1. EDELWEISS

240 22 51
                                    

Edelweiss...
Hope and love that will never wither

-Afra Abel Alterio-

*****

SMA Semesta Bangsa , merupakan sekolah terbaik di kota Semarang ini sedang mengadakan upacara penerimaan siswa baru. Seorang gadis berambut gelap dengan permata coklatnya menghela napasnya mengeluh kesal dengan upacara yang diadakan. Zeline nama gadis itu, seorang siswi yang baru saja memasuki sekolah ini. Permata gadis ini memandang bosan Kepala sekolah yang sedari tadi berpidato, tapi pandangannya berubah menuju ke siswi yang baru saja mencoleknya pundaknya.

"Hai." Ucap Siswi itu sambil berbisik pelan.

Zeline mengangguk dan tersenyum menjawab ucapan siswi itu.

"Namaku Nila Dewanda, panggil saja Nila dan kamu ?" Ucap Siswi itu sambil tersenyum.

"Zeline." Ucap Zeline datar.

"Senang berkenalan denganmu Zeline." Ucap Nila sambil tersenyum manis.

Zeline mengangguk pelan menjawab pertanyaan Nila. Permata kecoklatan miliknya beralih lagi menuju kearah panggung kecil yang saat ini terdapat seseorang siswi yang sedang berpidato.

"Perkenalkan aku Diana , aku Ketua Osis disini, aku dan teman - temanku akan membimbing adik - adik sekalian selama masa orientasi siswa berlangsung." Ucap Siswi itu.

Zeline menghela napasnya menatap bosan Ketua Osis yang sekaligus Kakak sepupunya menutup upacara penerimaan siswa baru ini. Siswa dan siswi disana baik itu kelas 10 , 11 maupun kelas 12 semuanya kembali ke kelas mereka masing - masing.

****

Zeline melangkahkan kakinya dengan malas menuju ke kelasnya. 10 IPA 1 itulah nama kelasnya, dengan langkah yang pelan dan kepala menunduk melihat langkah kakinya. Tanpa sadar seseorang menabraknya, Zeline langsung mengangkat kepalanya dan menatap orang itu.

"Maaf." Ucap orang itu.

Zeline melirik bet kelas yang terpasang di lengan kiri orang itu serta melirik pin nama orang yang bertabrakan dengannya dan berkata,"Harusnya aku yang meminta maaf , Kak Afra ."

Orang yang bernama Afra menatap Zeline dengan pandangan bingung. "Bagaimana kau bisa tahu namaku ?" Tanyanya.

Zeline menunjuk pin nama Afra dengan jari telunjuknya dan Afra mengangguk mengerti.

"Tidak, aku harusnya yang meminta maaf karena aku yang menabrakmu dulu." Ucap Afra.

Zeline menggeleng dan berkata, " Kakak tak perlu minta maaf karena ini juga salahku jalan sambil menunduk."

Afra tersenyum dan mengambil sebuah pembatas buku yang ada dikantung baju seragam putih abu - abunya. "Aku yang menabrakmu dan kenapa kau minta maaf , ah sudahlah terima ini." Ucap Afra memberikan pembatas buku bergambar bunga dan ditaruhnya ditangan Zeline.

"Terima itu sebagai permintaan maaf dan aku tidak terima penolakan." Ucap Afra lalu berlari meninggalkan Zeline.

Zeline terdiam menatap tangannya yang terdapat pembatas buku pemberian Kakak kelasnya yang baru saja ia kenal. "Bunga Edelweiss ?" Gumamnya bingung.

My Love SketchWhere stories live. Discover now