IGBY 9

2.9K 265 40
                                    

Hari-hari terus berlalu, syqa semakin dekat dengan Alex. Meskipun ia selalu mengelak bahwa Ia memang dekat dengan Alex.  Dev pun masih sama, diam-diam memperhatikan Syqa dari jauh dan hanya memastikam bahwa wanita itu harus dalam ke adaan baik-baik saja.  Hatinya sudah sedikit menenang karna paling tidak Dev tau kalau syqa tak lagi sendiri.  Ada Alex yang Dev rasa cukup baik untuk menemani syqa.  Sama seperti biasanya Dev pun akan mengirim kabar kepada orang yang Dev fikir ikut merasa khawatir tentang kepergian syqa. 

***
Dev sudah kembali berada di jakarta, ia nampak sedang makan bersama dengan Vanesha serta keluarga besar lainnya. 

"bagaimana vanesha apakah sudah ada tanda-tanda kehamilan? " tanya seorang wanita tua dengan bahasa indonesia yang aneh. 

"belum oma"jawab Vanesha

"tapi kami sudah periksa kok,  mom.. Dan tidak ada yang bermasalah" bela imelda ibu Dev. 

Wanita tua itu mendesah kesal. "kamu tau kan imelda periksa saja itu tidak cukup.  Kita butuh penerus"

Dev meletakan sumpit cukup kemcang sehingga banyak pasang mata menatap ke arahnya. 

"tidak bisakah kita makan dengan tenang? " tanya Dev dingin. 

"jangan,  ikut campur. Oma tidak bicara denga mu Dev" ucap Henry ayah Dev tak kalah dinginnya. Wajah Dev berubah menjadi kaku. Ia sungguh tak suka berada dalam keadaan seperti ini. 

"sampai kapan Oma akan menyudutkan istri dan Ibu ku seperti ini"

"dev jaga bicara mu" ucap Henry

"dev sayang,  oma cuma mau yang terbaik untuk kamu.  Kamu ini apa-apaan sih Henry  siapa bilang kamu boleh memarahi cucu kesayangan ku" ucap Wanita tua itu.  Wanita itu mengusap tangan Dev.

"oma tau.. Kamu sudah berusaha.  Ini memang bukan salah mu.  Tapi salah istri mu coba saja Ia lebih sehat.  Ia pasti bisa cepat memberikan mu anak"

Dev nampak semakin marah. Ia sungguh benci kasta dalam keluarganya ini. 

"oma benar Dev..  vanesha pasti akan lebih berusaha lagi iya kan nes" ucap Imelda dan mengusap lembut rambut Vanesha. 

"istri ku bukan benda. Dia manusia dan jika kami belum punya anak.  Itu bukan kesalahannya.  Jadi berhentilah memberikan tekanan padanya" ucap Dev dan berdiri dari kursinya. 

"dev,duduk" ucap Henry

"dev duduklah" ucap Pria yang jauh lebih tua dari henry. 

Dev tak menanggapi.  Ia mengambil tangan Vanesha yang ada di sampingnya. 

"ayo kita pulang" ucap Dev

"ini, alasana mengapa oma tidak mau kamu menikah dengan golongan orang miskin sepertinya.  Ini membuat mu menjadi lupa kasta mu Dev.  Coba saja kalau kamu menuruti daddy mu untuk menikah dengan pilihan daddy mu" cibir Omannya. 

"mom.. " ucap Imelda memohon pada mertuanya. 

"yah.. Vanesha persis seperti mu.  Menjijikan, miskin dan rendahan.  Kamu harusnya bersyukur imelda karna kamu masih bisa memberikan Dev pada kami dan kamu vanesha.  Segeralah berikan keturunan pada kami atau bersiaplah keluar dari keluarga ini"

"hentikan oma.. Aku akan keluar dari keluarga ini kalau Oma berani menyentuhnya" ucap Dev dan membawa Vanesha pergi. 

Dev terus menarik tangan Vanesha.  Meskipun vanesha terus meminta Dev untuk kembali. 

Para pengawal langsung membungkuk saat Dev datang. 

"berikan kunci mobil" perintah Dev dan supir pun menyerahkan kunci mobil Dev.  Dev membukakan pintu untuk Vanesha. Vanesha masuk ke dalam mobil dan Dev masuk ke sisi yang lain. 

Its Gonna be you! (complete) Where stories live. Discover now