Kissmark? Hmm Delicious!

41.9K 2.4K 53
                                    

"Mirabel, aku pasti akan membuat berantakan butik kamu besok" ujar Jiya geram karena sudah terjebak di dalam suasana yang tidak menyenangkan itu

Belum saja Jiya sampai menuju toilet, pemandangan di depannya membuat Jiya kaget, seorang pria gagah dan lumayan tampan dengan setelan kemeja bewarna cream tengah mencekik leher seorang gadis cantik yang mengenakan longdres bewarna biru pucat

"kamu berani mengancam aku lagi? kamu mau nasib kamu menjadi seperti Daka? Atau kamu mau bernasib sama seperti Joe?, kamu tinggal memilih salah 1 di antara kedua pilihan itu, kamu ingin hidup kamu mau seperti siapa? Masuk penjara seperti Daka atau masuk liang kubur seperti Joe?!" geram pria itu dengan tatapan amarah

sementara gadis yang tengah ia cekik tengah mencengkram kedua tangan pria itu, agar cekikan di lehernya terlepas, gadis itu kesulitan bernafas

"Ehm!" Jiya sengaja mengeraskan suaranya membuat pria yang tengah mencekik wanita di hadapannya, langsung melepaskan cekikannya, sementara gadis yang di cekiknya tadi langsung menghirup nafas sebanyak-banyaknya

"Kalau mau syuting adegan pembunuhan, cari tempat lain saja ya mas, mbak, jangan di depan toilet, merusak pemandangan" pinta Jiya santai

seolah-olah kejadian yang baru saja ia lihat tadi hanya sebuah adegan film yang baru saja ia tonton, walaupun sebenarnya dalam hati Jiya ngeri juga melihat tatapan penuh amarah dari pria itu

tanpa memperdulikan keduanya, Jiya segera memasuki toilet, tanpa di duga pria tadi mengikuti Jiya masuk ke dalam toilet membuat Jiya kaget

"Eh maaf mas sepertinya anda salah memasuki toilet, toilet pria di sebel..." belum sempat Jiya menuntaskan kalimatnya, pria itu sudah mendorong tubuh Jiya hingga membentur dinding dan mencekik leher Jiya, membuat Jiya kesulitan bernafas

"Kalau kamu berani memberitaukan orang lain apa yang baru saja kamu lihat tadi, saya pastikan, hidup kamu tidak akan lama!" ancam pria itu membuat Jiya susah payah mengangguk

pria itu melepaskan cekikannya pada leher Jiya, Jiya langsung menghirup nafas sebanyak-banyak

pria itu kemudian pergi meninggalkan toilet, Jiya memegang lehernya yang seakan masih terasa cekikan pria tadi
Cukup lama Jiya termenung dan menenangkam pikirannya di toilet, saat Jiya keluar dan kembali ke tempat acara, Jiya kebingungan mencari Mr. D di antara banyak orang

"Apa pria itu sudah bertemu mangsa yang  baru" guman Jiya sambil mengedarkan pandangannya ke segala sudut, tapi yang di carinya tidak ada, bukannya Mr. D yang Jiya temukan, justru Jiya bertemu dengan Anggi yang nampak anggun meskipun tengah hamil besar, Anggi beranjak menghampiri Jiya dengan susah payah

"Jiya? kamu datang bersama siapa kesini?" tanya Anggi kaget sekaligus takjub melihat penampilan Jiya

"Datang bersama teman, kamu sendiri?" tanya Jiya juga tidak kalah kaget bisa bertemu Anggi di pesta itu

"Mas Hadi, teman kamu itu seorang pria?" tanya Anggi penasaran membuat Jiya tersenyum geli

"Ya begitulah" jawab Jiya santai

"Teman apa pacar Ji?" tanya Anggi makin penasaran

"Teman" jawab Jiya meyakinkan, tiba-tiba Anggi meringis kesakitan

"Eh kamu kenapa Ang?" tanya Jiya panik melihat Anggi meringis kesakitan seperti itu

"Perut aku sakit Ji, sepertinya aku akan melahirkan" ujar Anggi membuat Jiya menganga kaget

"Ya ampun! kamu serius?" tanya Jiya panik, tapi justru karena kepanikan Jiya membuat Anggi tertawa terbahak-bahak

"kamu baik-baik saja kan Ang?" tanya Jiya heran melihat kelakuan Anggi

"kamu lucu sekali ketika kamu panik tadi, padahal aku hanya becanda" ujar Anggi membuat Jiya pura-pura cemberut

"kamu itu ya" ujar Jiya sambil ikutan tersenyum

"Sayang, kamu kenapa?" tanya seorang pria menghampiri Anggi, Jiya tertegun dan tiba-tiba ketakutan melihat pria itu, pria itu adalah pria yang mencekiknya tadi di toilet, sontak Jiya langsung menyentuh lehernya yang tadi dicekik,
Anggi menatap pria itu sejenak

"tidak apa-apa mas, oh iya kenalkan ini Jiya, kamu masih ingatkan pada Jiya, teman akrab ku saat SMA dulu" jelas Anggi sambil menatap Jiya, pria itu juga menatap ke arah Jiya, dengan tatapan tajam dan mengancam, Jiya tersenyum canggung

"Ji, ini mas Hadi, kamu masih ingat tidak pada mas Hadi, dia satu tim basket dengan Daka dulu" jelas Anggi

"Hm oh" hanya itu yang bisa Jiya ucapkan untuk mengatasi kecanggungannya

"Oh iya, aku ingat dengan kamu, kamu Jiya, gadis yang menjadi legenda, karena menjadi rebutan antara Joe dan Daka, membuat kedua pria bodoh itu saling membunuh" ujar Hadi membuat Jiya ternganga kaget, Anggi tersenyum canggung atas perkataan suaminya

"aku? Menjadi gadis yang diperebutkan oleh Joe sama Daka? tidak salah informasi? Bukannya Anggi yang lebih pantas untuk diperebutkan?" tanya Jiya heran sambil menurunkan tangannya dari leher karena sudah cukup tenang

"Beruntungnya Anggi gadis yang baik, sehingga dia tidak pernah memberi harapan palsu pada banyak pria, jadi tidak ada yang memperebutkan dia, aku Hadi, kamu pasti masih ingatkan, maaf, perkataan ku tadi hanya sekedar becanda" jelas Hadi terlihat ramah sambil mengulurkan tangannya, mengajak Jiya berjabat tangan

Jiya menatap uluran tangan Hadi dengan ragu, belum sempat Jiya membalas jabatan tangan Hadi, seseorang terlebih dahulu menjabat tangan Hadi

"Saya D, anda boleh memanggil saya Mr. D seperti kebanyakan orang" ujar Mr. D sambil melepaskan jabatan tangannya dengan Hadi, dan langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Jiya

Hadi menatap Mr.D dengan senyuman meremehkan, sementara Anggi merasa mengenal pria bernama Mr. D yang berdiri di samping Jiya itu, sementara Jiya lumayan kaget dengan kemunculan Mr. D yang tiba-tiba itu

Mr. D menoleh ke arah Jiya dan nampak kaget saat melihat leher Jiya yang memerah

"Siapa yang melakukan ini?" tanya Mr. D tampak marah membuat Jiya bingung

"Hah?" hanya itu yang bisa Jiya ucapkan karena terlalu bingung dengan pertanyaan Mr. D

"Oh saya tau, tadi kamu ke toilet hanya sebagai alasan kan, padahal sebenarnya tadi kamu menyusul om Zafa, dan kalian make out habis-habisan di toilet, mau memamerkan tanda kissmark kalian pada dunia?" tanya Mr. D dengan nada meremehkan membuat Jiya ternganga kaget

Jiya tidak pernah menyangka jika Mr. D bahkan sampai menuduhnya serendah itu, sudah kepalang di anggap wanita murahan, Jiya pun jadi tambah kesal

"Kenapa? Mau juga?" tanya Jiya dengan nada sengit, Mr. D nampak kaget kemudian tersenyum sinis

"Apa pria paruh baya itu tidak mampu membuat kamu puas sampai kamu mengajak ku juga?" tanya Mr. D membuat Jiya makin jengkel

"Ehm!" Anggi mengeluarkan suaranya agar pertengkaran itu terhenti, baik Mr. D ataupun Jiya, keduanya langsung menoleh ke arah Anggi

"Ji, aku harus pulang duluan" pamit Anggi membuat Jiya mengangguk mantap

Anggi menggandeng lengan Hadi dan mengajak Hadi pergi

Sebelum pergi Anggi kembali menoleh ke arah Mr. D seolah ingin memastikan sesuatu

"Saya juga mau pulang duluan" pamit Jiya jengkel kemudian bergegas pergi meninggalkan Mr. D yang menatap kepergian Jiya dengan tatapan tajam dan membara.

Tbc

Kalau banyak yang bingung kenapa si Jiya ini kok kayaknya gak kenal sama si Daka

Itu karena si Jiya ini tipe orang yang mudah melupakan wajah orang lain kalau sudah lama tidak bertemu

Dan kenapa Jiya bisa masih ingat dan kenal sama Anggi, kan sebelum bertemu Anggi, si Jiya melihat album fotonya bersama Anggi pas kembali ke rumah yang dulunya pernah Jiya tinggali bersama ibunya

Hehehe ribet yaa

Wajar, author nya masih perlu banyak belajar lagi untuk membuat cerita yang mudah di pahami 😁😁😁😁

Miss Money (You Make Me Pregnant 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang