08. Scandal

4.5K 622 64
                                    

Selepas kepergian Johnny, Jaehyun mendudukkan dirinya di ruang keluarga dengan wajah masam. Doyoung yang melihatnya sampai berjengit karena wajah Jaehyun benar-benar tidak enak dilihat.

"Sudahlah, Jae. Dia kan pergi untuk mengurus pekerjaannya." Doyoung mendudukkan dirinya di sebelah Jaehyun, tidak berdekatan, mereka sama-sama duduk diujung sofa.

"Ya tapi setidaknya jangan dalam keadaan begini!" Jaehyun masih cemberut, dalam hati dia mengumpati Richard yang datang tiba-tiba, duh celananya sudah membengkak begitu.

Doyoung tidak menanggapi, dia justru meraih remot tv di meja kaca sebelah sofa. Lalu menyalakan layar selebar 42inchi di depan mereka itu.

Entah Doyoung ini sedang dirundung sial atau bagaimana, setelah melihat wajah Jaehyun yang luar biasa masam, kini ia suguhi wajah Johnny yang menjadi pusat keasaman itu.

Untuk kesekian kalinya, Johnny menjadi hot issue yang sedang trending di televisi.

Jaehyun mengernyit membaca tulisan-tulisan yang tertera di layar televisi.

"Irene committed suicide?" Jaehyun mengulang tulisan itu dengan kening penuh kerutan. Ah, Jaehyun ingat siapa perempuan itu.

Yang kemarin mengaku kalau dirinya sedang mengandung anak Johnny, dan kemudian membuat Johnny harus hiatus dari dunia entertainment. Jaehyun menggeram renda. Rasa-rasanya dia ingin sekali melompat kedalam tv lalu meremukkan gadis itu sampai ke tulang belulang.

Tanpa Jaehyun sadari, ekspresinya membuat Doyoung berjengit ngeri di sebelahnya.

"Ya ampun, Jaehyun, kau sudah terlihat seperti psikopat saja!"

🍁🍁🍁

Johnny memandang malas kerumunan wartawan yang langsung menyerbunya begitu ia keluar dari mobil. Richard dan beberapa bodyguard agensinya cepat-cepat melingkupinya, melindungi nya dari para wartawan yang seolah-olah akan menelannya bulat-bulat itu.

Buru-buru mereka masuk kehalaman gedung yang sudah di penuhi oleh mobil petugas penyelamat itu. Sementara wartawan yang jumlahnya luar biasa banyak itu tertinggal di luar pagar. Mereka tidak di izinkan masuk.

Gedung itu adalah gedung agensi yang menaungi Johnny saat ini, itulah mengapa Madam Willis sudah ketar-ketir panik.

"John, astaga! Apa yang sudah kau lakukan pada gadis itu?! Lihat dia sampai tak waras begini!"

Johnny menjauhkan diri dari tangan-tangan Madam Willis yang siap menghujani nya dengan pukulan lagi.

"Aku tidak melakukan apapun!" Johnny beseru nyaring membela diri.

"Dari awalnya dia memang sudah sinting." Richard menyeletuk di belakang.

Johnny mengisyaratkan agar di beri sedikit ruang, ia akan coba bicara dengan Irene agar gadis itu mau turun.

Dengan mikrofon yang ada di mobil petugas penyelamat, Johnny mulai membujuk gadis itu agar mau turun.

"Irene, aku tidak mengerti apa yang kau fikirkan, jadi mau kah kau turun kebawah dan menjelaskan nya padaku?"

Suara-suara bising mulai menghilang, mereka menunggu jawaban Irene. Gadis itu sudah berdiri di tembok pembatas atap dinding. Menatap kebawah dengan ekspresi penuh luka dan kehancuran, matanya berkaca-kaca seperti akan menangis.

"Tidak, John. Kau tidak mengerti, aku hanya ingin kau nikahi, itu saja!" Irene berteriak serak.

Johnny menarik nafas, dalam kepalanya dia bisa mendengar Jaehyun yang mencak-mencak kesal atas jawaban Irene itu. Pasti Jaehyun melihatnya lewat televisi.

Two Weeks: Destiny Line (JOHNJAE FANFICTION)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant