Five

4.9K 687 206
                                    

Mature content!





















Taeil masih dilanda panik. Tungkainya bergerak cepat menyusuri jalan yang ia lewati. Nafasnya memburu, segala pikiran negatif memenuhi kepalanya. Sebuah kesalahan besar sedang ia hadapi. Kesalahan yang mungkin membuatnya akan menyesal seumur hidup.

Di ujung jalan, ia melihat salah satu timnya bergerak berlawanan arah, memasuki sebuah warung tenda yang menjajakan makanan ringan. Dari arah lain, Taeil juga melihat Maui memasuki sebuah mini market yang buka 24 jam.

Sang kapten berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Tubuhnya sedikit lemas mengingat makan malam yang ia skip karena pekerjaan yang menumpuk.

Sayup-sayup Taeil mendengar suara beberapa orang berbicara. Salah satu suaranya dikenal dengan baik oleh telinga Taeil.

Doyoungnya.

Terlihat sang istri dengan santai mengulum lolipop, sedangkan di kanan kiri, dan belakangnya terdapat agen yang mengawal. Salah satu agenㅡ Krabby, menenteng sebuah tas plastik yang ia sendiri tidak yakin apa isinya.

Taeil segera berlari menghambur memeluk istrinya.

"Maaf, bukan maksudku untuk tidak memberikan apa yang kau mau. Hanya saja, ini masih terlalu larut. Kita bisa membelinya besok pagi, karena akㅡ"

Ucapan Taeil segera dipotong dengan kecupan singkat di bibir.

"Ayo pulang." Ucap Doyoung dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Kau tau, Tuan Kim? Kapten meneriaki kami yang tengah tertidur pulas demi mencari Anda." Keluh Krabby.

"Anda bisa lihat, kami masih memakai kaus oblong dan celana pendek. Bahkan Kapten masih memakai piyama." Sambung Olaf.

Doyoung terkikik geli melihat penampilan tidak biasa dari tim elit The Mendacium itu.

"Datanglah ke rumah kami untuk sarapan samgyetang pukul sembilan. Aku yakin kapten mau membelikan setidaknya lima belas porsi karena sudah merepotkan kalian."

Agen Krabby, Olaf, dan yang satunya- Mayoㅡ terlihat sangat gembira mendengar usulan dari istri sang kapten.

"Kau pasti tidak keberatan, kan, sayang?"

Taeil tersenyum simpul, namun dipaksakan.

"Ah, suamiku memang yang terbaik. Kalau begitu kalian pulanglah, mimpi yang indah, lalu datang ke rumah untuk sarapan yang lezat."

Taeil meraih alat komunikasinya, lalu menyalakan tombol dan mendekatkan benda itu ke mulutnya.

"Mischief managed. Well done."

"Kalau begitu, sampai nanti kapten, baby bunny." Mereka bertiga pamit, meninggalkan taeil dan Doyoung sendiri di ujung jalan.

Taeil menautkan jemari mereka berdua, lalu menariknya perlahan ke arah rumah yang mereka tinggali. Doyoung tidak bisa menahan senyumnya saat melihat tautan tangannya dengan sang kapten.

"Aku mencintaimu, kapten." Ucap Doyoung yang sukses membuat Taeil berhenti berjalan dan berbalik menghadap istrinya.

Pria Moon mendekat, meraih tengkuk Doyoung dan membawanya ke dalam sebuah ciuman. Bibirnya bergerak perlahan, memberikan afeksi dan seluruh perasannya. Sebelah tangan Doyoung bergerak untuk meremat ujung piyama Taeil, tanda ia menikmati sentuhan yang suaminya berikan. Gerakan lembut bibir Taeil berbalas, menghasilkan kecipak intim yang sedikit teredam.

Sebelum ciuman itu semakin panas, dehaman keras mereka dengar. Mau tidak mau keduanya memutus pagutan, dan melirik ke arah sumber suara.

"Tuan Kim, ini belanjaan Anda tadi. Saya tidak sengaja membawanya. Um.. maaf.. kalian bisa melanjutkan kegiatanㅡ" Kedua tangan agen Krabby bergerak membentuk kerucut lalu menyatukan keduanya, gestur berciuman.

Selenophile [Ilyoung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang