Part 10 - R.O.D

62.6K 3.7K 165
                                    

"You can't change another person. Only they can do that." -Vienna Pharaon.



***



"Pa, aku nggak bisa. Aku dan Raka udah lama putus dan kami nggak ada niatan buat balik lagi." Aruna mencoba berbicara kepada Papanya agar memikirkan ulang perjodohannya dengan Raka.

Aruna berharap Papanya mau mendengarkan pendapatnya tentang perjodohannya yang sudah ditetapkan dengan Raka.

Erfan meletakkan iPad di atas meja yang tadi sedang dibacanya, "Apa salahnya dicoba lagi? Raka anak yang baik. Dia bertanggung jawab, pintar, sopan, dan sukses. Kita juga udah kenal keluarganya. Asal usulnya jelas, kan? Gak ada kandidat yang lebih pantas buat jadi suami kamu selain dia, Run."

"Tau dari mana dia pantas? Apa selama ini Papa kenal Raka dengan baik sebagaimana aku kenal dia?"

"Okay, tell me. Apa yang buat kamu punya penilaian yang beda dari Papa? Apa yang salah sama Raka."

Dia selingkuh, Pa!

Aruna gelagapan mencoba mencari alasan lain. Dia tidak akan benar-benar bisa mengungkapkan fakta itu. Bila Aruna membuka semuanya maka bukan hanya menghancurkan ekspektasi Papanya dan hubungannya dengan Raka yang hancur tapi juga hubungan dua keluarga dan dua perusahaan! Damn. Ini bahkan lebih sulit daripada meminta izin Papanya agar mengizinkan Aruna pergi ke London.

Papanya bahkan sudah rutin bermain golf bersama Raka. Kedekatan mereka tampaknya bukan hanya untuk main-main. Keduanya sudah sangat akrab.

"I beg you, Pa." Hanya memohon yang bisa Aruna lakukan. Walau Aruna tau presentase keberhasilan dari pembicaraan ini sangat kecil. Mengingat Papanya sudah sangat klop dengan Raka.

Erfan menghela napas panjang. "Selain semua yang ada dalam diri Raka sempurna, kondisi keuangan perusahaan mereka sedang bagus dan berbanding terbalik dengan kita. Demi memperkuat dan memperlebar jaringan bisnis ini, hubungan erat dua keluarga harus terjalin. Dan perjodohan itu jadi cara buat melancarkan semuanya. Kamu ngerti kan maksud Papa."

"Papa jual aku ke mereka gitu?" Tanya Aruna dengan sedikit kesal. Walau ia yakin Papanya tidak bermaksud begitu.

"Nggak, gitu. Papa cuma mau yang terbaik buat kamu. Raka sudah memiliki segalanya, dari sisi akademis nggak perlu diragukan lagi dan kamu juga gitu. Dimana lagi Papa bisa nemuin kandidat yang setara dengan kamu?"

Erfan kembali melanjutkan, "Kalian tinggal hidup dengan baik dan rukun. Itu aja. Cobalah untuk saling mendekatkan diri. Papa akan senang kalo kamu nikah sama dia. I just want the best for you."

"Aku tau apa yang terbaik buat diri aku sendiri, Pa."

Keduanya terlihat diam sejenak. Erfan memandang Aruna dengan raut tenang lalu meraih tangan Aruna dan menggenggamnya, "Papa minta tolong sama kamu, tolong rukun-rukun ya sama Raka. Papa yakin dia akan jadi suami yang baik. Kamu putri Papa yang berharga, Papa nggak mungkin membiarkan kamu jatuh ke orang yang salah. Kamu akan ngerti kalo kamu udah jadi orang tua nanti."

Erfan menepuk pelan pundak Aruna lalu berlalu meninggalkan Aruna dengan pikiran yang semakin kusut.



***


Aruna termenung seorang diri di taman rumahnya yang luas. Memikirkan segala sesuatu yang mengganggunya.

Aruna paling tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya. Terlebih, situasi mereka sedang terjepit. Papa butuh memperluas bisnisnya dan Papa juga sudah banyak berekspektasi dengan Raka sebagai suaminya.

Affair LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang