CHAPTER 34

64 5 0
                                    

TRUTH : JINSIL

Brak! Terdengar suara pintu di dobrak dari luar. "Dimana Yoon-na?!" Tanya Yeongji, suaranya terdengar emosi.

Yoon-na yang kala itu sedang tidur pun terbangun karena mendengar suara ribut-ribut dari luar. Ia pun hendak membuka pintunya ketika ayahnya langsung datang menerobos masuk ke kamarnya. Segera ia pun bersujud di depan ayahnya. "Maafkan aku ayah," Sesalnya. Terlihat jelas jika ayahnya itu sangat murka dengannya.

"Maaf? Apa cuma kata itu yang bisa kau katakan? Kau tahu jeoha sangat marah ketika kau pergi, bagaimana bisa kau melakukannya, ketika mereka begitu mempercayaimu? Apa kau sengaja mempermalukanku di depannya, ku pikir selama ini aku sudah cukup mengajarimu sopan santun, namun lihat apa yang kau lakukan?"

"Ayah aku tak ingin tinggal di istana, maafkan aku karena membuatmu kecewa dan tidak mengatakannya terlebih dahulu denganmu," Katanya jujur. Ia tahu ayahnya akan marah. Namun kali ini ia tidak ingin memaksakan dirinya lagi.

"Apa sebenarnya yang membuatmu ingin pergi dari istana?" Tanya Yeongji merasa heran.

Yoon-na pun menegakkan tubuhnya. "Ayah, tidak ada yang menyukaiku di istana, lalu bagaimana aku bisa menjalaninya? Apa kau tega melihatku menderita?"

"Bahkan jika kau harus menderita bukannya kau harus bertahan? Aku tak mau tahu dan tak mau dengar lagi kau kabur dari istana! Sekarang kembalilah kle istana!" Suruhnya. "Bawa dia!" Paksanya.

Para pengawalnya pun menarik paksa tangan Yoon-na. Sekuat tenaga Yoon-na pun melepaskan dirinya dari genggaman kedua pengawal itu. "Tidak ayah! Aku tidak mau!" Tolaknya. Ia pun memberanikan diri mendekat ke ayahnya. "Kenapa kau harus menyiksaku seperti ini ayah? Sampai kapan kau akan melakukan hal sekejam ini kepadaku? Benarkah kau ayahku? Kenapa kau memperlakukanku seperti aku ini orang lain bagimu? Katakan sebenarnya ayah siapa aku sebenarnya?" Pintanya seraya mengayun-ayunkan lengan ayahnya.

Yeongji dengan tega mengibaskan tangannya. "Jika aku bukan ayahmu, kenapa aku masih mengijinkanmu tinggal di sini? Itu yang kau anggap menyiksamu? Aku bisa saja membuangmu, tapi kenapa aku masih tetap membiarkanmu tinggal di sini? Jadi kau masih mengganggap aku ini bukan ayahmu?"

"Bukankah itu karena kau hanya ingin memanfaatkanku?" Ujarnya dengan bibir gemetar.

"Kau!" Yeongji ingin menampar gadis di hadapannya itu, tapi ia mengurungkan niatnya. "Cepat bawa dia, tak peduli bagaimana dia menolaknya," Suruhnya tanpa ampun.

"Ayah!" Yoon-na masih tetap memberontak Byun Shik pun terpaksa menotok punggungnya. Yoon-na pun pingsan seketika.

Setelah Yeongji membawa pergi Yoon-na, Yoori yang melihat kejadian itu pun segera melaporkannya kepada majikannya.

"Apa? Sungguh benar-benar kejam orang itu! Bagaimana bisa ia memperlakuaknnya seperti itu? Bagaimana jadinya kalau dia tahu sebenarnya gadi yang ia rawat sebenarnya adalah orang yang selama ini ingin di singkirkannya," Ujar Seonji geram setelah mendapat laporan dari Yoori. "Saat ini kita jangan bertindak apapun dulu Yoori-ya, selama Min Yeong baik-baik saja tidak perlu ada yang di khawatirkan. Pria itu, tanpa dia tahu saat ini dia sedang menggali kuburannya sendiri,"

"Baik Yang Mulia," Yoori pun memberikan sup bubur padanya. "Makanlah Yang Mulia, anda harus benar-benar sehat," Pintanya.

Seonji pun mengambil mangkuk sup itu dan memakannya perlahan.

"Maaf Yang Mulia, jika saya lancang menanyakan hal ini padamu. Sejak kapan anda memulihkan kembali ingantanmu?" Tanyanya penasaran. Melihat keadaan ratu yang nampaknya baik-baik saja, berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya.

Mendengar pertanyaannya, Seonji pun meletakkan sendoknya ke mangkuknya. "Sebenarnya aku tidak gila Yoori-ya, dari awal kasim Park membawaku ke sini aku baik-baik saja, untung saja kasim Park tidak telat membawa penawar racunnya padaku. Jika tidak, mungkin aku tidak akan pernah bisa melihat putraku lagi, meskipun aku tak bisa lagi melihat putraku Yong Ji, tapi setidaknya aku masih bisa melihat Jun Ki dan Jun Ah.."

"Lalu kenapa anda menyembunyikan identitas anda di depan nona Min Yeong? Dia adalah gadis yang baik Yang Mulia,"

"Saat ini dia masih lupa ingatan Yoori, jika aku membuka identitasku sebenarnya aku takut aku bisa membahayakan hidupnya karena dia masih di kendalikan pria jahat itu," Jelasnya.

"Tapi anda tinggal di rumahnya Yang Mulia, bukankah itu sama saja dengan bunuh diri?" Tanya Yoori sedikit khawatir.

"Itu kenapa kasim Park membawaku ke sini, karena inilah satu-satunya tempat yang aman yang bisa melindungiku, karena Yeongji takkan menduganya"

Mendengar penjelasannya Yoori pun akhirnya paham. Demi menyelamatkan dirinya dan orang-orang yang di cintainya Seonji harus sedikit menyiksa dirinya sendiri dengan terkurung di suatu tempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

***

Setelah beberapa saat Yoon-na pun sadarkan diri, ia menyadari dirinya berada di kamar istananya. Ia pun menoleh ke sisi kiri ranjangnya. Di lihatnya putra mahkota tengah berdiri memunggunginya. Dengan cepat Yoon-na pun menegakkan tubuhnya.

"Putra mahkota, maafkan kesalahanku, aku bersedia mendapatkan hukuman darimu," Sesalnya sembari menundukkan kepalanya.

Jun Ki membalikkan tubuhnya ke arahnya. Di tatapnya wanita yang diam-diam di cintainya itu. ingin sekali ia memarahinya, namun benar-benar ia tidak bisa memarahinya bahkan sebaliknya ia begitu sangat merindukannya. "Seharusnya aku menghukummu, tapi ayahmu berlutut memohon agar aku mengampunimu jadi aku tak bisa menghukummu. Tapi jika hal ini terulang lagi, aku takkan membiarkanmu lolos begitu saja" Ujarnya dingin. Bukan, sebenarnya bukan itu yang ia ingin katakan namun ia harus menahan dirinya sendiri. 'Bagaimana bisa aku mencintai wanita sepertimu?' Gumamnya bingung dengan dirinya sendiri. Tapi semakin ia menatap wanita di hadapannya itu, ia semakin ingin memeluknya. Akhirnya dengan berat hati Jun Ki pun memutuskan pergi dari hadapannya.

"Terima kasih jeoha atas kebaikanmu," Ucap yoon-na. Nampaknya Yoon-na melihat suatu kecemasan di mata putra mahkota tadi. 'Kenapa jeoha tak membahas tentang Jun Ah? Apa dia belum tahu tentangnya?' Pikirnya heran.

Yeongji pun berjalan mendekati putrinya yang tengah menatapnya. "Apakah kau berhasil mengambil kertas yang ku minta?" Tanyanya kemudian.

Yoon-na pun mengingat kertas yang di ambilnya waktu itu. "Maaf ayah, aku belum berhasil mengambilnya," Ujarnya berbohong.

"Benar, aku memang tak bisa mengandalkanmu," Yeongji pun mengibaskan lengannya dan pergi dari hadapannya.

'Maafkan aku ayah aku harus membohongimu, aku tidak bisa memberikan bukti itu kepadamu'  Sesalnya.

"Ketika Jeoha pergi besok kau harus diam-diam menyelinap ke ruangannya" Suruh Yeonji kepada penjaganya dengan memelankan suaranya.

"Baik tuan," Penjaganya pun mengikutinya dari belakang.

***

"Kali ini aku tidak ingin kau gagal lagi melakukan tugasmu, setelah ada kesempatan kau harus segera menyingkirkannya. Besok aku akan mengusulkanmu untuk menjadi pengawal putra mahkota, maka dengan begitu ia takkan mencurigaimu. Agar Yoon-na juga tak mencurigaimu kau harus merubah penampilanmu," Suruh Min Yeong palsu kepada anak buahnya. Yang tidak lain adalah seorang pria yang dulu pernah hampir membunuh Yoon-na.

"Baik nona" Jawabnya sembari memberi hormat. Min Yeong pun meberi dua lembar daun emas miliknya.



Sun & Star JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang