part 9

6.7K 683 11
                                    

"Tae, perkenalkan ini jennie kim dan ini park chaeyoung atau bisa kau panggil rose. Mereka berdua putriku" ucap mr park. Taeyung hanya tersenyum menatap jennie dan rose bergantian. "Oppa, perkenalkan itu limario oppa. Kekasih jennie unnie" ucap rose. "Chaeng" ucap mr park sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir. "Dia limario teman jennie. Dia seorang dokter" ucap mr park.

Limario dan taeyung pun bersalaman. "Jennie, taeyung adalah pengacara muda yang hebat. Dia bisa memenangkan beberapa kasus yang sulit. Appa harap kalian bisa saling mengenal" ucap mr park. "Appa" bentak rose dan jennie bersamaan. "Permisi sir. Aku ingin ke toilet" ucap limario. "Silahkan" ucap mr park. Limario pun berjalan meninggalkan ruang makan.

"Tae, putriku yang sering aku ceritakan padamu adalah jennie. Bagaimana menurutmu? Bukankah dia cantik" Tanya mr park. "Yes sir jennie sangat cantik" ucap taeyung sambil tersenyum menatap jennie. "Kalau begitu kalian bisa saling mengenal lebih dekat. Kau tau darling, tae juga bekerja di seoul. Appa rasa kalian bisa sering pergi berdua supaya bisa saling mengenal" ucap mr park.

Brak

"Cukup appa" bentak jennie sambil menggembrak meja "Jennie kim. Sit down" ucap mr park dengan penuh penekanan saat melihat jennie beranjak dari tempat duduk. Limario berjalan kembali dengan wajah penuh dengan keringat. Melihat kondisi limario membuat jennie khawatir. "Are you okey?" Tanya jennie. "Its okey. Aku hanya sedikit mengalami gangguan pencernaan" ucap limario sambil mengusap perutnya.

"Kau dengar jennie. Temanmu baik baik saja" ucap mr park. "Appa" bentak rose dan jennie bersamaan. "Appa, lim kekasihku bukan temanku. Ayo sayang kita pulang" ucap jennie sambil menggenggam tangan limario. Limario terkejut saat jennie menggenggam tangannya dan memanggilnya sayang. "Tapi jennie kita bahkan belum memulai makan malam kita" ucap limario. "Lupakan saya tentang makan malam ini" ucap jennie. Lalu menarik tangan limario keluar dari rumah mr park.

Jennie mengendarai mobil dengan sangat kencang. "Jennie stop now" ucap limario. Jennie menghentikan mobilnya di tepi jalan. "Apa masalahmu?" Tanya limario. "Kau tanya apa masalahku? Masalahku adalah ayahku masih tetap keras kepala menjodohku dengan pria itu" ucap jennie.

"Wae? Menurutku sepertinya dia pria yang baik" ucap limario. Jennie melempar tatapan tajam pada limario. "Kau mendukung ayahku mr manoban?" Tanya jennie. "Apa salahnya jennie? Semua pilihan orang tua pasti yang terbaik. Tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya sendiri" ucap limario.

"Oh my god. Sulit dipercaya. Kekasihku sendiri mendukung perbuatan ayahku" ucap jennie. "Jennie, kita hanya berpura pura. Apa kau lupa? Harusnya kau bersyukur ayahmu masih peduli padamu. Karna itu dia melakukan ini semua" Ucap limario. Jennie terdiam seketika setelah mendengar ucapan limario. Ucapan limario bagai tamparan untuknya dan membuat jennie menundukkan kepala. Melihat reaksi jennie membuat limario merasa bersalah.

"Jennie, maafkan aku. Tak seharusnya aku berbicara seperti itu padamu" ucap limario. "Tidak. Kau tidak salah. Apa yang kau ucapkan benar. Maafkan aku telah menyeretmu kedalam masalahku. Harusnya aku sadar. Semua ini akan sia sia" ucap jennie sambil menangis. Limario perlahan menarik jennie kedalam dekapannya. Ia mencoba menenangkan jennie. "Aku mohon jennie jangan menangis" ucap limario.

"Aku hanya ingin bahagia dengan jalan pilihanku lim. Apa aku salah jika aku belum memiliki kekasih" ucap jennie. "Tidak. Itu tidak salah. Lakukan apa yang membuatmu bahagia" ucap limario. Limario mengusap air mata jennie "jangan biarkan air matamu membasahi wajah cantikmu ini" ucap limario sambil tersenyum. Jennie tertawa mendengar ucapan limario "apa kau mencoba menggodaku mr. Manoban?" Tanya jennie. "Tidak. Aku hanya ingin melihatmu tertawa" ucap lisa.

"So, bagaimana jika kita pergi makan malam?" Tanya jennie. "Jennie, bisa kita drive thru makanan kemudian memakannya di tepi sungai han? Sejujurnya keramaian membuatku sedikit pusing" ucap limario. "Ahh jadi itu alasanmu berkeringat?" Tanya jennie. "Ne" ucap limario.

jennie pun mulai melajukan mobilnya ke sebuah restoran cepat saji. Mereka membeli beberapa burger dan cola lalu melanjutkan perjalanannya ke sungai han.

Jennie dan limario duduk di tepi sungai han sambil menikmati makanannya. "Lim, saat kau menjawab pertanyaan appa. Bagaimana kau bisa menjawabnya dengan sangat jelas? Bahkan jawabanmu sama seperti apa yang kupikirkan" ucap jennie sambil tertawa. "Jennie, apa kau lupa. I am a beast. Membaca pikiran seseorang adalah salah satu keahlianku dan ada banyak keahlianku yang tidak kau tahu" ucap limario.

Jennie terkejut mendengarnya perkataan limario (tidak mungkin) batin jennie. "Apa yang tidak mungkin? Apa kau meragukanku?" Tanya limario. "Omo.. kau mendengar apa yang aku ucapkan" tanya jennie. "Hmm. Aku mendengarnya. Kau bilang tidak mungkin" ucap limario. "Daebak. Aku ingin coba sekali lagi. Ciba tebak apa yang aku pikirkan" ucap jennie.

(Saranghae) batin jennie. Mendengar apa yang diucapkan jennie dalam hatinya membuat limario tersedak. Jennie memberikan sebotol air lalu mengusap punggung limario. "Yak jennie kim apa kau benar benar mengucapkan saranghae" ucap limario. "Woah daebak benar benar keren" ucap jennie. Limario hanya tersenyum melihat tingkah konyol jennie.

"Jika melihatmu seperti ini, kau tidak seperti seorang detektif yang bergelut dengan para penjahat" ucap limario. "Kau belum mengenalku lim. Jika boleh tau bagaimana kehidupan pribadimu?" ucap jennie. "Well, ibuku meninggal saat melahirkanku dan ayahku seorang pemadam kebakaran. Tapi sayangnya beberapa tahun yang lalu ayahku meninggal saat menjalankan tugasnya" ucap limario.

"Mianhe. Aku tak bermaksud untuk mengingatkanmu atas tragedi yang menimpah ayahmu" ucap jennie. "Its okey jennie itu sudah berlalu" ucap limario. "Lalu bagaimana kau bisa bersahabat dengan suho?" Tanya jennie. "Kami tumbuh bersama. Sejak kecil kami bersahabat. Suho juga kehilangan orang tuanya. Mereka meninggal karna kecelakaan pesawat. Suho seperti kakak yang selalu menjagaku dan melindungiku" ucap limario.

"Maafkan aku. Aku akan berhenti bertanya mengenai pribadimu. Kau melewati masa masa yang berat lim aku sangat kagum padamu" ucap jennie. "Tidak ada yang bisa kau kagumi dari orang sepertiku jennie. Aku hanya seorang beast" ucap limario. (Aku rasa aku menyukaimu) batin jennie sambil menatap limario.

"Jennie" panggil limario. "Ne?" Tanya jennie. "Apa kau lupa jika aku bisa mendengarmu" ucap limario. "Mwo?" Tanya jennie. "Aku tau apa yang baru saja kau ucapkan dalam hatimu" ucap limario sambil tersenyum. "Aigoo ini sangat memalukan" ucap jennie sambil menutupi wajahnya. "Jennie, kau cantik dan juga baik. Kau pantas mendapatkan yang lebih baik dariku. Diluar sana masih banyak pria yang lebih sempurna. Aku hanya seaorang monster. Jadi cobalah untuk mengubur rasamu dalam dalam. Jangan biarkan rasa itu berkembang dalam hatimu" ucap limario.

Jennie hanya terdiam sambil menundukkan kepala. Tiba tiba pondel jennie berdering. Saat jennie melihat ke layar ponsel tertulis nama jisoo.

"Hallo unnie" ucap jennie. Jennie terkejut saat mendengar suara tangisan jisoo.
"Ada apa unnie?" Tanya jennie.
"Jennie, cepat ke apartement chen. Chen baru saja di temukan tak bernyawa di apartementnya" ucap jisoo

Deg

Jennie terdiam seketika. limario terkejut melihat reaksi jennie. "Limario bisakah kau pulang sendiri? Rekan yang membantuku menganalisis berkasmu di temukan tewas diapartemennya" ucap jennie. Limario terkejut mendengarnya. Limario memperbolehkan jennie pergi. Sebelum jennie meninggalkan limario, jennie mengecup bibir lim lalu berlari meninggalakan lim yang terdiam sambil memegangi bibirnya.

Beauty And the beastWhere stories live. Discover now