'Aku tau kedudukan aku jauh dibawah mu, oleh karena itu aku berhenti berjuang karena tau, tatapan mu bukan tertuju padaku melainkan pada orang lain'
-
--------
"ICA," Teriak gadis itu, ketiga cowo itu menengok ke arah gadis yang berjalan ke meja mereka, mereka bertiga mengerutkan keningnya bingung.
"Kakak," Teriakan ica menjawab semua pertanyaan ketiga cowo itu mereka mengangguk lalu tersenyum penuh arti ke arah vikri yang terdiam.
"Yaampun ica kaka cariin ternyata disini," Cemas gadis itu, vikri menurunkan ica dari gendongannya, ica berlari ke arah gadis itu lalu memeluknya.
"Kamu kemana aja?" Tanya gadis itu.
"Tadi ica lali lali telus nablak kaka iki telus kaka iki ngajakin makan mie," Jelas ica membuat gadis itu menengok ke arah cowo yang sedang makan.
Gadis itu menghampiri vikri yang lebih memilih makan dari pada melihat intraksi kaka adik itu, zidan dan riza saling pandang lalu tersenyum.
"Vik liat tuh di samping lu," Kata zidan, sontak vikri langsung nengok dengan pandangan datar.
'Hadeh mulai lagi cuek nya,' Batin riza.
'Si vikri so jaim dih gak cocok sama mukanya cocoknya jadi toa masjid,' Batin zidan.
"Makasih ya udah temenin ica sama udah ajak dia makan," Kata gadis itu lembut, vikri mengangguk lalu melanjutkan makannya, kedua temannya menatap kasian pada gadis itu.
"Emmm kenalin Kaila Jonita kamala," Gadis itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, kedua temannya menatap vikri tajam bahkan vikri tak menanggapi kaila ia hanya fokus pada makanannya.
Mereka berdua merasa kasian pada tangan yang hanya menggantung di udara saat zidan ingin menjabat tangan kaila tiba tiba vikri membalas jabatan kaila lalu berdiri dari duduknya.
"Vikri Andika, kita pergi sekarang," Kata vikri tanpa menatap kedua temannya.
"Woyyyy tuyul main tinggal aja lu," Teriak zidan.
"Tadi aja diem mulu pas gua mau balas jabatan si kaila malah langsung nge gait aja tuh anak katanya gak bakal mau pegangan sama cewe lagi lah ini malah nge gandeng tangan cewe dasar manu sia," Riza memakan makanannya dengan nikmat tanpa mendengarkan ocehan dari mulut zidan gak ada faedahnya.
"Heh lu makan mulu perasaan disini gua yang suka makan kok jadi lu yang makan mulu," Cerocos zidan.
"Jangan pake perasaan mulu nanti sakit lho," Riza berdiri membawa jaketnya meninggalkan zidan yang masih berceloteh tak jelas.
"Tungguin tuyul," Teriak zidan membuat beberapa pengunjung menatapnya kesal.
Zidan yang diperhatikan menatap balik lalu melotot membuat cewe yang menatapnya bergidig ngeri.
Disisi lain.
"Ehhh kita mau kemana?" Tanya kaila heran sedari tadi vikri hanya berputar putar tanpa tau tujuan.
"Gak tau, gua taunya cuman jalan sama lu, kalau masalah tempat gua udah temuin," Kata vikri sambil menatap sekilas kaila.
"Dimana?" Tanya kaila.
"Pastinya bukan di taman apalagi di restoran," Kaila memutar matanya kesal.
"Iyah dimana?" Kesal kaila.
"Di altar pernikahan kita nanti kalau masalah resepsi kita bicariin nanti," Kaila melongo, ia mengalihkan pandangannya kemana saja yang penting bukan menatap vikri.
"Lu suka dandan ya?" Tanya vikri sambil terkekeh.
"Engga," Ketus kaila.
"Masa sih tapi kok pipi lu mereh," Goda vikri.
"Dibaperin ia, dipacarin engga dasar cowo," Ketus kaila, ia meninggalkan vikri yang menggaruk pipinya bingung.
Ia tersenyum lalu berlari mengejar kaila yang sudah berada didepannya.
"Yaudah pacaran yuk," Ajak vikri, kaila memukul kepala cowo itu.
"Engga usah bercanda," Marah kaila.
"Serius kok," Kata vikri dengan memelas.
"Engga, lagian kita baru kenal," Kata kaila.
"Yakin baru kenal," Vikri menaik turunkan alisnya sedangkan kaila mengangguk tegas.
"Lu gak kenal gua ta," Kaila berhenti berjalan ia menatap vikri terkejut.
'Darimana dia tau panggilan itu,' Batin kaila.
"Ta lu beneran gak tau gua?" Tanya vikri sekali lagi.
"Lu.....tau dari mana panggilan itu," Gumam vikri.
"Gua dika ta Vikri Andika Lucitta," Jelas vikri, kaila menutup mulutnya kaget ia berlari ke arah vikri lalu memeluknya erat.
"Dasar gendut kemana aja lu, gua kangen tau, ngilang tiba tiba datang tiba tiba kaya jalangkung aja lu," Oceh kaila, vikri terkekeh lalu memeluk kaila erat.
"Gua lagi berjuang buat masa depan kita," Kaila memukul punggung vikri sambil terkekeh.
"Masih sama aja," Gumam kaila.
"Iyahlah kalau sama lu kan emang selalu sama dan gak akan pernah berubah apalagi perasaan gua," Kaila menenggelamkan kepalanya di celuk leher vikri ia sangat malu jika sudah berhubungan dengan vikri, malu karena ia merasa belum cocok dengan lelaki itu.
"Eh btw badan lu udah kurusan ya," Kaila melepas pelukannya lalu menatap vikri dari atas hingga bawah.
"Lumayan juga," Gumam kaila.
"Jangan diliatin mulu nanti suka lho," Kaila menatap sambil tersenyum miring.
"Gak mungkin," Kaila pergi meninggalkan vikri yang masih berdiri diam.
"Yakin nih," Kaila mengangguk tegas.
"KAILA JONITA KAMALA GUA SAYANG LU," Teriak vikri membuat beberapa orang menatapnya, kaila melotot kaget ia menghampiri vikri lalu membekap bibirnya dengan tangannya.
"Astaga masih sama aja sikap lu malu maluin," Gumam kaila sambil menatap ke arah lain banyak yang menatap mereka membuat gadis itu memeluk vikri menyembunyikan mukanya di dada bidang vikri.
"Di......gua malu," Lirih kaila.
"Jadi mau gak jadian sama gua kalau perlu sekarang kita ke rumah mamah terus minta restu buat nikah," Kata vikri lembut.
"Ihhh apaan sih."
"Mau gak, kalau engga gua lepasin nih bia----,"
"Iyah."
"Iyah apa? Mau atau engga."
"Eh pada liatin lu tuh."
"Iyah mau," Lirih kaila.
"Gak kedengeran."
"GUA MAU JADI PACAR LU VIKRI ANDIKA ."
Uuuuuuuuuuuuuuuu
Prok prok prok
Kaila semakin mempererat pelukannya, kaila sangat sangat malu hari ini semua ini gara gara si gendut yang berubah jadi cowo gila.
"Makasih, aku sayang kamu," Gumam vikri sambil membalas pelukan kaila.
"Hmm.....gua gak sayang elu."
"Ehhhhhh."
°°°°°°°
Votment🌹❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Stefanna [END]
RomanceFollow dulu guys Lagi revisi, jadi maaf kalau banyak typo. Gadis dengan masa lalu yang kelam, dan sedih, menemukan keluarga yang harmonis dan hangat, Ia tak menyangka akan dibuang oleh orang tuanya hanya karena masalah yang bukan disebabkan olehny...