10. Membantu

70 14 58
                                    

Aku akan membantumu, apapun caranya itu dan meskipun kau menolakku aku akan tetap membantumu

-Afra Abel Alterio-

....

"Ah iya, tunggu bagaimana Kakak bisa tahu?" Tanya Zeline terkejut.

"Putih." Ucap Afra membuat Zeline terdiam terkejut.

"Ini aku Edel." Ucap Afra.

Zeline terdiam terkejut mendengar ucapan Kakak kelasnya di hadapannya. Bola matanya membola mendengar ucapan Afra itu, ia setengah tak percaya dengan ucapan tersebut. "Tidak mungkin." Ucap Zeline tak percaya dengan ucapan Afra sebelumnya.

"Putih, kau tidak percaya kalau ini aku." Ucap Afra.

"Seingatku mata milik Edel itu coklat atau hitam bukan biru." Ucap Zeline.

Afra terdiam mendengar ucapan Zeline. "Saat aku kecil aku pernah dibuli karena mataku dan orang tuaku selalu memasangkan lensa kontak padaku agar aku bisa bergaul dengan anak-anak sebayaku. Tapi setelah aku dimasukan ke sekolah internasional saat SMP, aku mulai melepas lensa kontakku karena banyak temanku yang memiliki mata sepertiku." Jelas Afra kepada Zeline.

"Aku masih tak percaya." Ucap Zeline menatap tajam Afra.

"Apa yang membuatmu bisa percaya padaku, Putih?" Tanya Afra.

Zeline terdiam berpikir sejenak dengan ucapan yang dilintarkan Afra kepadanya. "Jika kau Edel, pasti kau tahu barang apa yang aku beri saat pertemuan terakhir kita kan?" Ucap Zeline.

"Sebuah buku yang isinya tulisanmu tentang keseharian kita berdua dulu dari awal kita bertemu hingga dilembar terakhir tertulis permintaan maafmu karena telah pergi meninggalkanku karena kau ikut dengan orang tuamu, benarkan?" Tanya Afra kepada Zeline.

Zeline menatap Afra masih dengan tatapan tak percaya dan terkejut karena laki-laki di depannya ini benar menjawab pertanyaan yang ia lontarkan untuknya. Tanpa sadar air matanya menetes, keluar begitu saja dari permata kecoklatan miliknya. Afra yang melihat air mata keluar dari permata indah milik gadis di depannya ini, langsung mengeluarkan sapu tangannya dari kantung jas hitam miliknya.

Disekanya air mata yang mengalir dipipi Zeline dengan lembut. "Jangan menangis." Ucap Afra tersenyum lembut.

"Aku tak suka bila kau menangis." Ucapnya tersenyum lembut sambil menghapus air mata gadis didepannya itu.

"Akhirnya aku menemukanmu, Edel." Ucap Zeline tersenyum manis.

Afra membalas senyum manis Zeline dan berkata, "bukan kau yang menemukanku, tapi kita berdua memang sudah harus ditakdirkan tuk bertemu."

....


Zeline tersenyum senang melihat langit malam yang penuh bintang saat ini. Permatanya melirik ke arah laki-laki yang duduk disampingnya ini. Jemari lentiknya menyentuh jemari milik laki-laki disampingnya dan membuat laki-laki berjas hitam itu meliriknya lalu tersenyum. "Ada apa?" Tanya Afra nama laki-laki itu bingung.

"Anu..karena kita sudah tahu nama kita masing-masing bagaimana kalau aku tetap memanggilmu Kak Afra?" Tanya Zeline takut-takut.

Afra menggeleng dan berkata," Aku lebih suka kau menyebutku dengan Edel."

My Love SketchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang