditelan bumi. Sebisa mungkin Rubby melupakan pria itu dan mencoba berdamai dengan masa lalu, menerima semuanya tanpa mempermasalahkannya. Hingga tiba-tiba saja tanpa permisi pria itu datang kembali, meminta Rubby kembali dengannya atau Somi diambil paksa olehnya.

Lisa belum mengetahui permasalahan ini, dan Rubby bingung ingin bagaimana menceritakannya. Rumit. Merapikan pakaian-pakaian yang berada di dalam koper, Rubby mengalihkan permasalahan yang mengganggu pikirannya dengan menyibukkan diri.

"Mommy!" Somi masuk ke dalam kamar sedikit berlari, lalu memeluk lehernya. Mengecup pipinya lama.

Ah, Rubby terenyuh. "Ada apa sayang?"

''Kapan kita akan melihat Blackpink?" tanyanya dengan nada merajuk.

"Nanti Mom akan lihat jadwalnya dulu sayang, " balas Rubby, "lusa kau mau melihat bunga sakura?" tawarnya.

"Cherry blossom?" tanya Somi mengulang, matanya mengerjap.

Rubby mengangguk. "Ya, sayang."

"Mom, are you seriously?" tanyanya lagi memastikan. Somi begitu antusias.

Rubby mengangguk. "Ya, Mom serius, sayang."

"Yeay!" soraknya girang lalu memeluk Rubby. "Somi mencintai Mom!"

"Mom lebih mencintaimu, sayang," balas Rubby memeluk Somi.

Malam sudah begitu larut, Rubby memutuskan untuk segera beristirahat, sedangkan Somi sudah tertidur sejak tadi. Lisa sudah berada di rumah kedua orang tuanya yang juga dekat dengan rumah kedua orang tua Rubby. Ketika Rubby hendak berbaring, ponselnya berbunyi. Rubby segera mengambilnya, ternyata ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Seketika Rubby menegang, berulang kali Rubby membacanya memastikan apakah benar dari nomor seseorang.

Seketika jantungnya berpacu dengan cepat, keringat dingin mulai muncul di pelipisnya. Suara itu terngiang jelas diingatannya. "Aku akan mendapatkannya."

Rubby menggeleng kuat, bagaimanapun caranya, Sean tidak berhak mengambil Somi darinya. Pria itu hanyalah pria brengsek dari masa lalu. Ia harus mengingat, jika Sean sudah menyakitinya. Menorehkan luka di hatinya. Membuatnya melewati mimpi-mimpi buruk sejak perpisahan mereka. Ya, pria itu hanyalah pria brengsek yang hanya tinggal sesaat. Bahkan Sean juga tidak benar-benar mencintainya. Bagi Sean, menyakiti dan membuatnya hancur adalah kesenangannya. Entah apa maksud dari semuanya Rubby tidak pernah tau. Hanya Sean yang tau apa rencana sebenarnya.

Sekilas jika Rubby mengingat, Sean hanya mendapat tantangan dari teman-temannya untuk mendapatkannya. Tapi, alasan sesungguhnya Rubby benar-benar tidak pernah tau. Meskipun memang Rubby masih mencintainya, hatinya masih menginginkan pria itu kembali. Tapi, semua ingatannya kembali menyadarkannya. Ia mengingat semua. Jika memang pria itu tidak pantas dicintai. Mendapatkan cintanya yang tulus.

Rubby mengusap keringatnya, lalu getaran di ponsel yang berada di genggamannya membuat Rubby segera membuka. Ternyata pesan dari nomor yang sama. Itu dari Sean. Rubby menggingit bibirnya gelisah, pria itu memintanya untuk menemuinya di taman yang berada dekat dari rumah yang di tempatinya. Itu berarti Sean memang benar-benar mengetahui di mana dirinya sekarang, pria itu seperti penguntit.

Bergerak gelisah, Rubby bingung apakah harus menemui Sean atau tidak. Karena waktu yang diberikan Sean lima belas menit dari pesan yang dikirimkan, sedangkan sekarang sudah delapan menit berlalu. Lalu tanpa pikir panjang, Rubby segera mengambil mantelnya dan keluar kamar dengan perlahan. Somi sudah nyenyak, sedangkan kedua orangtuanya sudah tertidur.

