9. Memcoba Mencintai

5K 221 3
                                    

" tadi kalian kemana"

"tadi kami jalan-jalan kepantai ayah"

Pak aziz tersenyum dan mengelus kepala zahra yang masih tertutup kerudung.

"cobalah buka hatimu nak, ilham itu orang yang sangat baik. Bapak sangat yakin dia sangat menyayangi zahra, walau dia baru kenal kamu nak"

Mata zahra berkaca-kaca "susah ayah"

"itu karena zahra belum coba, nak jangan tutup hatimu nak. Ilaham sekarang suami kamu dan surgamu sekarang ada sama dia".

"iya ayah"

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Zahra tidak henti-hentinya mengucapkan istigfar, dia merasa sangat berdosa kepada suaminya. Zahra sedikitpun belum bisa melupakan rasa cintanya pada hafiz, zahra tahu seharusnya dia tidak boleh seperti ini apa lagi sekarang dia berstatus istri ilham.

Zahra memasuki kamar mereka berdua dengan perasaan sangat marasa bersalah pada suaminya, zahra duduk ditepi ranjang dan melihat ilham yang masih duduk dengan benda kotak yang terlihat serius sedang mengetik.

"mas"

Ilham yang mendengar suara zahra seketika tangannya berhenti mengetik, untuk pertama kali zahra duluan membuka suara dan memanggilnya. Ilham melihat istri tercintanya dengan tatapan lembut.

"iya dek"

"mas zahra minta maaf"

Ilham mengerutkan keningnya, bigung kenapa zahra tiba-tiba minta maaf.

Zahra menatap ilham " zahra minta maaf, selama ini zahra belum bisa menjadi istri yang baik sama mas" mata zahra berkaca-kaca.

Ilham bangkit dan duduk disamping zahra dan menghapus air mata istrinya.

"adek gak salah sama mas" kata ilham mencoba menghibur zahra

"gak mas, zahra sering cuekin mas."

" semua apa yang adek lakukan mas makhlumi dek, mas tahu. Adek belum siap menikah, apa lagi mengingat umur adek masih muda eh tiba-tiba dipaksa nikah apa lagi sama orang yang gak dikenal"

Zahra semakin bersalah mendengar itu, ilham salah mengartikan sikap zahra menganggap bahwa dia belum siap menikah muda. Pada hal sebaliknya zahra memimpikan nikah muda dengan orang yang dicintai karena keimanan, ketika zahra merasa telah menemukan pria tersebut tapi takdir berkata lain bukan dengan hafiz melainkan  dengan ilham.

Zahra terisak dan menyenderkan kepalanya pada bahu ilham, ilham tersenyum dan sangat senang rasanya seperti ada kupu-kupu berterbangan dari dada ilham. Ilham menghapus air mata zahra sambil mengelus kepala zahra yang masih mamakai kerudung, sampai sekarang zahra belum pernah membuka kerudungnya didepan ilham.

"sudah dek, jangan nangis lagi"

Zahra menatap ilham "mas gak marah sama zahra"

"kenapa mas harus marah sama zahra"

"karna sikap zahra sama mas"

"untuk apa mas marah, malah mas gemas lihat tingkah zahra"

"ihhh mas" zahra mencubit pinggang ilham

"aww sakit dek" ilham mengelus pinggangnya bekas cubitan zahra, yang rasanya nyetyutan.

Zahra merasa bersalah dan menundukkan kepalanya "maaf mas"

Ilham tersenyum merasa gemas melihat zahra. "gak papa sayang"

Pipi zahra bersemu merah mendengar kata sayang, melihat itu ilham semakin gemas dengan istrinya.

Ilham mengangkat dagu istrinya dan memegang tangannya "dek, mas tahu. Kalo adek belum terbiasa sama mas. Tapi harap ini tidak menjadi penghalang untuk kita. Zahra izinkan mas untuk menjadi suami yang baik dirumah tangga kita. Zahra maukan mulai sekarang mulai membukakan hati adek sama mas."

Zahra hanya mengangguk kepalanya, melihat jawaban zahra ilham memeluk istrinya. Dan mencium pucut kepala istrinya, ilham merasa sangatkan bahagia yang tak terkira.

Bersambung.

Salah Paham Menggantarkanku KepelaminanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang