Tigapuluhlima [Cowo Game]

14.2K 556 1
                                    

"DOKTER, SUSTER," Daniel berteriak sekencang kencangnya ia sangat bahagia melihat pergerakan di jari gadisnya.

Dokter dan suster berlari dengan tergesa gesa kearah pasiennya, revan, nathan dan daniel mundur memberikan ruang untuk dokter itu memeriksa kondisi gadis itu.

"Alhamdulillah akhirnya ada pergerakan dari pasien kondisinya sudah membaik beberapa hari lagi ia akan sadar," Kata dokter sambil tersenyum, mereka bertiga bernafas lega dengan senyum yang mengembang di kedua sudut bibir mereka.

"Makasih dok," Kata nathan, dokter itu pamit bersama suster disampingnya lalu pergi keluar meninggalkan mereka bertiga.

"Gua pulang dulu ada janji sama alexis," Pamit nathan lalu pergi duluan ke parkiran.

"Gua ke kantin dulu ya laper mau ikut gak?" Tanya revan, daniel menggeleng.

"Gua mau sama nesya," Gumam daniel, revan mengangguk lalu berjalan keluar menuju kantin rumah sakit.

"Cepet bangun aku janji kalo nanti kamu udah sadar aku ikutin apapun keinginan kamu," Janji daniel, daniel tak mengetahui jika nesya tersenyum di alam bawah sadarnya.

"Gua mau buka mata gua sekarang tapi sangat berat mata gua susah buat di ajak kompromi gua mau es krim sekarang!"

"Tapi mintanya jangan yang macam macam kalo minta aku nikahin kamu sekarang juga aku siap kalau itu mau kamu hehehe," Daniel menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Dasar kaya berani aja nikahin gua, cium gua aja lu gak berani, cowo pengecut!"

"Nes kamu jangan senyum senyum disana nanti kalo ada cowo yang liat bahaya bisa aku hajar cowo nya," Cengir daniel.

"Astaga bahkan dia masih bisa cengir cengir liat gua kaya gini awas aja lu nanti!"

"Kok aku kaya gila ya nes ngomong sendiri lagian kamu gak nyahut sih kan aku berasa gila," Cerocos daniel.

"Ini cowo bener bener gak tau apa gua lagi kaya putri tidur ya mana bisa gua balas omongan dia, dasar cowo gila tapi gua sayang!"

"Nes ihhhh kangen," Manja daniel.

"Coba aja waktu itu aku gak gegabah buat nyerang kamu lagi pula aku gak tau kalau ketua BR itu kamu astaga bahkan aku gak pernah mikir kalau cewe mesum kaya kamu bisa jadi ketua gengster nomer satu di sini, ternyata cewe mesum kaya kamu bisa jadi cewe licik ya bahkan dengan gampang nya kamu bikin aku jatuh cinta sama kamu, gak pernah ke bayang bisa suka sama cewe muka polos otak mesum hehehe untung kamu belum sadar jadi aku gak bakal kena pukul," Kekeh daniel.

"Tunggu tunggu kamu emang gak bisa mukul tapi kamu masih bisa denger berarti tadi ASTAGA," Daniel langsung keluar dari kamar inap nesya.

"DANIELLLLLL, KALAU GUA SADAR GUA MAKAN LU!"

Di taman

Gadis itu menatap hpnya berkali kali tapi tak ada notif satu pun dari cowo yang ditunggunya entah kenapa perasaan nya jadi tak enak seperti ini.

"Yaampun kamu kemana nat?" Gumam gadis itu.

Gadis itu sangat cemas saking cemasnya di tak mendengar apapun disekitar nya dia menulikan pendengaran dan pikirannya hanya terfokus pada satu cowo tunangannya.

"Astaga ini siapa?" Kaget gadis itu ketika ada seseorang yang menutup matanya.

"Heh lepas," Pekik gadis itu.

"Tunggu, parfum ini.....Astaga ini dia!"

"NATHAN!" Teriak gadis itu, cowo yang menutup mata gadis itu terkekeh lalu berpindah menjadi di sampingnya.

"Maaf lama tadi habis ke rumah sakit," Jujur nathan.

"Gapapa, jadi gimana sama kak nesya?" Tanya alexis.