Selama berjalan, Rubby tak henti-hentinya berdoa. Sungguh, ia benar-benar takut sekarang. Hingga sampainya di taman, keadaanya cukup sepi karena memang sudah sangat malam. Rubby menoleh ke kanan ke kiri, mencari di mana keberadaan Sean. Hingga tanpa permisi, seseorang mengecup ujung bibirnya membuat Rubby menegang. Aroma itu, Rubby sangat hafal. "Kau datang juga, honey."

Sean menegakkan tubuhnya, lalu menatap Rubby dalam. "Apa yang ingin kau katakan?" tanya Rubby to the point membuat Sean terkekeh.

Tanpa permisi, Sean langsung menyatukan bibirnya dengan bibir Rubby. Pria itu melumat bibir Rubby begitu dalam, bibir yang begitu dirindukannya. "Rasanya masih sama, vanilla," gumam Sean di sela-sela ciumannya.

Sedangkan Rubby, tubuhnya menegang haruskah ia membalas ciuman Sean?

🌹 CHANCE 🌹

Hari yang ditunggu-tunggu Somi pun tiba. Karena Rubby akan mengajak Somi jalan-jalan melihat bunga sakura tidak lupa mengajak Lisa.

"Mom, bawa kamera Somi!" girang Somi berkata pada Rubby.

Rubby terkekeh, "Mom sudah membawanya, sayang," jawabnya menunjukkan kamera polaroid berwarna pink.

Dengan semangat, Somi menarik tangan Rubby dan Lisa. "Cucu grandma mau ke mana?" tanya Rose tersenyum menatap Somi.

Somi melepaskan genggaman pada tangan Rubby dan Lisa, berlari kecil menuju Rose. "Somi akan melihat bunga sakura di Incheon, grandma ingin ikut?"

Rose menggeleng. "Hati-hati sayang," katanya mengusap kepala Somi.

Somi mengangguk, melambaikan tangan. "Bye grandmaaa!"

"Bye sayang!"

Incheon

Sesampainya di Incheon Grand Park Cherry Blossom Festival, salah satu taman terbesar di Incheon yang akan berubah warna menjadi pink pastel. Ketiganya langsung berjalan-jalan. Mengelilingi, sesekali Rubby mengambil foto dan Somi akan berpose dengan menggemaskan. "Mom, ambil foto Somi yang banyak," katanya tersenyum lebar.

Rubby tertawa begitupun Lisa, ketiganya begitu menikmati hingga Sean, pria itu menunjukkan batang hidungnya secara terang-terangan di depan mereka. Seperti seorang penguntit, Rubby sudah sangat muak dengan pria itu.

"Hai sweety!" Sean berjongkok. Mensejajarkan tingginya dengan Somi.

Somi yang merasa kesenangannya diganggu, merasa kesal. Bahkan Rubby yang akan menarik tangan Somi dihentikan oleh Lisa. Mencoba melihat apa yang sedang direncanakan pria itu.

"Bukankah kau pria yang pernah menemuiku dan Mom?" tanya Somi datar.

Sean tersenyum mengangguk, "Dan juga saat di mall, sweety. Kau melupakannya. Ah kau juga masih mengingatku, sweety!"

"Maukah kau berbicara sebentar dengan Paman?" tanya Sean.

Rubby mendelik, menatap Sean tajam memberikan pria itu peringatan seakan jika berani menyentuh Somi, dirinya tidak akan tinggal diam. Sedangkan Sean balas menatap Rubby meremehkan. "Sean, aku memperingatkanmu!" desis Rubby dengan tajam.

Sean tersenyum miring, berdiri lalu mensejajarkan tingginya dengan Rubby. Memajukan wajahnya hingga berada di dekat telinga Rubby. "Aku akan memberi taukan semuanya pada Somi. Putriku berhak tau siapa ayahnya."







btw visualnya Sean aing ganti heuuu, yaaa Renan sama Harry 11 - 12 layaa ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw visualnya Sean aing ganti heuuu, yaaa Renan sama Harry 11 - 12 layaa ~

CHANCE ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang