akhir penderitaan.

5.4K 283 44
                                    

Selamat membaca.

Bangunlah.

Suara itu menyeruhku untuk bangun Ketika aku bangun air mataku berjatuhan kemana mereka semua pergi mengapa aku sendiri?

Khen laki laki itu masih terjaga padahal hari sudah semakin larut entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang, meski sudah di beri penjelasan tapi tetap saja khen memikirkan kenapa di saat ia membuka matanya tak ada satu orang pun di dekatkanya padahal mereka bertiga menyuruhnya untuk bangun. 

Khen melirik ke arah kean yang tengah tertidur di sofa bibir nya terangkat menunjukan senyum tipisnya.

"Selamat ulang tahun kean"gunggamnya khen pun berusaha memejamkan matanya karna hari sudah semakin larut.

Seperti sebuah bisikan bagi kean ia mengerjapkan matanya saat mendengar suara gunggaman khen walau samar samar namun ia mendengar dengan jelas.

Kean pun menghampiri khen yang baru saja memejamkan matanya.

Kean laki laki itu tersenyum hangat melihat wajah damai khen wajah itu sangat mirip dengan nya.Setelah puas memandangi wajah sang adik kean pun membisikan sesuatu di telinga khen.

"Selamat ulang tahun khen dirgantara selamat ulang tahun untuk kita berdua"bisiknya.

Kean pun mencium kening khen lembut dan setelah itu ia pergi keluar mencoba membeli sesuatu jam menunjukan pukul 23:30pm ia ragu untuk keluar mencari sesuatu itu bukan karna takut tapi apa mungkin ada toko yang masih buka.

Masa bodo pikirnya kean pun pergi keluar rumah sakit dan keberuntungan masih berpihak kepadanya karna ia melihat ada sebuah toko yang masih buka tak jauh dari area rumah sakit ia pun melangkahkan kakinya.

Butuh waktu dua puluh menit untuk kean kembali ke ruangan khen,saat di perjalanan bibir kean tak henti hentinya menunjukan senyum manisnya sesampai nya di ruangan khen, kean meletakan cake chocolate di atas sopa dan menyalakan lilin berangka tujuh belas tahun cake sederhana namun berkesan mewah.

Ia pun berjalan kearah khen dengan sebuah cake di tangannya.

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun"

Khen mengerjapkan matanya berkali kali karna mendengar suara cempreng kean yang membuat tidurnya terusik padahal ia baru saja memejamkan matanya beberapa menit yang lalu dan sekarang kean membangunkannya.

Khen ingin sekali memarahi kean namun sedetik kemudian matanya membinar saat melihat kean menaiki brangkar nya dengan sebuah cake ditangannya untung saja brangkar yang di tiduri khen cukup luas jadi tak masalah bagi khen.

Khen berusaha mendudukan tubuhnya sebisa mungkin ia mengabaikan rasa sakit di kepalanya.

"Make a wish dulu"kata kean mereka pun menutup mata.

"Apa pun yang terjadi jaga mereka untukku tuhan buat mereka bahagia"-batin khen.

"Jangan ambil dia dari kami tuhan"-batin kean.

Setelah make a wish mereka pun meniup lilinya dan setelah itu mereka berdua pun berpelukan.

"Makasih abang udah nurutin kemauan khen"lirih khen.

"Itu udah tugas gue"

"Selamat ulang tahun adek abang yang nakal cepet sembuh ya"kata kean perlahan cairan bening itu lolos tanpa di minta dari mata keduanya ya mereka menangis di malam itu tepat pukul 00:00 mereka berdua menghabiskan waktu bersama tak peduli dengan rasa sakit yang khen rasakan yang penting impiannya tercapai.

Tentang Khen[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang