008

4K 182 2
                                    

Pertemuan itu bukanlah suatu hal yang terencana, semuanya murni kehendak-Nya.
Pertemuan yang bisa saja membuat hati kita hancur dikemudian hari, atau bahkan membuat kita bahagia sebahagianya dikemudian hari.
Kuharap, pertemuan kita akan membahagiakan di akhir cerita hidupku.


***

Saat ini Aisyah sedang berada di supermarket terdekat, ia diajak oleh  Rena tadi pagi untuk berbelanja bulanan yang sekarang sudah bersih tanpa ada apapun di dapurnya.

Rena sengaja mengajak Aisyah untuk berbelanja kali ini. Katanya itung-itung ngajak adeknya jalan-jalan untuk pertama kali, karena semenjak Aisyah ke sini, ia belum pernah mengajaknya jalan-jalan keluar.

Rena membagi tugas dengan Aisyah. Rena bagian berbelanja sayur-sayuran , buah-buahan, dan perdagingan, sedangkan Aisyah berbelanja perbumbuan masak.

Makanya, mereka berpisah tempat sesuai tugasnya. Meskipun mereka satu ruangan di supermarket.

"Syah, kamu bagian belanja perbumbuan buat masak ya. Nanti untuk sayur, buah, sama daging biar Mbak yang belanja. Jadi, kamu langsung ke tempat bumbu, sedangkan Mbak langsung ke tempat sayur," ujar Rena ke Aisyah sambil menyodorkan sepucuk kertas yang ditulis oleh Rena apa saja yang harus di beli olehnya.

"Oh gitu, iya Mbak. Ya sudah kalau begitu Aisyah langsung kesana ya, Mbak. Terus, nanti kita ketemu lagi dimana Mbak?" tanya Aisyah.

"Mmm.. Gini aja, gimana kalau yang sudah beres kita langsung menyusul. Misal kalau kamu yang beres duluan belanjanya maka kamu yang harus menyusul Mbak, pun sebaliknya," jawab Rena yang langsung dijawab 'oh' oleh Aisyah dengan jari tangan yang dibuat menjadi bulat (👌).

Akhirnya, mereka langsung berjalan ke tempatnya masing-masing. Aisyah sudah memasukkan beberapa bumbu yang dipesan ke dalam trolinya.

Setelah hampir semua yang dipesan tersebut beres, Aisyah langsung menuju ke kasir, namun baru beberapa langkah, ia merasa sangat haus karena sudah berkeliling supermarket yang lumayan sangat luas.

Akhirnya Aisyah langsung berjalan ke tempat minuman. Butuh hampir dua menit Aisyah menyelusuri perjalanan untuk ke tempat minuman.

Setelah sampai di tempat minuman, Aisyah langsung membukakan pintu tempat tersimpannya minuman-minuman dingin. Namun, disaat ia mencoba membuka pintu tersebut, ia malah tidak sengaja bersentuhan tangan dengan seseorang.

Tangan lawannya yang kekar tapi lembut sontak membuat Aisyah membulatkan matanya. Ia mendongakkan kepalanya ke arah sang pemilik tangan itu.

Betapa terkejutnya Aisyah ketika melihat orang yang berada di sampingnya adalah seorang lelaki, karena dalam hidupnya ia tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis kecuali mahromnya. Mata Aisyah dan mata pria itu sempat bertemu meski hanya sebentar.

Astagaaa, ternyata dia seorang cewek muslimah? Kenapa wajahnya ditutup seperti itu? Kenapa dengan wajahnya? Tapi kalau dilihat dari matanya dia sepertinya seorang cewek yang perfect, lihat saja matanya yang bulat besar, bulu matanya yang panjang dan lentik, dan lensa matanya yang berwarna hazel, beautiful so much. Ni jantung juga kenapa deg-degan, batin cowok tadi.

Yaa Allaah kenapa ini, kenapa jantungku berdegup kencang, sorot matanya yang begitu menenang- batin Aisyah, sebelum ia beres bergumam di dalam hatinya ia langsung tersadar dengan deheman seseorang yang sontak membuat Aisyah melepaskan tangannya yang sempat bersentuhan dengan pria tadi.

"Ekhem, ternyata kamu disini, Syah. Mbak nyariin kamu kemana-mana tadi, eh malah disini."

"Eh, anu... Mbak.. Ta-tadi.. I-syah haus dan berniat untuk membeli minuman, namun ternyata malah barengan dengan cowok in- loh kok nggak ada?" jawabnya gugup, karena takut jika Mbaknya ini berfikir yang tidak-tidak, dan ternyata ketika berbalik arah pria tadi sudah melesat jauh meninggalkan mereka.

Aisyah ✔ (End) Where stories live. Discover now