025

3.3K 168 2
                                    

^^
Akhirnya kita dipertemukan kembali dengan cara yang baik.
Dulu, sempat terpikir bahwa kita tidak akan pernah bertemu lagi.
Namun ternyata, takdir mempertemukan kita kembali.

***

"Wa'alaikumussalam," jawab Aisyah dengan lirih.

Apakah benar yang dilihat Aisyah ini? Ia terkejut sekaligus, entahlah, Aisyah tidak bisa mendeskripsikan perasaannya.

"Bang, dia," ujar Aisyah, yang tidak bisa melanjutkan perkataannya.

"Oh dia," jawab Faishal menggantung sambil menujuk laki-laki yang memberi salamnya tadi. "Dia Arfan Maulana, adik dari istri abang," lanjut Faishal.

"Arfan ..." beo Aisyah lirih.

Laki-laki yang diketahui namanya Arfan, ia hanya bisa berdiri dengan kikuk. Bingung, itulah satu kata yang ada dipikiran Arfan.

"Assalamu'alaikum, Aisyah," ucap Arfan canggung, membuat Faishal melongo. Sedangkan Aisyah sendiri, ia kaget, berarti diaa, batin Aisyah.

"Wa'alaikumussalam, Kak Max," jawab Aisyah yang membuat Faishal tambah melongo.

"Loh, kok.. Kalian--" tanya Faishal terbata-bata karena bingung.

"Bentar, jika dia Kak Max, berarti Mbak Humaira adalah--" ujar Aisyah terpotong oleh seseorang.

"Kak Nai," jawab Humaira santai, membuat Aisyah terpekik kaget.

"Maa syaa Allaah, jadi selama ini yang menjadi istri Bang Faishal, yang bernama Humaira itu adalah Kak Naira?" tanya Aisyah heboh.

"Iya, Syah. Ini, Kak Nai," jawab Humaira alias Naira.

"Yaa Allaah, Kak, Aisyah rindu. Pantesan aja, waktu kakak ngenalin diri kakak, Aisyah agak nggk asing sama suaranya, dan ternyata benar dugaan Aisyah. Yaa Allah Kak, Alhamdulillaah, Maa syaa Allaah," cerocos Aisyah sambil memeluk Naira erat, hingga melupakan dua orang laki-laki di depannya.

"Bentar-bentar, ini jadi Abang yang bingung. Aisyah, kamu kenal sama Naira dan Maxilliam?" tanya Faishal, yang dari tadi menatap dua wanita bercadar tersebut.

"Yaa Allaah, Bang. Kenapa nggk bilang, ini Kak Nai sih?" tanya Aisyah kesal.

"Soalnya emang sekarang namanya Humaira," jawab Faishal polos. "Tapi kenapa kamu kenal sama Humaira dan Arfan? Bahkan nama masa lalunya?" sambung Faishal.

"Dia ini Kakak Aisyah di Francisco, selain Mbak Rena" jawab Aisyah.

"Kakak?" beo Faishal.

"Iya, Aisyah pertama kenal dengan seseorang di Francisco ya sama Kak Nai," jelas Aisyah.

"Iya, Mas. Mas ingat? Saat aku ngasih tahu kamu bahwa ketika di Francisco ada seorang perempuan yang membuat Nai kenal Islam, walaupun waktu itu Nai belum masuk islam. Perempuan itu juga yang membuat Arfan atau Maxilliam menjadi Frus-ta-si?" jelas Naira dengan menekan kata 'Frustasi' membuat Faishal mengangguk. Sedangkan Maxilliam menjadi salting.

"Nah, perempuan itu adalah Aisyah, Mas," ujar Naira kembali membuat Aisyah dan Faishal Kaget.

"Frustasi?" beo Aisyah yang mendengar kata frustasi.

"Khem," dehem Maxilliam menghilangkan kegugupan.

"Apa sih, kak? Siapa juga yang frustasi?" tanya Maxilliam ketus, tapi pipinya terdapat semburat merah karena malu.

"Oh, jadi wanita yang Arfan sukai waktu itu adalah Aisyah sepupu Abang sendiri toh," goda Faishal, membuat Aisyah dan Maxilliam salah tingkah.

"Mmm.. Alhamdulillaah, Kak Nai sama Kak.. Max sudah berhijrah dan masuk islam. Aisyah seneng dengernya," ujar Aisyah mengalihkan pembicaraan.

Aisyah ✔ (End) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt