26. Terjawab sudah

3.6K 244 0
                                    

Author pov

Ke tiga gadis kini duduk mengintari meja makan. Makan dalam keheningan, tidak ada yang berbicara. Hanya bunyi sendok dan piring.

"Uhuukk uhukkkk" Mitha tersedak makananya. Tania yang berada tidak jauh darinya langsung bangun mengelus punggung Mitha dengan lembut.

"Ambilin air Buat dia lah kak. masa berdiri terus liatin, elus elus doang percuma" Oceh sara tanpa menatap keduanya.

"Iyah" jawabnya lalu menuangkan air untuk Mitha. "Ini , minumnya pelan pelan" ucap Tania Memperingatkan

Mitha menerima air lalu diminumnya air itu. "Ehmm makasih ya" katanya tulus dari hati.

  "kak gw juga mau air dong". Pintahnya blagu. Bukan Sara kalo orangnya sopan.

Kedua pasangan yang masih saling tatap tatapan itu terbuyar dengan permintaan Sara. keduanya tercengang dan terdiam beberapa saat ketika mendapati kata "kak" Dari seorang Sara Escarlan. Awalnya mereka pikir salah dengar tapi setelah tadi memang benar adanya sara memanggil mereka berdua dengan embel kak. Keduanya tidak mempermasalahkan Cara Sara meminta air dengan tidak sopan. Mereka hanya terkejut dengan embel "kak"

Mendapati kebingungan dari kedua orang itu, sara berdehem. Dan keduanya pun tersadar. Mereka kembali ke kursi masing masing dan kembali melanjutkan sarapan mereka. Keduanya saling melihat satu sama lain. Dan kembali lagi melihat Sara. Sara yang yang merasa di lihat oleh sepasang sajoli itu mengangkat kedua alis, ia bertanya menggunakan bahasa tubuh. Namun kedua menggeleng dan melanjutkan makan mereka kembali.

"Salah ya kalo gue minta ambilin air? Masa Mitha doang. Gw engga? Kan ke sini kata Gre juga buat jagain gw sama urusin kan?"

Kalimat sara tergiang di pikiran mereka masing-masing.

"Heran aja sih kok jinak" guman Tania masih dapat di dengar oleh sara. Ia tersenyum kecil. Ya kali gue anjing sampe di bilang jinak batinya dalam hati

••••

Di lain sisi di salah satu cafe terkenal

"Gimana sano sama tawaran kita waktu itu?? Lu udah berhasil dapat cewek itu apa belom???" Tanya Perli

"Belom sih. Cancel aja" Balas sano.

Dahi perli mengerut. "Kenapa baru sekarang?? Kan lu udah yakin banget pas kemaren di kasih tantangan"

"Aish !! Gue ada adek cewek. Lu mikirlah gimana. Gue mainin cewek lain karma baek kalo kena sama gue. Kalo ke adek gue gimana. Gue sayang banget sama adek gue?" Mendengar penjelasan Sano mengenai tantangan itu, Perli mengangguk membenarkan.

"Jadi fix banget kan yah? Gue juga ga mau sara suatu saat nanti di jadiin bahan taruhan cowok. Kalo sampe terjadi gue gepengin laki-laki brengsek kek gitu" wajah tampan yang berseri tadi, sekarang jadi geram.

Tak bisa di pungkiri, Perli sangat menjaga Sara dari kejauahan, setiap gerak gerik Sara ia perhatikan. Ia selalu melihat sara ketika ia pergi ke kantin, ia ikut tersenyum saat Sara bersama teman temanya tertawa di parkiran sekolah. Semua dari Sara ia sukai sekalipun sara tidak terlalu dekat denganya, Sara cuek denganya. Ia tahu juga gimana respon Sara.

  "Jauhin adik gue deh Lii. Gue ga percaya siapapun jaga adik gue selain diri gue". Laranganya dengan Suara datar. Perli yang tatapan awal melihat ke waiters memalingkan wajahnya melihat Sano dengan sebelah alis di angkat. Beberapa menit terukir senyum sinis di wajah tampan itu.

Sano memutar bola mata malas melihat cara pandang Perli yang ia tidak sukai. "Liat apa lu dari gue?" Tanyanya cuek

  "Dugaan gue ke lu kayaknya benar"

Sara Vs Waketos[COMPLETED]Where stories live. Discover now