Gentania-14

614 60 7
                                    

Bukan soal sanggup atau tidak nya menunggu. Tapi ini soal kepercayaan yang harus dipertanggung jawabkan.

-Tania Astri Wijaya-

⛑⛑⛑

Tiga hari berlalu, Genta baru membuka hadiah-hadiah dari teman bahkan adik-adik kelasnya.

Genta membuka satu persatu kado, ada yang membuat lukisan, tulisan, foto-foto, dan lainnya.

Genta membuka kado dari Tania. Terlihat kecil karena dibungkus kotak kecil dan diberi pita.

"Ada-ada aja kamu, Tan," gumam Genta.

Genta membuka kotak itu, dan terkejut dengan apa yang didapatkan nya. Iya.

Tania memberikan pin garuda milik Genta yang waktu itu sempat hilang setelah mengibarkan bendera di provinsi.

"Tania, gimana kamu dapat ini?" Genta bermonolog.

Di lain sisi, Tania sedang duduk di kasurnya memperhatikan banyaknya buket indah yang ngisi kamar nya.

"Hmmm... kamu belum ngasih aku hadiah, Gen," Ucap Tania.

"Bukannya ngasih hadiah, malah ngasih berita begitu! Dasar! Jahat!"

"Eh! Ngga papa, deng! Kamu kan pasti balik lagi buat aku!"

Tania berucap sendiri, menerka-nerka apa yang akan terjadi di masa depan. Masa depannya dengan Genta.

Tania merasa haus dan berniat ke dapur untuk mengambil minum. Tapi niatnya berhenti saat di ruang tamu, ia mendengar suara ketukan dari luar.

"Bunda sama yang lainnya ke mana, sih?"

"BUUUNNN, YAAAH, MAS RIAAAN," Tania berteriak.

"Huh, ditinggal lagi, males aku!"

Akhirnya Tania berjalan ke arah pintu dan membuka nya. Tania dengan baju kaus seadanya dan jilbab yang berantakan membuka pintunya.

Tania terkejut melihat siapa yang datang, "assalamualaikum,"

"Loh? Genta? Kamu, kamu ngapain ke sini?" Ucap Tania.

Genta tersenyum, "mau kasih hadiah sebelum saya pergi."

Tania ikut tersenyum, ingin rasanya memeluk Genta, tapi tidak berani.

"Yaudah, duduk di depan aja, ya. Bunda sama yang lainnya lagi pergi soalnya," saran Tania.

Genta mengangguk dan mengambil duduk di kursi depan rumah Tania.

"Genta, mau minum apa? Teh, kopi, susu, jus?"

"Air mineral aja," jawab Genta.

"Huh! Padahal aku ngga ngasih pilihan begitu!" Tania mencak-mencak sedangkan Genta terkekeh melihat tingkah perempuan yang sebentar lagi akan menjadi dokter sungguhan.

Genta mengeluarkan sebuah flashdisk dari saku celana nya, entah apa maksud Genta membawa flashdisk itu.

"Ini, aku tambahin sirup. Kamu ngga boleh nolak!" Tania mengambil duduk di depan Genta.

Gentania [SUDAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora