Kenapa tuhan begitu bermain-main dengan takdir yang di berikan kepada Qia. Di sebuah dimensi ruang Qia bertemu dengan sosok Arta. Retina itu menatap sosok lelaki itu sangat lekat seolah dunia berhenti sesat. Ada apa ini? Itu yang selalu ada di pikirannya. Kenapa laki-laki itu ada di depannya. Perkataan orang tua itu tidak benarkan. Dalam sedetik dia tidak bisa mencerna apa yang di katakan nya
"Jadi kita berencana ingin menjodohkan kalian!" Putus seseorang
Ucapan itu begitu sakral menurutnya perkataan itu selalu di pikirannya
"Kami sengaja mempertemukan kalian, karena pada waktu itu pertemuan pertama tidak berhasilkan?" Jelas Kenan "dan Qia om juga sudah bertemu dengan mu saat itu ban mobil om sedang bocor apa kau ingat?" Lanjutnya
Qia hanya menganggukan kepalanya pikirannya bleng. Pada saat pulang sekolah tiba-tiba kedua orang tuanya mengajaknya untuk keluar
Sementara Arta dia juga tidak tau apa yang harus di jawab " pah, sebenernya Arta waktu itu ketemu dengan dia, tapi Arta tidak tau ternyata yang akan dijodohkan dengan Arta adalah Qia" Timpal Arta
Sementara Irene hanya tersenyum " bagaimana apa kalian setuju?"
"Bun tapi Qia masih sekolah?" Ucap Qia
"Kamu tidak usah khawatir, untuk saat ini kalian hanya tunangan. Tapi nanti setelah kalian lulus baru pernikahan akan segera di laksanakan." Ucap Kenan
Qia menatap lekat sang ayah Bagas
"Ayah setuju bila kamu mau. Semua keputusan ada di tangan mu." Ujar Bagas
"Maaf, boleh Rrta bicara dengan Qia sebentar?" Izin Arta
Semua orang mengangguk tanda mengiyakan "silahkan,"
Di sinilah Arta dan Qia berada. Hanya berdua hanya ada kesunyian yang menemani mereka
"Gue gak tau harus bilang apa. Ini semua karena mamah yang minta gue harus nerima perjodohan ini, gue gak mau bikin dia kecewa." Jelas Arta membuka pembicaraan
"Terpaksa?" Tanya Qia
"Gue gak tau, yang jelas ini karena mamah gue gak mau dia kecewa. Dia udah pergi jauh." Ucap Arta "tapi gue membebaskan lo untuk dekat dengan siapa aja, gue juga gak akan ikut campur masalah lo. Begitupun sebaliknya" lanjut Arta dengan keputusannya
Qia mengela nafas "maaf, tapi ini sangat serius perjodohan sesuatu hal yang sangat sakral."
"Gue hanya mau bikin mereka bahagia Qi!" Timpal Arta
Qia mengangguk dia mengerti maksud Arta "baiklah aku akan terima perjodohan ini, aku juga ingin buat ayah dan bunda senang."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMKU MENCINTAIMU
Teen Fiction{ON GOING} Yuk baca, dan tambahkan ke perpustakaan kamu jangan lupa juga untuk tinggalkan jejak dengan kasih vote . . . . Siapakah gerangan dirimu? Begitu mudahnya mencuri hati ini -ALFIANA RIZQIA AZZAHRA-