Kali ini mereka lagi duduk diteras depan rumah Eunseo.
"Aku bisa telpon manajer kok" jawab Bona, Eunseo ngangguk.
Bona nunduk, sesekali minum coklat panas yang dibikinin sama Eunseo. Eunseo nya ketawa.
"Kenapa nunduk terus?"
Bona noleh, terus senyum kaku. "Nggak"
Eunseo senyum, "Maaf. Yang tadi ngga usah dipikirin. Saya bercanda" kata Eunseo.
Jujur aja, setelah pertanyaan Eunseo tadi, Bona agak kikuk. Dia mikir ulang. Iya juga, ngapain mau repot repot bayar koyo ke Eunseo sampe mempertaruhkan diri sendiri.
Ngeliat Bona yang ngelamun lagi, Eunseo nyubit pipi Bona.
"Aduh!"
"Jangan ngelamun makanya"
Bona mendengus, "Iya iya"
Eunseo ketawa lagi. Eunseo ini lagi munafik sebenarnya. Dalem hati dag dig dug ngga ketahan. Idola yang lagi dia suka, tiba-tiba ada didepan matanya, dalam jarak sedekat ini, dan barusan aja dia nyubit pipi idolanya sendiri.
Wth is going on...
Oke.
Eunseo ngaku.
Mulai hari ini dan sampai entah kapan,
Athalah resmi jadi fangirl dari Bona. Seriously.
Bona noleh ke arah Eunseo lagi. Terus ngulurin tangannya.
"Terlanjur berkorban, aku mau kenalan. Siapa tau bisa jadi teman?" kata Bona, Eunseo natap uluran tangan itu.
"Kamu artis, saya orang biasa. Mau emang?" Bona ngangkat alisnya tinggi-tinggi. Terus ketawa kenceng banget.
"Pemikiran siapa sih? Terus ada masalahnya kalo aku artis kamu bukan? Ngaruh sama perkembangan zaman? Nggak kan?" Eunseo ikut ketawa sih ngedengernya.
Masalahnya sekarang, Eunseo ngga sanggup nyentuh Bona lagi. Selalu ada rasa kaya getaran listrik setiap Eunseo nyentuh Bona.
Bikin wajah Eunseo menghangat setiap kali tatapan atau nyentuh Bona. Ini ngga enak, serius.
"Jadi mau nggak?" tanya Bona memastikan.
Eunseo nelen ludahnya, perlahan tangannya terulur buat ngebales Bona.
"Oke" Jabatan tangan itu terjalin. Bona senyum manis pake banget kearah Eunseo. Eunseo nya nahan nafas.
"Amasya Bona, kamu?"
"Athalah, Athalah Eunseo"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
