19. Lamaran

46 7 33
                                    

Jika nanti peristiwa itu tidak terjadi sesuai harapanmu, maka kau tetap harus mensyukuri saja. Karena aku yakin Tuhan memiliki rencana baik untukmu

-Afra-


....


Hari Minggu pagi dikota Semarang, Dion serta Afra sudah berada di depan rumah Zeline bersama dengan Nila serta Phoenix dan Auris. Rencana nya dihari ini mereka akan pergi menuju ke Dieng, menginap di sebuah vila milik Auris dan Phoenix disana.

Zeline membawa sebuah tas jinjing besar menuju ke mobil. Afra yang melihat hal itu sontak langsung membantunya, tapi Dion lebih cepat mengambil tas itu dari tangan Zeline.
"Cewek tuh gak boleh bawa barang berat." Ucap Dion lalu berjalan sambil membawa tas Zeline menuju ke mobil.

Zeline tersenyum melihat tingkah sahabatnya. Namun berbeda dengan Afra yang sedikit kesal dengan tingkah Dion. Zeline berjalan menuju ke arah mobil dan terkejut melihat Phoenix, kekasih dari Kakak sepupu Afra ini sudah berada di kursi pengemudi. "Loh, Kak Phoenix? Bukannya Kak Phoenix di Magelang?" Tanya Zeline.

"Aku sudah pulang kemarin lusa, aku juga sudah lulus dari sana jadi ngapain lagi aku kesana." Ucap Phoenix.

"Begitu, berarti kita langsung ke Dieng?" Tanya Zeline dan Afra menjawab."Iya, kita langsung saja."

"Yah gak jadi ketemu sepupuku nih." Ucap Dion sedih.

"Kapan-kapan saja kita maen ke Jogja bersama dan oh ya Zel, aku pinjam kamar mandimu sebentar ya. Aku kebelet nih." Ucap Auris lalu Zeline mengangguk dan Auris langsung keluar dari mobil menuju rumah Zeline.

Phoenix hanya bisa terkekeh kecil melihat kekasihnya berlari kecil menuju ke rumah Zeline. Lalu ia menghadap ke kursi penumpang memandang ke empat temannya dengan pandangan serius. "Boleh aku minta tolong?" Tanya Phoenix.

Afra menatap Phoenix dengam padangan bertanya-tanya. "Tolong apa, Mas?" Tanya Afra.

"Aku ingin melamar Auris saat di Dieng nanti." Ucap Phoenix membuat seisi mobil terkejut.

"Serius?" Ucap Dion.

"Aku tak pernah seserius ini dalam hidupku." Ucap Phoenix.

Afra langsung menatap Phoenix dengan tajam. "Memang kalau Mas Phoenix mau melamar Mbakku dan langsung menikah sanggup ngasih makan Mbakku? Kan Kalian juga baru lulus dan juga Mbak Auris juga baru kerja jadi dokter psikolog di rumah sakit keluarganya dan Mas baru saja lulus." Ucap Afra.

Phoenix kagum dengan gaya bicara Afra yang seperti seorang Ayah bagi Auris. "Kamu tenang saja, aku sudah mendapatkan kerjaan sejak setengah bulan yang lalu di angkatan sini dan soal rumah aku sudah membelinya memakai uangku sendiri." Ucap Phoenix.

"Bukannya Kakak baru lulus sekolah TNI AU? Kenapa langsung bisa dapet kerja?" Tanya Nila bingung.

"Setengah bulan lalu ada lowongan ditempatku, khusus untuk semester akhir saja yang bisa ikut dan kebetulan aku keterima dan langsung kerja setelah lulus." Ucap Phoenix.

"Lalu uang dari mana Kakak bisa beli rumah?" Tanya Nila sekali lagi.

"Nil, kok kamu kepo sih." Ucap Dion menyenggol bahu Nila.

My Love Sketchحيث تعيش القصص. اكتشف الآن