Part 16 - Back To You

56.3K 3K 44
                                    

Dua bulan kemudian.

Aruna telah resmi pulang ke Bandung setelah menyelesaikan segala urusannya di London meski lebih lama dari perkiraannya.

Seperti yang sudah disepakati bersama oleh kedua belah pihak, acara lamaran akan dilaksanakan setelah Aruna kembali dari London dan acara tersebut akan dilaksanakan hari ini.

Semua telah dipersiapkan secara matang dan sempurna berkat bantuan dari beberapa pihak termasuk Jena dan Vivian yang paling bersemangat mengadakan acara pertunangan. Keduanya secara sukarela menawarkan diri untuk direpotkan. Sehingga Aruna dan Raka hanya menerima beresnya saja.

Aruna sedari pagi sudah sibuk melakukan berbagai macam persiapan untuk acara lamaran. Aruna menatap dirinya melalui pantulan cermin. Dalam hati, Aruna merapalkan berbagai macam doa yang berharap bahwa inilah yang terbaik dan Aruna berharap semua akan berjalan dengan lancar.

Pintu terbuka menampilkan para sepupunya yang kini tengah meledeknya karena Aruna terlihat tegang. Mereka juga mengatakan bahwa Raka dan keluarga beserta para sahabat selaku tamu undangan sudah tiba dan berkumpul di satu ruangan, mendengar hal itu tangan Aruna berkeringat dingin.

Pada akhirnya, ia akan kembali kepada Raka. Tidak peduli sejauh mana Aruna mencoba berlari, semesta seolah mempermainkan dirinya. Dan menjadikan Raka sebagai pasangannya lagi.

"Biasa aja kali komuk lo tegang banget." Gavin tiba-tiba masuk ke kamar Aruna tak lama setelah sepupu mereka keluar. Pria itu terlihat tampan memakai kemeja batik berwarna coklat dan juga celana bahan berwarna hitam.

"Diem deh, Gavin!" Protes Aruna yang malas meladeni Gavin, sedangkan Gavin hanya tertawa geli. Pria itu sangat menikmati menggoda Aruna.

"Tenang aja kali, baru lamaran udah ketar ketir gini. Gimana pas nikah ya?" Ledek Gavin, lagi. Ia berdiri menghampiri Aruna yang tengah duduk menghadap cermin.

"Bang, pintu keluar di sebelah sana. Silahkan keluar." Aruna menatap Gavin menahan kesal lalu melemparkan tisu yang sudah terkepal kepada Gavin.

Jika Gavin hanya datang untuk mengejeknya, maka lebih baik pria itu segera menghilang saja dari padangan Aruna. Karena kehadirannya sama sekali tidak membantu.

"By the way, gue mau kasih tau aja sih biar lo gak kaget, Raka bawa seserahan udah kaya mau pindahan rumah banyak banget. Ngeri gue liatnya." Gavin bergidik ngeri membayangkan kembali apa yang sudah dia lihat. Raka benar-benar berlebihan. Bisa-bisanya membawa banyak barang sebagai seserahan.

Aruna hanya tersenyum tipis, "Padahal gue udah bilang gak usah banyak-banyak, sederhana aja."

"Sederhana versi lo itu semacem kalung berlian, tas Chanel, sepatu Gucci, dan baju Givenchy! Untung si Raka kuat hati ya ngadepin lo." ucap Gavin santai, sedangkan Aruna sudah bersiap-siap melemparkan heels ke kakaknya itu. Namun terhenti saat Vivian memasuki ruangan dan menggiring Aruna menuju ruang keluarga.


•••



Sesampainya di ruang keluarga, Aruna digiring untuk duduk berhadapan dengan anggota keluarga Raka, yang mana Aruna dan Raka duduk berhadapan dengan diapit oleh kedua orangtua mereka di samping kanan dan kiri. Di barisan belakang Aruna terdapat para angggota keluarga, termasuk Gavin dan sepupu-sepupu yang lain.

Ketika mata Aruna menyapu ke penjuru ruangan dan sontak saja mata Aruna dan Raka bertemu, Raka melemparkan senyum hangatnya kepada Aruna, sedangkan Aruna hanya membalasnya dengan senyum tipis saja.

Perasaan Aruna terasa campur aduk ini. Ia bahkan tidak berminat memerhatikan keadaan sekitarnya.

Prosesi lamaran akhirnya dimulai dengan kata sambutan yang dilontarkan oleh sang pembawa acara yang telah dipercayakan oleh keluarga mereka untuk membawakan acara lamaran dengan baik. Saat kata sambutan dilontarkan, tanpa sadar debaran jantung Aruna semakin meningkat, Aruna merasa gugup bahwa acara lamaran benar-benar akan terjadi.

Affair LoveWo Geschichten leben. Entdecke jetzt