"Kata dokter beberapa hari lagi dia bakal sadar," Kata nathan, cowo itu mengelus rambut alexis dengan lembut tangan satunya melingkar di pinggang gadisnya.

"Jadi selama ini kamu termasuk anggota BR?" Tanya nathan.

"Iyah, maaf aku sembunyiin dari kamu," Lirih alexis.

"Gapapa, lagian setiap orang punya privasi jadi aku gabakal marah kan itu hak kamu," Kata nathan lembut.

"Nathan," Panggil alexis.

"Hmmm."

"Nat..."

"Apa sayang?"

"Mau martabak," Rengek alexis.

"Yaudah ayok beli," Senyum lebar terbit di bibir mungil alexis dia menatap nathan berbinar lalu menarik cowo itu ke arah gerobak di sebrang jalan, nathan memegang tangan alexis lalu menggenggamnya erat.

"Mas martabak keju sama coklat ya," Teriak nathan membawa alexis duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Okey dek."

"Nat bentar lagi hujan nanti kita mampir ke mini market dulu ya mau beli suruhan mamah," Kata alexis, nathan mengangguk lalu memainkan hpnya sedangkan alexis  menidurkan kepalanya di meja dengan bantuan satu tangannya posisinya menghadap ke arah nathan yang sibuk dengan game nya.

'Susah emang punya cowo hobi main game dicuekin mulu, pengen deh gua jadi hpnya biar bisa di perhatiin mulu.'

Nathan melirik alexis yang cemberut disampingnya dia tersenyum tipis, ia berhenti bermain game mematikan hp nya lalu menatap gadisnya.

"Kenapa?" Tanya nathan.

"Gapapa," Singkat alexis.

"Gua suka nya mainin game kalo mainin perasaan gua gak sanggup apa lagi perasaan lu makanya ngertiin gua," Kata nathan lembut.

"Tapi jangan pernah lupa sama dunia nyata kamu harus liat kondisi juga kalo mau main game disini ada aku seengganya jangan kacangin aku," Gumam alexis.

"Kamu bayar martabak nya aku tunggu didepan," Lanjut alexis, ia bangun lalu berjalan menjauh dari tempat duduknya.

"Gua salah ya?" Nathan menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Mas ini martabak nya," Nathan tersentak ia mengambil uang nya lalu menyodorkan nya dan mengambil martabak nya.

Nathan menghampiri alexis yang berdiri dengan memeluk dirinya sambil meniup tangannya dengan menggosok gosokannya.

"Maaf," Lirih nathan di telinga alexis.

"Udah? mana martabak nya," Nathan menyodorkan plastik berisi martabak kesukaan alexis.

"Yaudah ayok pulang," Kata alexis tanpa menatap nathan.

"Kamu marah?" Alexis berjalan menjauhi nathan menuju mobil cowo itu ia tak menjawab pertanyaan bodoh itu.

Nathan mengejar alexis yang sudah mendahuluinya, ia memeluk pinggang alexis sehingga menempel padanya gak ada penolakan dari cewe itu.

Mereka sudah berada di dalam mobil gak ada yang membuka suara nathan sedang bergulat dengan pikirannya sedangkan alexis sedang memakan martabak nya tak memperdulikan cowo disampingnya yang memperhatikan nya dengan cemas.

"Kamu marah ya?" Nathan sungguh ia gak tau apa yang harus dia lakukan sekarang pikirannya kacau jika masalah cewe.

"Le jawab dong janji deh gak bakal ngulangin lagi," Mohon nathan, ia melirik alexis yang berada disamping nya.

"Aku gak marah kok, kamu gak usah janji aku takut kamu ingkar janji," Gumam alexis.

"Maaf beneran gak bakal diulang deh," Kata nathan meyakinkan alexis.

"Iyah udah gak usah minta maaf mulu mau martabak nya gak, enak lho," Kata alexis sambil menyodorkan martabak ke mulut nathan dengan senang hati cowo itu menerimanya, nathan tersenyum karna mengetahui gadisnya sudah tak marah lagi.

"Cukup kamu sadar sama apa yang kamu lakuin aku udah seneng," Kata alexis tanpa menatap nathan ia sedang fokus pada martabak kesukaannya.

"Iyah sayang."

°°°°°°

Votment❤🙏

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang