3. Terkejut

5.1K 205 0
                                    

Menikah muda itu bukan sesuatu hal buruk. Tapi sesuatu yang baik apa bila mereka telah siap lahir dan batin

Suasana pagi sangat dingin, airnya juga seperti air yang baru dikeluarkan dari lemari es. berbeda sekali jika dijakarta yang tidak sedingin ini tapi malah terasa panas.

Jam sudah menunjukkan pukul 06:30 ilham sudah siap untuk berangkat kerumah sakit, jaraknya dari tempat kediamannya tidak terlalu jauh.

"ayuk sarapan ham" panggil pak aziz pada, alif menghampiri  mereka dan bergabung dimeja makan . Ibu ani memberikan piring pada ilham dan pak aziz.

"wah, ada rendang. Lebaran masih lama, berarti bentar lagi ada yang  pesta yah dek" tanya sibapak pada istrinya.

"iya mas, bentar lagi bakal ada pesta."

"pesta siapa dek?" ibu ani  tersenyum dan melirik ilham sambil menaik-naikkan matanya seolah menunjukkan ilham.

"ilham dek"

"iya pak"

Pak aziz sangat girang mendengarnya "jadi kamu bentar lagi nikah ilham?"

Ilham yang mendengar pertanyaan itu hampir tersedak. "kenapa jadi saya bunda" tanya ilham heran dengan tuduhan bu ani.

"karena rendang ini" jawab siibu dengan santai dan tersenyum sambil menunjuk rendang.

"trus hubungannya denganku apa bunda ?"

"ini dari asri, tadi pagi buta datang kesini bawa rendang. Katanya ini makanan kesukaanmu. Bahkan ibu disuruh untuk memastikan nak ilham  memakannya ".

Pak aziz tersenyum mendengar penuturan istrinya "sepertinya ilham akan menikah dengan orang kampung kita dek"

"iya mas, aku lihat dokter asri sepertinya suka sama  nak ilham. Kalian juga terlihat serasi".

Ilham hanya mendengus, dan sedikit kecewa mendengar penuturan ibu ani. " ahh bunda bisa aja, doa akan aja biar dapat jodoh yang terbaik bun"

"apa kamu tidak ada rasa sama asri? " tanya sibapak, dan ilham hanya meganggupkan kepalanya. Tanda membenarkan pertanyaan sibapak.

"sayang sekali" kata siibu "pada hal bunda  ingin nak ilham menikah dengan orang sini"

"kan masih banyak perempuan disini, dek. Mungkin diantara mereka salah satu calon istri ilham, secara gitu yang suka sama nak ilham banyak mas lihat dek" kata pak aziz sambil tersenyum melihat ilham dan ilham hanya dapat membalas jawaban pak aziz dengan senyuman.

Ibu ani tiba-tiba ketawa karena teringat sesuatu "nak ilham, dulu ada salah satu putri bunda ngebet kali punya suami dokter"

"ohh ya bunda, jadi sekarang..." tanya ilham dengan senyum mengembang mendengar penuturan bu ani.

"sudah menikah dan gagal mendapatkan suami dokter" jawab sibapak memotong pertanyaan ilham.

"kalo sarah belum menikah, mungkin dia bakal kejar-kejar kamu ilham" kata siibu yg masih tersenyum.

Ilham hanya bisa tersenyum mendengar, tadi ia sempat mengira akan ada harapan padanya. Tapi sepertinya tidak, karena sibapak dan ibu tidak pernah membahas putri bungsunya padanya. malah pak aziz dan ibu ani sering menjodoh-jodohkannya pada  pada orang lain bukan pada putrinya.

~~~~

Hal yang ditunggu-tunggu dan atau bisa dikatakan hal yang dihendari para mahasiswa telah tiba ujian akhir semester.

"gua yakin, pasti gua akan dapat ip cumlaude semeter ini" kata putra dengan percaya diri.

"kenapa lo seyakin itu" tanya putri sedikit kesal dengan tingkah putra.

" percayalah deh put, sama calon imammu ini"

"wihh kepedean, amit-amit gua sama lo"

"kenyataannya memang benar"

"kenyataan dari mana, dari hongkong"

"pecayalah sama gua putri"

"hei lo itu, kalo mau goda cewek jangan gua. Karena gombalan lo itu gak mampan sama gua".

"gua gak pernah gombal sama lo, malah gua selalu serius" jawab putra dengan nada tegas

"hei kalian bisa gak, sekaliiiii saja gak ribut" kata zahra sudah bosan dengan tingkah mereka

"tah, putra ini selalu cari gara-gara"

"put, gua gak pernah cari gara-gara, karena gua yakin tidak ada namanya kebetulan. Coba lo pikir, nama kita putra putri, satu universitas, fakultas sama dan jurusan sama. Itu berarti lo memang jodoh gua" kata putra dengan sangat percaya diri, membuat zahra dan putri beserta orang masih dikelas hanya bisa melongo mendengar penuturan putra.

"ihhh ogah" kata putri

"awas temakan kata put" kata ayu yang dari kursi paling belakang yang menyimak percekcokan teman sekelasnya sejak awal.

"lama-lama ane pusing lihat kalian" kata zahra yang hendak keluar dari kelas.

"ehhh, mau kemana za" tanya putri karena melihat zahra hendak pergi dan meninggalkannya.

"mau kekafe didepan gerbang tiga, ane uda ditungguin umi fatimah"

"ohhh kalo uda selesai kabari ane yah, biar bareng pulang ya"

"oke, Assalamualaikum"

"walaikumussalam"

Fakultas pendidikan lebih dekat dengan gerbang tiga, dan didepannya ada sebuah kafe. Yang sering jadi tempat nongkrong para mahasiswa karena selain harga yang bersahabat tapi makanannya juga enak dan  wifi juga sangat lancar. Hingga menjadi tempat favorit para mahasiswa.

"Assalamualaikum umi" salam zahra sambil mencium tangan umi fatimah yang merupakan Murobbinya.

"walaikumussalam adinda" jawab umi fatimah terdengar sangat lembut.

Zahra sedikit gugup karena baru kali ini umi fatimah meminta bertemu dengannya secara pribadi dan empat mata, dan zahra tidak tahu menahu soal pertemuan ini.

"zahra uda selesai ujian?"

"tinggal beberapa mata kuliah lagi umi"

"jadi kapan balek kampung?"

"hari sabtu mi"

"ohh, naik apa zahra"

" naik bus mi" sesaat diantara mereka terjadi keheningan, zahra bigung untuk menemukan topik pembicaraan. Karena umi fatimah sedikit terlihat aneh hari ini, hingga umi fatimah kembali memulai percakapan.

"zahra umi boleh bertanya?"

"boleh umi"

"menurut adinda zahra menikah muda itu kayak mana?"

Zahra sedikit terkejut dengan pertanyaan umi fatimah.

"yah menurut zahra , menikah muda itu bukan sesuatu hal buruk. Tapi sesuatu yang baik apa bila mereka telah siap lahir dan batin umi"

"hmmmm sesuatu yang baik" kata umi fatimah dan mengulang jawaban zahra "zahra ada niat nikah muda?" tanya umi fatimah

Zahra sedikit terkejut dengan pertanyaan itu dan menjawab sedikit gugup "kalo ada yang khitbah zahra orangnya sholeh dan satu misi dengan zahra, zahra mau mi"

"ohhh, gini zahra sebenarnya maksud umi ngajak adinda ketemuan karena umi ingin menyampaikan sesuatu"

Zahra mengerutkan keningnya, ketika mendengar penuturan umi fatimah sambil mengeluarkan map merah dan memberikan kepadanya.

"apa ini umi"

"buka aja, kalo kamu ragu. sholat istikharah dulu"

Zahra pun membuka map merah itu dan betapa terkejutnya zahra melihatnya. Matanya membulat seolah tidak percaya detak jantungnya sangat kencang dan ia merasa seolah kupu-kupu berterbangan dari dadanya ketika ia membaca Biodata Ta'aruf  Abdul Hafiz



Alhamdulillah selesai juga part ini







Salah Paham Menggantarkanku KepelaminanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora