Duapuluh [Perasaan]

19.8K 754 17
                                    

Daniel menatap nesya dengan mengintimidasi bibirnya tersenyum miring menatap wajah yang tak pernah berubah ekspresi, nesya menatap daniel balik bahkan ia menatapnya dengan tajam, daniel mendekat kearah nesya membuat nesya reflek mundur.

Mata mereka masih saling tatap tak ada yang mengalihkan pandangannya, daniel terus maju dan nesya terus mendur sampai punggung nya menabrak tembok.

Mereka berada dipojok pastinya tak ada yang kesana karena disana hanya ada buku kuno dan sejarah jaman dulu, anak kutu buku pun jarang yang pergi kesana paling hanya untuk mengambil buku yang disuruh oleh guru.

Nesya tak bergeming ia tetap menatap mata daniel, daniel bingung kenapa cewe didepannya ini tak merasa takut sedikit pun, daniel terus maju hingga jarak mereka tinggal 5 centi lagi.

Nesya merasakan nafas daniel yang berhembus di mukanya, nesya menatap daniel dengan pandangan datar matanya tak pernah beralih kemanapun nesya tak mau dianggap sebagai cewe lemah dihadapan cowo pengecut ini.

"Gua memang bukan cowo baik baik bahkan gua bisa buat lu punya penyakit," Bisik daniel ditelinga nesya membuat bulu kuduk nesya meremang.

"Penyakit?" Lirih nesya.

"Hmmm....gua bisa bikin lu punya penyakit jantung, sekarang aja jantung lu udah gak normal suaranya bisa gua denger," Daniel menatap nesya yang masih menampilkan muka datar.

"Lu bener, gua punya penyakit jantung tapi, penyakit ini bakal datang saat gua deket deket sama lu," Nesya menatap mata daniel dari dekat hidung mereka hampir bersentuhan jika daniel maju sedikit saja.

"Bukan gua aja yang punya penyakit jantung tapi lu juga," Nesya menempelkan telinganya pada dada daniel mendengarkan suara yang seperti gemuruh didalam sana.

Daniel menelan ludahnya, ia menahan nafasnya saat nesya menempelkan telinganya didadanya, bukan itu yang ia permasalahan namun posisi yang sangat intim itu membuat nafsu daniel meningkat.

"Gua yang bikin jebakan gua juga yang kena perangkapnya ah bangsat," Batin daniel mengumpat.

"Dasar bocah, baru kaya gini aja udah alay," Batin nesya.

Nesya berdiri tegak menatap daniel yang tegang bahkan keringat bercucuran dikeningnya, nesya tersenyum miring, tangannya menyentuh kening daniel lalu mengelap keringat yang berjatuhan.

"Nafas sayang," Lirih nesya dengan suara serak, nesya tadi habis makan tapi lupa membawa air jadi gini deh suara nya serak serak gitu.

"Ih anjir suara nya yaampun, daniel sabar tarik nafas hembuskan, tahan niel tahan lu gak mau merkosa orang diperpuskan kalau gitu nanti aja di hotel," Batin daniel.

Daniel merutuki batinnya bagaimana bisa seperti itu, daniel tak akan pernah menyentuh cewe manapun sebelum ia menikahinya.

"E-Eh i-ya," Gagap daniel, daniel kembali bernafas namun keringetnya tetap bercucuran entah kenapa padahal perpustakan dikelilingi ac.

Nesya menjelajahi muka daniel lalu turun ke pipi, bibir, dagu dan leher hingga nesya turun ke dada daniel membelainya membuat daniel hampir kelepasan kalau ia tak menahan tangan nesya.

Wajah daniel memerah menatap kearah nesya dengan nafsu, dada daniel naik turun bahkan nafasnya tak beraturan keringat kembali bercucuran hingga membuat baju daniel basah, daniel seperti habis mandi namun dengan keringat.

Nesya bergeming, matanya jatuh pada bola mata daniel yang sangat indah jika ditatap dari dekat, rambut coklat daniel basah kuyup seperti terkena hujan, membuat wajahnya menjadi terlihat seksi mungkin para wanita akan berteriak histeris jika melihat penampilan daniel yang seperti ini.

Daniel mendekatkan wajahnya kearah wajah nesya, saat bibir mereke hampir menyatu daniel segera membelakangi nesya, daniel menjauhi nesya namun langkahnya terhenti saat tangan daniel ditarik lalu punggung nya dibentur kearah tembok.

