DM-6

218 20 0
                                    


"Selamat pagi," Qia sambil mencium pipi bundanya

Sepertinya kejadian kemarin masih berefek sampai sekarang. Qia terus saja mengingatnya

"Pagi juga, ini sarapanmu." jawab sang bunda Irene

Sementara sang ayah hanya mengangguk " sini duduk di dekat ayah, "

"Gak terasa, Qia anak kita udah besar aja, kamu tau dulu kamu itu masih kecil." Kata Irene

Qia yang hanya memperhatikan raut wajah mereka " bunda kenapa sih? Kok pada aneh gitu."

Bunda hanya menggelengkan kepalanya " bunda gak apa-apa, ayo cepat habiskan sarapanmu nanti telat,"

Sudah lah Qia tidak mau memikirkannya. Jadi Qia hanya mengangguk

⚫🔹⚫🔹⚫

"QIAAAA."

Baru saja qia sampai di depan pintu. Qia mendapatkan teiakan melengking itu

"Penyelamat datang gaes!" Jawab Trisno. Dia salah satu anak kelas XI ipa 5

"Kalian kenapa? Kayak di pasar aja teriak-teriak."

"Qi kita lihat contekan tugas lo,"

"Tumben kalian mau ngerjain tugas?"

"Lo lupa? Ini kan pelajarannya bu berta. Si batak,"

"Nih tugas, cepat kerjain sebelum bel masuk."

⚫⬛⚫⬛⚫

"Arta,"

Orang yang di panggil namanya itu menyaut. Ternyata karina kekeasih Arta. Eh ralat mantan kekeasih maksudnya

"Ada apa?"

"Ta, kamu salah paham."

"Salah paham gitu?, udah jelas-jelas gue dengar semuanya gue bukan orang bego yang bisa di bohongin."

"Aku gak mau putus," karina memegang tangan arta

"Terserah apa kata lo deh, gue udah muak tau gak" Arta menghempaskan tangan Karina pergi meninggalkannya di halaman parkir sekolah

●★●●★●

Arta mencari-cari seseorang. Tepat sekali orang yang di carinya berada di pojok kantin

"Hai bro, apa kabar lo." Sapa Steven

"Apaan sih, kayak baru ketemu aja!" Jawab Arta dengan wajah datarnya

"Wes dah, tuh kenapa wajah datar bener kayak tembok." Ujar Gilang

"Pesenin gue bakso mpok Ati sekalian minumnya." Ucap Arta galak

"Pake apa aja nih? Nanti gue salah lagi." Tanya gilang sambil beranjak pergi

"Ya pake bakso lah masa iye pake batu," Ujar Steven

"Hadeh, lo kayak gak tau si arta aja." Jawab Gilang

"Baksonya doang,"

"Pake kuah?"

Arta mulai geram dengan temannya itu. Dia hanya memberi tatapan tajamnya

"Kalem dong Arta, ya udah gue beli dulu."

Sepeninggalnya Gilang. Steven mulai bicara

"Ehem.. ehemm"

"Kenapa lo? Keselek?" Arta bertanya

"Ta, gue denger lo putus? Tanya Steven

"Mmm, udah jangan tanya itu lagi muak gue."

"Gue udah bilangkan?, jangan sampai lo percaya si karina. Lo sih di bilangin ngeyel" Ujar Steven sewot. Bahkan melebihi ibu-ibu arisan

"Lo kayak emak-emak Stev!"

"Kenapa gitu gue?"

"Cerewet."

"Sialan lo!" Gumam Steven

"Taraaaa... baksonya udah datang," Ujar Gilang sambil membawa mampan berisi mangkuk bakso dan es jeruk

" Berisik lo. " Jawab steven

" hadeuh, resiko orang ganteng mah gini, eh btw si Kemal ngajakin balapan tuh orang."

"Gue gak bisa" ucap arta

"Kenapa? Jangan bilang lo sakit hati di selingkuhin si Karina sama si Kemal" Ucap Gilang dan Steven kompak

"Dih lo ikut-ikutan gue mulu." Gilang menunjuk Steven

"Lo kali, yang ikut ucapan gue," Ujar Steven tak mau di salahkan

"Lo tuh."

"Stopp"  Lerai arta memberhentikan pertentangan antar temannya itu "ya enggaklah ngapain juga gue sakit hati. Tapi seriusan gue gak bisa ada acara keluarga,"

"Padahal hadiah nya besar loh ta, lo tau mobil sport yang warna merah nya si kemal itu taruhannya"

"Lihat nanti aja deh."

DIAMKU MENCINTAIMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang