Prolog

820 77 107
                                    

Selamat datang di Prolog

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (I’m a Queen of typo 👸🏾)

Thanks

Happy reading everyone

Hope you like it

❤❤❤

______________________________________________

Bagaimana aku bisa lari darimu,
bila bintang memang diciptakan untuk
mengitari dan membentuk komponen galaxy?

~Bintang Galaxy~
______________________________________________

~Bintang Galaxy~______________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jakarta, 15 Januari
11.45 a.m.

Angin bertiup membentuk suara menderu, menerbangkan beberapa dedauan pada musim penghujan seperti sekarang. Bersekongkol dengan awan yang menyapa menjadi abu-abu, embusannya menerpa wajah dan mengibarkan beberapa anak rambut seorang remaja laki-laki yang sedang berjalan tergopoh menyusuri koridor menuju GOR sekolah. Karena dia yakin gadis tomboy itu sedang berada di lapangan indoor tersebut.

Jika orang boleh menilai, tubuh tegap itu tampak tergesa-gesa. Meskipun wajah tersebut kelihatan tenang, akan tetapi sebenarnya hati dan otaknya sangat gamang serta semrawut.

Sembari terus melangkah dan menghiraukan murid lain yang berjumpa dengannya, dia bertanya-tanya. Bagaimana caranya menjelaskan pada gadis itu tentang semua yang terjadi?

Demi Tuhan! Seharusnya gadis itu tidak pergi ketika melihatnya tadi. Seharusnya gadis itu tetap berada di sana untuk menyaksikan serta mendengar semuanya. Bukan malah pura-pura menjadi pengganggu lalu pergi begitu saja.

Tapi setelah dia pikir-pikir, itu juga merupakan kesalahannya sebab tidak langsung mengejar gadis itu. Malah menuntaskan apa yang tengah sedang terjadi. Maka dari itu dia harus menjelaskannya.

Satu dengkusan lolos dari bibir tipis laki-laki itu.

Demi apa pun, dia harus bisa menghadapi gadis itu.

Setibanya di GOR, sang gadis terlihat sedang menggiring bola basket dan beberapa kali menembaknya ke keranjang sendirian. Entah kenapa jantungnya terasa meledak. Tapi dia harus menghadapi gadis itu untuk menjelaskannya. Walaupun mungkin pemilik tubuh jenjang tersebut akan memuntahkan segala kekesalan padanya, dia yakin sanggup. Mengingat selama ini dia juga bisa menghadapi amarah gadis tomboy tersebut. Sangat baik, malah.

Sebagai permulaan, perlahan laki-laki bertubuh tinggi mendekati sang gadis. Tubuh proporsional itu lantas meliriknya sekilas dan menyapanya.

“Hai Gal.”

Laki-laki itu pun mengernyit.

Kenapa gadis itu terlihat biasa saja?!

Berikutnya, dia menelan bongkahan pahit dalam tenggorokanya. Kemudian berusaha melepas lidahnya yang sedari tadi menempel di langit-langit mulut sebelum mulai memilah dan memilih paduan kata yang tepat untuk diucapkan. “Kak, soal barusan, gue—”

“Santai aja Gal, nggak usah dipikirin,” potong gadis itu cepat sebelum dia berhasil merampungkan kalimat yang bahkan dia mulai dengan hati-hati. “Gue ngerti kok,” tambah pemilik tubuh jenjang yang kini memantulkan bola lagi setelah sempat terhenti.

Ngerti? Laki-laki itu mengulangnya dalam hati. Sekarang gantian dia yang tidak mengerti. Kenapa gadis itu terlihat biasa saja bahkan setelah mengerti tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya?

Akan lebih baik jika gadis itu marah, lalu mungkin melemparinya dengan bola. Meledak sambil mengumpat-ngumpat seperti Cecilia Bintang yang seharusnya. Atau berapi-api mengutuk serta melontarkan sumpah serapah padanya. Kemudian semuanya akan baik-baik saja dan kembali seperti sedia kala. Bukan dengan santainya melanjutkan kata-kata terkutuk itu.

“Sebagai temen, gue paham Gal.”

Amarah Galaxy Andromeda kontan tercipta. Bintang pun terpaksa menghentikan aktivitas memantulkan bola sebab dia sudah merebut dan membuangnya asal. Kemudian mencengkeram kedua lengan gadis itu, menunduk serta mentapan kedalaman iris hitam tersebut penuh intimidasi.

Padahal sebelumnya dia tidak pernah bersikap seperti ini pada Bintang. Ini merupakan pertama kalinya dia marah pada gadis tersebut.

“Coba ulang kalimat Kakak barusan!” bentak Galaxy.

Bintang sempat terkesiap tapi dapat cepat mengatasinya dengan baik. Gadis itu pun membalas tatapannya lalu dengan santai mengulang kalimat terkutuk tadi. “Sebagai temen, gue paham, Gal.”

Galaxy praktis mengguncang kedua lengan Bintang dengan keras seolah berusaha menanggalkan kepala si gadis tomboy. Raut wajahnya pun terlihat lebih tegang dan marah. “Temen?! Gandengan selama jalan di Mall, pelukan, bahkan kita ciuman di ruang musik! Are you kidding me right now?! [1]

“Bukan kayak gitu cara memperlakukan temen! Gue nggak nyangka hubungan kita sedangkal itu di mata Kakak!”

Usai meneriakkan amarah dan menyentak kedua lengan Cecilia Bintang dengan kasar, Galaxy Andromeda pun pergi.

______________________________________

[1] Apa kau bercanda denganku sekarang?

______________________________________________

______________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Thanks for reading this prolog

Thanks juga yang udah ngasih komen dan vote, kelen ngeten pun 👍

See you next chapter 1 yes

With Love
©®Chacha Eclipster
👻👻👻

3 Agustus 3020

Bintang GalaxyWhere stories live. Discover now