"Mau kemana hm," Lirih daniel didepan wajah daniel.

Nesya menatap daniel dengan senyum misterius, daniel yang kaget dan bingung memilih diam namun matanya langsung membulat sempurna saat nesya menciumnya dengan kasar dan agresif.

Jantung daniel berdetak sangat kencang seperti saat lari maraton, matanya berkedip kedip, kepalanya terasa pusing.

Merasa tak ada balasan nesya memilih untuk membuat daniel tersadar dari lamunanya setelah melihat daniel melamun.

"Arghhh," Desis daniel saat bibir bawahnya digigit kuat oleh nesya sehingga membuat nesya leluasa untuk masuk kedalam mulut daniel.

Nesya mengecap, melumat, mengemut dan membelit lidak daniel, daniel membalas nesya saat gadis itu mencubit perutnya untuk meminta balasan.

Daniel mulai bertarung dengan lidah nesya didalam sana, daniel mengabsen setiap bagian didalam mulut nesya, nesya yang tak mau kalah mulai mengikuti cara daniel, mereka sama sama tak mau kalah sampai nafas keduanya hampir habis mereka melepaskannya.

Daniel menyatukan keningnya dan nesya, mata mereka berdua terpejam untuk menormalkan nafas mereka yang memburu, nesya memeluk leher daniel dengan kencang, daniel merangkul pinggang nesya.

Beberapa menit mereka membuka matanya secara bersamaan, mata mereka langsung bertemu, daniel menarik nesya kedalam pelukannya, daniel memeluknya dengan erat bahkan sangat erat nesya membalasnya dengan tak kalah erat.

"Maaf," Lirih daniel ditelinga nesya.

"Buat?" Gumam nesya namun masih didengar daniel.

"Maaf udah jadiin lu bahan taruhan gua sama sahabat gua, gua minta maaf gua tau gua berengsek, gua bego, gua bangsat, gua tau gua goblok, gua gak pantes dipanggil cowo gentle, gua lakuin itu karena waktu itu gua marah sama lu karena lu selalu bisa mainin perasaan gua, gua mau balas dendam sama lu gua bertekad bakal bikin lu bertekuk lutut didepan gua, gua mau lu jatuh sejatuh jatuhnya sama pesona gua, gua mau bikin lu tergantung sama gua tapi entah apa yang lu lakuin sama gua sampai lu bisa buat senjata gua malah menyerang gua balik, gua sayang sama lu entah sejak kapan, gua cinta sama lu, gua mau lu jadi milik gua selamanya, gak tau kenapa tapi sehari aja gua gak ketemu lu gua rasa ada yang hilang sama gua, gua rasa hampa, gua kesepian kalau gak ada lu disisi gua, gua mau selalu bersama lu dimanapun dan kapanpun, gua rasa hidup gua udah tergantung sama lu bahkan gua ngerasa sesak nafas kalau liat lu sama cowo manapun gua gak suka lu deket deket sama cowo lain, gua sayang sama lu, gua rindu waktu dimana kita ngabisin waktu kita bersama sama, gua mau kaya dulu lagi," Daniel bernafas lega saat sudah mencurahkan semua keluh kesahnya sama nesya.

Nesya tertegun, sedari daniel berbicara entah kenapa nesya rasa bahunya basah, nesya menebak jika daniel sedang menangis walau tak terdengar suaranya, nesya sempat marah bahkan ia ingin menghajar daniel habis habisan namun nesya mengerti situasi kali ini, matanya memejam sebentar sebelum kedua tangannya mengelus pundak daniel lembut.

"Maaf, maaf, maaf....." Nesya termendengar kata maaf terucap dari bibir daniel, nesya merasa aneh saat daniel mencurahkan isi hati, entah kenapa ia ingin sekali menangis namun ia tahan, ingin bilang sesuatu namun mulutnya kelu susah jika harus membuka sedikit saja.

"Apa ini? Kenapa perasaan gua jadi kaya gini, gua gak mau jatuh cinta sama cowo yang dengan mudahnya mempermainkan cewe seperti sampah, gua gak mau jatuh kedalam perangkap si pengecut ini," Batin nesya

"Gua emang bego, kenapa gua bisa memperlihatkan kelemahan gua sama cewe ini, apa bener gua jatuh cinta sama cewe cupu ini," Batin daniel.

"Daniel..."

°°°°°°°

Votment please🙏🤗

Thx yang udah votment❤

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang