14.🍭Cabai

25.5K 1K 4
                                    


Happy reading 💕

"Maaf, aku baru kesini, Mah." lirih cowok itu yang masih memakai seragam putih abu seraya berjongkok disamping gundukan tanah yang sudah banyak bertabur berbagai macam bunga.

"Aku belum bisa jadi anak yang berguna, semua ini karena dia." sambil mengusap nama yang tertulis diatas batu nisan itu.

"Pasti Mama kecewa, tapi aku belum bisa maafin dia, Mah."

Bayangan itu masih melekat di kepalanya, kejadian beberapa tahun silam yang masih terus teringat lelaki itu

"Pasti Mama bahagia disana bukan? aku cuman bisa berdoa untuk kebaikan, Mama. Aku nggak bisa lama-lama, aku pamit ya, Mah."

🍭

Gadis itu berjalan sendirian di koridor kelas yang terlihat sepi sedangkan murid lain masih sibuk berpikir di dalam kelas sana.

Saat ditengah perjalanan menuju rooftop, tiba-tiba ia dihadang oleh ketiga cewek yang cukup populer di sekolah ini. Vanka pun tau siapa mereka, The Queen yang beranggotakan tiga orang diantaranya Aldena, Sarah dan Luna.

"Stop," cegah gadis yang memakai make up cukup tebal,
Aldena ketua geng mereka.

Aldena, cewek urak-urakan yang suka mencari sensasi di sekolah, asal kalian tau Aledana itu sangat menyukai Razka. Razka si batu es, kenal kan?

"Ada apa ya?" tanya Vanka bingung.

"Lo tau kenapa gue cegat lo?"

"Ya nggak tau lah, gue kan tadi nanya."

"Vanka, nama lo bukan? biji cabai yang berani-beraninya deketin cowok gue!" ucapnya ketus seraya mengelilingi Vanka yang masih bingung dengan cewek dihadapannya.

Vanka menyeringai, "Cabai kata lo? nggak salah nih, mending lo ngaca deh Aldena."

"Bacot lo! intinya lo nggak usah dekat-dekat cowok gue, Vanka."

"Siapa? cowok lo yang mana coba?"

"Malah pura-pura bego lagi lo, ya Razka lah dia cowok gue!"

Vanka terbelakak kaget, bagaimana bisa cewek seperti ini bisa menjadi kekasih Razka? sejak kapan? Vanka tidak pernah mendengar jika Razka sudah mempunyai kekasih. Jika punya pun pasti sudah tersebar luas secara Razka adalah pentolan sekolah.

"Gue nggam salah denger nih? cowok lo? bahkan gue baru tau, kayaknya lo mulai halu deh, Aldena." ucapnya dengan nada meremehkan.

Aura kebencian sudah terpancar dari sorot mata Aldena,  dengan cepat ia menarik rambut Vanka yang membuat sang empu kesakitan atas tindakan Aldena.

"Aw, apa-apaan sih lo!" Vanka berusaha melepaskan tangan Aldena dari rambutnya.

Aldena semakin menjambak kuat rambut Vanka, "Lo yang apa-apaan, Vanka. Beraninya lo deketin Razka!"

"Lo aja bukan ceweknya dia, ngatur-ngatur orang seenaknya."

Kepala Vanka terasa sakit, rambutnya rontok karena Aldena terus menjambaknya. Tanpa sadar cairan bening sudak mendesak untuk keluar. "Nggak usah banyak bacot, gue minta lo buat jauhi dia, Vanka."

"Nggak, lepasin gue minta!"

"Lo makin nantangin gue ya? lo jauhin dia atau mau gue bikin lebih dari ini!"

"Gue nggak mau!" bantahnya cepat.

Plakkk.

Tamparan berhasil lolos dari tangan Aldena ke wajah mulus Vanka, gadis itu semakin terisak dan apa lagi tangannya ditahan oleh kedua kacung Aldena.

RAZKAWhere stories live. Discover now