6 [Siapa Fahmi?]

19.7K 1K 10
                                    

Banyak narasi, awas mual. Tapi usahakan jangan dilewat kalau nggak nanti bingung :3

Met baca ^^

💞

Aku harus bagaimana?

🍂🍂🍂


Nami menghempaskankan tubuhnya ke atas kasur, tubuhnya penat sekali, begitupula hatinya. Apalagi dadanya tak pernah berhenti berdebar kecang sejak pagi tadi, membuat lelah yang dirasa semakin menggunung.

Ia baru selesai membersikan tubuh, langit sudah mulai gelap ketika ia keluar dari kamar mandi, lalu dilanjutkannya dengan melaksanakan kewajiban salat magrib.

Matahari sudah berada di ujung peraduannya dan bulan siap menggantikan tugas sang surya menjaga hari.
Angin berhembus melewati celah jendela yang terbuka, terasa dingin kala menyentuh ujung kulitnya.

Ia menghela napas, menatap langit kamar dengan tatapan kosong. Entahlah, perasaannya campur aduk saat ini, tak tau harus bagaimana menyikapi semua yang terjadi dengan perasaan yang seperti apa.
Kebanyak perempuan akan senang ketika mendengar dirinya akan dipinang seseorang, tapi tidak untuk Nami.
Nami pernah mengatakan bahwa ia pernah trauma akan pernikahan 'kan? Dan kembali, traumanya muncul ke permukaan. Menyeruak memenuhi rongga dadanya, membuatnya kembali merasa sesak, juga perih yang kembali merobek luka lama dalam hatinya yang tak kunjung mengering.

Tak mudah ternyata mengabaikan rasa sakit yang menggelayuti hatinya itu. Serapi apapun dirinya menutupi rasa sakitnya, selalu hatinya kembali menanggung perih yang tak tertahankan. Akibatnya, luka yang menganga sedemikian besar ini tak pernah kering walau dimakan waktu.

Ini semua karena dirinya dulu yang berharap terlampau tinggi pada manusia, padahal ia tau berharap kepada selainNya hanya akan mendatangkan luka. Tapi Nami tak peduli dan terus mempertahankan harapannya pada pria yang kini pergi entah kemana meninggalkan dirinya sendiri, bersama tanya dan harap yang tak kunjung terjawab sampai kini.

Allah, ampuni hamba...

Sampai suara dering ponselnya membuat kesadaran Nami tertarik kembali dari ingatan menyakitkan yang melipir dipikirannya tadi.
Suara notification dari aplikasi chat berbasisi online itu tak kunjung berhenti, sepertinya dari group chat. Seperti biasa, jika malam hari tiba, group chat akan ramai oleh mereka yang ingin sekadar melepas bosan. Membahas apapun dari hal yang penting, bahkan yang tidak pentingpun bisa mereka  perdebatkan.

Group chat dari para alumni SMA yang tiba-tiba jadi ramai akhir-akhir ini yang membuat notification diponsel Nami sering jebol. Masalahnya, yang menjadikan mereka semua selalu meramaikan group chat adalah terkait dengan 'Hot News' yang begitu kontroversi.

Sebenarnya berita tersebut tidak begitu penting bila harus dibahas, hanya karena berita itu menyangkut dua orang paling berpengaruh saat SMA dulu, mereka jadi heboh sampai berminggu-minggu lamanya. Tak pernah bosan ketika menjelang malam, selalu membahas tentang keduanya.

Agak malas, Nami membuka ruang chat yang sudah mulai ramai. Ia memilih membuka grup hanya untuk mengalihkan pikirannya sejenak. Matanya membaca deret demi deret percakapan yang muncul, benar tebakannya, mereka masih saja membicarakan tentang 'Hot News' dua minggu yang lalu itu.

08126XXX : Eh kira-kira, siapa yang nanti bakal jadi jodohnya Bang Fahmi ya? Gue mau dong..
0897XXX : Suami sama anak lo mau dikemanain?
                     -_-

Eh, tunggu sebentar..
Bang Fahmi?
Fahmi?

Nami langsung bangun dan terduduk di pinggir tempat tidur, jantungnya lagi-lagi berdebar kencang. Dibacanya kembali percakapan dalam ruang chat itu lebih jauh, membaca dengan lebih teliti lagi, mencerna baik-baik segala informasi yang berseliweran di ruang chat tersebut.
Pikirannya kembali kalut, rasa was-was tiba-tiba menyeruak dalam dirinya.

Takdir Dua Hati | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang