[about badminton]

5.2K 290 6
                                    

hi guys! actually this is not about next chapter of Menangkis Rindu • Kevin Sanjaya. But I posted this just want to chit chat about nitizen who claim their self as 'badminton lovers'

Sejak Asian Games, pasti banyak dong badminton lovers yang bertambah hingga kini. It means that, banyak penggemar, banyak juga hatersnya. Am I right?

Gue suka bingung sama mereka yang mengaku 'badminton lovers.' tapi kerjaannya nge-judge atlet kita yang udah berusaha bertanding tapi nyatanya harus mengakui keahlian lawan mainnya. (read: kalah)

Suka sedih sama nitizen yang comment :

"Gak kaget sih gue."

"Dergadasi aja udah!"

"Gak guna!"

"Pulangin aja ke klub-nya. Kasih kesempatan sama yang lebih oke mainnya."

"Atlet desa banyak yang bagus dibanding atlet kaleng rombeng kayak gini."

"Kebanyakan main sosmed nih makannya kalah mulu!"

"Namanya juga atlet kaleng-kaleng!"

Well, itu beberapa komentar nitizen yang gue ambil sebagai contoh di beberapa postingan salah satu account fans club yang suka meng-update pertandingan atlet kita.

Coba bayangin deh, kalo atlet yang harus kita banggakan ngelihat semua komentar jahat nitizen? Sedih gak sih. Resikonya juga banyak loh, bisa jadi mereka down karena hal yang di anggap sepele oleh sebagian orang.

Tau kok, atlet juga di latih mentalnya biar gak gampang down untuk menghadapi segala situasi. Tapi, atlet juga manusia kayak kita para bl, yang bisa merasa susah maupun senang.

Gue bukan cuma Kevin garis keras. Gue juga suka sama yang lain, seperti Koh Sinyo, Mas Jom, Aa Jay, Ucok, Jojo, Oni, Ihsan, Ketut, Greys, Apri, Rizki, Fitri, Jorji, and many more. Gue dukung mereka semua tanpa terkecuali.

Baru kemarin lihat Kevin/Marcus tanding di All England dan kalah di babak awal. Baru tadi Ihsan bermain di China Masters Super 100 dan kalah di R16. Reaksinya gimana? Miris, sudah jelas takdir di gariskan Tuhan, kalo takdirnya kalah, ya kalah. Setidaknya mereka sudah berusaha dan berdoa, Tuhan yang menentukan. Masih aja ada yang julid hehe. Gue bukannya gak di terima ada yang julid. Tapi cara memilih katanya salah.

"Kan kita kritik mereka biar gak kalah terus."

Boleh kok mengkritik. Asal kritik yang membangun, pandai-pandai memilah kata yang pantas dan baik untuk mengkritik. Jangan kritik bully-an yang asal ceplas-ceplos aja ngomongnya :)

Disini gue bukan sebagai ulama, pendeta, romo, pemangku, maupun biksu online dadakan ya. Bukan juga bermaksud menggurui dan merasa paling mengerti dan paham segalanya. Gue cuma pengen sesama badminton lovers kita sama-sama saling mendukung atlet badminton Indonesia.

Jadi, kesimpulannya adalah :
"Menang di sanjung, kalah juga harus di dukung!"

Sincerely,
Ayash.

Menangkis Rindu • Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang