Part 7

9.4K 1.9K 1K
                                    

SETELAH makan malam Taeil, Taeyong, Doyoung, Jungwoo, Jaehyun, dan Winwin kembali ke ruang tengah. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun tidak ada tanda-tanda jika mereka akan pergi untuk tidur.

Suara hujan di luar menjadi sesuatu yang terdengar menyeramkan. Sudah dua puluh menit yang lalu hujan turun; di sertai petir yang sesekali menyambar. Keadaan Taeil membaik setelah minum obat.

"Besok kita harus kembali ke dorm. Kenapa tidak beristirahat sekarang?" usul Doyoung sembari memperhatikan satu persatu orang yang duduk di sana.

Taeyong mengangguk setuju. "Kita bagi ulang saja kamarnya. Karena ada enam orang, tiga orang bisa menempati kamar yang sama."

"Aku setuju." celetuk Jungwoo. Sungguh ia merasa takut sekarang, perasaan nya tidak enak. Seolah akan ada sesuatu yang datang nantinya.

Taeil menyenderkan punggung pada sofa dan memejamkan mata. Ia bersedia di tempatkan bersama siapapun, toh yang penting bisa tidur.

Ingatan Taeil melayang pada malam pertamanya di villa. Ketika ada sesuatu yang aneh saat di dapur; hingga ia berteriak saat itu dan keesokan harinya Taeil jatuh sakit.

Otaknya tidak bisa melupakan kejadian tersebut. Tapi Taeil tidak ingin bercerita kepada siapapun, ia tidak mau membuat semua anggota member ketakutan.

Ada sesuatu yang aneh memang. Bukan hanya tentang villa, namun juga tentang anggota membernya. Taeil menyadari semua itu.

Doyoung berdehem. "Taeil Hyung, Jungwoo dan aku akan berada di kamar yang sama. Kita tidur di lantai bawah saja ya? Tidak perlu menggunakan kamar di atas."

Karena lantai atas terasa begitu jauh, belum lagi banyak hal aneh di sana. Seperti suara wanita yang menangis dan seseorang yang mendorong Haechan hingga jatuh berguling di tangga. Sampai saat ini masih belum terpecahkan, siapa orang yang tega mendorong Haechan.

"Kalau begitu kami juga akan memakai kamar yang berada di bawah." ujar Jaehyun sembari menatap Taeyong dan Winwin secara bergantian. Mereka akan berada di kamar yang sama.

Winwin mengangguk. Tidak masalah dimanapun itu, yang penting semua orang bisa beristirahat.

"Kalau begitu aku duluan, mataku rasanya berat sekali." Taeil berdiri dan segera berjalan menuju kamar yang semula di tempati oleh Yuta dan Doyoung.

"Hyung aku ikut!" Jungwoo berlari menyusul Taeil. Ia juga lelah karena menangisi Haechan. Sampai sekarang Jungwoo masih memikirkan, bagaimana keadaan teman-teman nya?

Maksudnya. Johnny, Yuta, Mark serta Haechan yang sedang berada di luar sana. Apakah keempat lelaki itu berhasil?

Tersisa Doyoung, Taeyong, Winwin dan Jaehyun di ruang tengah. Tapi tak berselang lama karena Taeyong serta Jaehyun pamit undur diri untuk pergi ke kamar.

Mereka harus berisitirahat agar besok bisa kembali ke Seoul serta menjenguk Haechan di rumah sakit. Taeyong berharap banyak pada Johnny, Yuta dan Mark. Semoga saja ketiga lelaki itu berhasil membawa Haechan ke rumah sakit terdekat secepatnya.

Karena Haechan membutuhkan pertolongan pertama agar kakinya bisa kembali seperti semula. Jujur saja, Taeyong merasa ngeri saat melihat keadaan kaki Haechan! Seketika rasa ngilu menjalar pada kaki. Tidak bisa di bayangkan bagaimana rasanya jika Taeyong berada di posisi Haechan saat itu.

"Hyung." Jaehyun duduk di tepi kasur; matanya menatap lurus ke arah Taeyong yang berdiri tak jauh darinya.

"Ya?"

"Apakah kau merasa sesuatu yang aneh?"

Taeyong menggeleng, ia berjalan mendekati Jaehyun dan duduk di tepi kasur.

Simon Says •NCT 127• ✔Where stories live. Discover now