Order 7 : undangan pesta coklat panas.

25 2 1
                                    

Huft!

Aku memutar adonan dengan melempar ke udara. Dan akhirnya sukses tanpa setetes adonan yang keluar dari pemanggangan.

Tunggu sampai selesai, kemudian aku menaruh adonan di piring. Kemudian tambah sedikir sirup maple daaan selesai!

Saatnya mengantarkan pesan.

.

.
Agato : Maaf, menunggu lama. Ini pancake untuk 2 orang.

Ryu : Woah, sepertinya enak.

Belakangan ini Ryu dan Kuri lebih suka datang kesini ketika nganggur. Yah... setidaknya kafe ini jadi sedikit ramai jika ada mereka.

Kuri : Kalau begitu aku pesan Darkest Hour secangkir.

Agato : Darkest Hour? (Bingung)

Kuri : Um... maksudku, Kopi hitam.

Agato : Oh, baiklah tolong tunggu sebentar.

Aku berjalan menemui salah satu rekan kerjaku.

Agato : Chino, Kuri memesan satu Kopi hitam.

Chino : Baiklah.

Hm... sekarang aku mulai terbiasa dengan orang-orang di sini. Aku tidak bisa menjelaskan rasanya bekerja di sini, tapi selama ada 2 jackpot rasanya aku ingin sekali tinggal seatap dengan Cocoa.

Bicara soal tempat tinggal, rumahku sangat sepi sekali jika di hari libur, mungkin aku akan mengajak Cocoa dan yang lainnya untuk berkunjung kerumahku untuk ngumpul bareng.

Agato : Nah, kalian bertiga. Kalau kalian tidak sibuk di hari libur, boleh kalian datang kerumahku?

Ryu : Oh? Agato-ku mengambil semuanya!

Agato : Jangan salah paham dulu, aku mengundang mereka hanya untuk ngumpul bareng saja. Selain itu Ryu dan Kuri, datanglah kerumahku liburan nanti.

Kuri : Kerumah anda? Apa kita akan mengadakan rapat cara mengalahkan Red Rabbits disana?

Agato : (Heran) tidak, selain itu Red Rabbits itu apa?

Cocoa : Kalau Agato-kun mengundang kami. Aku bisa datang kerumahmu dengan Chino.

Chino : (malu-malu)Aku tidak usah. Hari libur nanti aku ingin menyelesaikan Kapal di dalam botolku.

Kuri : (Semangat) Oh, Chino-shi juga bikin Kapal di dalam Botol itu, ya? Aku juga suka merakit Kapal dalam botol.

Ryu : Halo, pak pol.

Kuri : Woi, aku beneran suka merakit kapal dalam botol tahu!

.

Agato : bagaimana dengan kalian? Mau datang kerumahku?

Rize : Eh? Um... jika ada waktu luang.

Cocoa : Boleh undang teman yang lain?

Agato : Boleh, asalkan jangan terlalu ramai. Ntar di kira lagi pesta.

Setelah mengundang teman-teman ke rumahku, aku menuliskan alamat apartemenku karena semuanya belum tahu tempatnya kecuali Ryu dan Kamoto.

Kemudian suara seorang wanita terdengar dari pojok Cafe.

Aoyama : mengundang teman kerumah sepertinya asik sekali.

Aoyama blue mountain sedang menikmati secangkir kopi dengan santainya. Aku tidak tahu kalau dia sudah ada di sana daritadi. Well, kadang dia sering berkunjung ke cafe ini tanpa ku sadari.

Dia tidak sedang menulis chapter baru, apa dia sedang mencari refrensi baru untuk novelnya?

Agato : lagi santai?

Aoyama : Bukan, aku sedang mecari refrensi untuk cerita terbaruku.

Iya, sih. Namanya juga novelis.

*ting*

Kamoto : [tolong cafe au laitnya 1 cangkir]

Lagi, salah satu pelanggan yang tidak kusadari kapan datangnya. Kamoto sedang duduk di belakang kursi Aoyama dengan papan tulis yang bersender di tanggannya, sambil mengisi kembali tinta spidolnya yang habis.

...

Ryu : ah... enaknya. Kalau begitu aku mau bayar dulu.

Kuri : Aku juga.

Agato : kalian sudah mau pulang?

Kuri : Iya. Hari ini kami mau pergi ke toko buku untuk mencari spell book of entertainment.

Ryu : Maksudnya kami cari komik dulu.

Agato : oh.. oke, kalau ada komik yang bagus beritahu aku, oke?

Ryu : oke.

Ryu dan Kuri pergi menuju ke kasir lalu keluar dari Rabbit House.

Aku pun kembali kedapur untuk menunggu pesanan datang. Tempat ini tidak terlalu banyak pembeli, jadi aku bisa santai sebentar.

...

Aku rasa dapur ini agak nyaman dan tenang. Apa mungkin karena aku sendirian, ya? Di samping kompor, ada sebuah Oven yang pinggirannya agak gosong. Mungkin Cocoa sering memakai oven ini untuk memanggang roti.

Roti... ya. Aku jadi kangen dengan Roti buatan Cocoa. Terakhir kali aku mencobanya 10 tahun yang lalu. Jadi pengen makan lagi.

Cocoa : Agato-kun.

Agato : Oh, Cocoa? Ada pesanan?

Cocoa : Bukan.

Cocoa muncul dengan secangkir minuman yang ada di tangannya. Setelah itu dia menaruh minuman itu kehadapanku, dia memberikanku minuman coklat dengan marshmallow di tengah. Jadi itu yang namanya Cocoa Marshmallow?

Cocoa : Ini menu terbaru di cafe ini. Aku ingin kamu mencobanya.

Agato : Apa aku boleh mencobanya? Padahal aku pegawai di cafe ini.

Cocoa : (mengangguk) Iya. Anggap saja sebagai hadiah dariku karena hasil kerja kerasmu.

Yah... kalau dia bilang begitu, sebaiknya aku minum sedikit saja. Aku meneguk sedikit air marshmallow cocoa yang dia berikan.

Rasanya seperti minum coklat biasa, sih. Tapi untuk beberapa alasan, ada sesuatu yang keras di bagian marshmallow yang  mengenai bibir bagian atasku. Setelah kulihat ternyata Marshmallow ini sudah di panggang.

Cocoa : bagaimana rasanya.

Well, rasanya cukup enak untuk diminum. Tekturnya yang unik membuatku ingin meneguk minuman itu lagi. Marshmallow di dalam Coklat panas akan menjadi larut dan meninggalkan busa yang lezat  di atasnya.

Agato : Ku beri nilai 8/10. Kalau di tambah susu mungkin bisa jadi variasi baru.

Cocoa : terima kasih. (Senang)  lain kali akan ku buatkan minuman ini lagi.

Agato : Ah, aku lebih tertarik dengan Susu cocoa.

Cocoa : begitu? (Membuka satu kancing)

Agato : Tunggu! Kamu mau ngapain?

Cocoa : katanya kamu lebih tertarik dengan susuku?

Agato : Oh... ahahaha. Aku membicarakan soal minuman. Atau kau mau aku menyentuh "susu" milikmu itu?

Cocoa : (malu) ah... maaf, maaf! Tadi itu hanya bercanda!

Aku pun mulai tertawa bersamanya. Well, sasuga my future wife, selalu terlihat manis setiap saat....

...

...

...
Wife?

Sepertinya aku teringat sesuatu soal kata itu. Apa ada hubungannya soal janji yang kami buat 10 tahun yang lalu?

Semoga saja.

Notre PromesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang