Lover, Please Stay

51.2K 2.3K 550
                                    

Percuma jika aku memaksa.
Tentu aku ingin kau tetap tinggal.
Setidaknya bertahan bersamaku sedikit lebih lama. 

Kita pernah melalui yang lebih hebat dari ini
dan tetap baik-baik saja.
Tapi siapa aku berhak meminta?
Kau nyatanya memang ingin pergi dari semua yang sudah kita cipta. 

Maka tidak ada yang lain selain doa
semoga kau tetap baik-baik saja.

Pulanglah kapanpun kau mau.
Aku tetap menunggu hari itu.
Hari di mana semua kembali seperti dulu.

Kau dan aku.

****

Ini sudah kedua kalinya dia minta cerai dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Berarti total ia meminta cerai sudah enam beas kali dalam satu dua tahun kami menikah. Gue berkedip beberapa kali sebelum kemudian lamunan gue dibuyarkan oleh pelanggan yang mau memesan.

Cafe kepunyan gue ini tidak cukup besar, seperti halnya cafe-cafe lain. Hanya cafe kecil yang bisa diisi mungkin lima belas sampai dua puluh orang maksimal. Di luar sana ada beberapa kursi kecil gue letakkan sebagai tempat untuk mereka-mereka yang ingin duduk di outdoor sambil dinaungi oleh rindangnya pohon Angsana yang tampaknya sedang berbunga kuning lebat sekali hingga tak jarang sering luruh jika tertiup angin dan masuk di gelas-gelas minuman pesanan orang-orang.

Nyusahin aja.

Gue hanya ditemani oleh satu orang karyawan saja di sini. Dia kebanyakan gue suruh untuk melayani bagian serving saja ke pelanggan dan membersihkan meja yang sudah ditinggalkan. Awalnya gue merasa cukup dengan bantuan satu orang, tapi makin ke sini makin lumayan juga customer baru yang datang hingga pada akhirnya gue harus membuka lowongan pekerjaan.

Pikiran gue mendadak kosong gara-gara sms sialan barusan yang gue terima. Bahkan beberapa kue yang lagi gue buat di dapur saja mendadak jadi terlalu matang hingga tidak lolos quality control untuk gue jual. Pasalnya, kali ini sms itu tampak bukan seperti ancaman yang biasanya. Entah kenapa dia bilang seperti itu di pagi buta seperti tadi. Abis mimpi buruk apa ya? Terakhir dia minta cerai beberapa bulan yang lalu, itu semua cuma gara-gara dia lupa belum bayar kreditan kebaya.

YA TERUS?!

Gak ada hubungannya anjir sama gue tapi kenapa malah ujung-ujungnya minta cerai sama gue?!?! Kenapa gak minta cerai sama tukang kredit kebayanya aja?!

"Permisi.." Tiba-tiba ada suara datang dari bagian tempat pesan.

Dengan cepat gue keluar dari dapur lalu mengelapkan sisa-sisa tepung kue ke apron yang sedang gue pakai, "Ya mbak, mau pesan apa?" tanya gue ramah.

"Anu, mas.. Saya yang tadi mau ngelamar pekerjaan.." Ujarnya.

Gue langsung menelisik dari atas hingga ke bawah, ukuran dada, cup size, ukuran pinggul, dan jenjang kaki, 

"PAS!!"

"Eh? Pas apa mas?"

"Hahaha enggak.. Sini sini duduk dulu di sini. Mau minum apa? Biar saya buatkan dulu."

"Aduh mas gak enak, apa saja terserah masnya."

"Oke-oke."

Gue mengantarkan cewek itu ke salah satu meja di cafe lalu meninggalkannya sebentar untuk membuatkannya sebuah minuman White Chocolate Matcha Iced Latte. Sembari membuatkan, gue sesekali meliriknya. Cewek umur 23 tahun, sedang kuliah di salah satu kampus yang tak jauh dari sini. Kemarin gue sempat melihat instagramnya dan engagement likenya cukup tinggi juga, dari segi promosi sih ini cewek sudah mumpuni banget. Rambutnya lurus tergerai dan menggunakan kaos polos berwarna putih sehingga membuat tubuh bagian atasnya menjual banget dari segi visual.

K U D A S A IWhere stories live. Discover now