51

6.2K 1.5K 457
                                    

Ini... di rumah sakit?

Noa jadi kebingungan tepat setelah kedua matanya dapat terbuka kembali. Ia sedang berada di dalam kamar rumah sakit dan kepalanya terasa begitu berat.

Tak lama kemudian seorang dokter lalu datang dan terkejut saat melihat Noa telah sadar. Dokter itu segera mengecek detak jantung serta bagian tubuh lainnya, sebelum akhirnya berlari memanggil seseorang.

Ada banyak hal yang ingin Noa tanyakan kepada dokter itu, namun kini Noa jadi bergetar hebat saat melihat bunda dan ayah ikut masuk ke dalam ruangannya juga.

"Sayang?!" seru bunda lalu memeluk Noa dengan begitu erat.

Apa-apaan ini?!

Dengan kasar Noa segera mendorong tubuh bunda kemudian melompat turun dari kasur. "Kalian jahat! Gue mau pulang! Gue engga mau berurusan sama kalian lagi!"







"Loh... Sayang? Kamu kok—" ucap bunda panik. "Dok, anak saya—"

"Amnesia," jawab Dokter itu dengan begitu santai. "Mungkin karena sudah koma hampir dua tahun, anak ibu jadi mulai susah ngebedain kehidupan nyata dengan mimpi-mimpi selama dia masih koma kemarin."

"H-Ha?!" seru Noa. "Engga! Itu engga bener! Kalian semua kerja sama 'kan?! Wah, kalian bener-bener udah gila cuma karena uang, ya?!"








"Sayang, kamu duduk dulu yang tenang!" ucap bunda. "Jangan berdiri dulu, kaki kamu masih lemas!"

Benar, seluruh kaki Noa memang masih bergetar hebat. Namun ia tidak dapat duduk tenang begitu saja, ia ingin pergi dari sana, ia ingin semua masalah ini dapat cepat selesai.








"Sini duduk dulu..." lanjut bunda. "Kamu jangan—"

"Engga! Kalian semua sinting!" seru Noa lalu segera berlari keluar dari kamar rawatnya.

.



















Tapi lagi-lagi sebuah jarum suntik kembali berhasil menusuk tubuh Noa dan membuat pria itu mulai terduduk lemas di depan pintu.

Noa merasa seperti di neraka.

———


































"A-Ah..."

Noa akhirnya dapat sadar setelah sempat pingsan beberapa jam yang lalu. Tapi sayangnya kini kedua kaki dan tangan Noa sudah diikat pada setiap pinggiran kasur dengan begitu erat.




Sial.




"Kamu yang sabar, ya?" ucap bunda sambil mengelus rambut Noa. "Kamu bisa sembuh kok, bunda bakalan bantu kamu."

"Gak! Jangan sentuh gue!" keluh Noa kesal.

Suara bunda terdengar sangat menyebalkan dan rasanya ingin sekali Noa hantamkan kepala wanita itu ke dinding.

"Kamu engga inget apapun tentang bunda, ya?" tanya bunda dengan ekspresi sedihnya.

"Inget! Gue inget lo maksa gue ketemu sama semua orang-orang gila itu! Gue inget lo bawa gue ke rumah aneh itu! Lo udah—"

"Kamu bener-bener lebih percaya mimpi kamu ya......" lanjut bunda lagi dengan begitu sedih. "Kamu engga mau coba inget tentang bunda? Tentang keluarga kecil kita.."

Menjijikan sekali. Kenapa wanita tua itu masih juga belum membebaskan Noa?!









Dokter lalu kembali masuk ke dalam kamar Noa dan menyodorkan beberapa butir obat. "Ini untuk ngurangin sakit kepala kamu."

"Engga butuh! Gue mau pulang!" tolak Noa.

"Iya, kalau kamu udah sembuh pasti kita pulang kok!" jawab bunda.

"Gak! Gue gak mau ditipu lagi!" bentak Noa lalu segera menoleh ke dokter dan suster yang ada di hadapannya. "Dia bukan orang tua gue! Kalian harus lapor ke polisi sekarang!"




Bunda pun segera menangis setelah mendengar ucapan Noa.

"Noa kok jadi kayak gini..." tangis bunda sambil memeluk ayah. "Ayah, anak kita..."

"Awalnya memang sulit untuk diterima, tapi ingatan dia bisa balik lagi kok" ucap dokter.

.


"K-Kalian lagi becanda, 'kan?!" seru Noa. "Lepasin gue!"

Ayah lalu segera mendekati Noa. "Kamu yang kuat ya, kita selalu ada di sisi kamu kok..."

.



















Sialan.

Rasanya Noa benar-benar sudah gila.

Survive | Noa Yeji + 00line ✔️Where stories live. Discover now