Chapter 14

296 33 99
                                    

Selamat datang di chapter 14

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (suka lepas dari pengelihatan saya)

Thanks

Happy reading everyone

Hope you like it

❤❤❤

______________________________________________

And missing you again?
I can’t and don’t want to take the risk

~Galaxy Andromeda~
______________________________________________

~Galaxy Andromeda~______________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Puncak, 7 Agustus
13.55 p.m.

Angin dingin menggelitik kulit-kulit Galaxy. Sayangnya membuat sekujur tubuh tegap itu sedikit menggigil. Namun dia harus terlihat kuat di depan Bintang yang sekarang membawanya ke suatu tempat tumbuhnya tanaman berbentuk kotak. Bagian bawah berwarna hijau, atasnya merah, serta tingginya menjulang melebihi Galaxy.

Gadis itu menariknya lebih dalam menuju tanaman yang membentuk serupa dinding dengan banyak cabang. Menelusuri serangkaian jalan berkelok-kelok selama beberapa detik, dengan tujuan mencari tempat yang pas untuk memuntahkan segala kekesalan yang terselubung di dalam pori-porinya pada Galaxy.

Dirasa sudah menemukan, saat baru berniat melepaskan, Galaxy Andromeda yang dapat membaca niat Bintang merasa tidak rela sehingga mempererat tautan jari-jemari mereka.

Bintang yang merasakan jumlah tekanan tangannya bertambah pun kontan berhenti. Bermaksud memutar badan dan bersiap memaki, tapi gadis itu lebih dulu tercengang.

“Kiddo! Lepas—eh? Kiddo? Lo kedinginan?” tanya Bintang yang melihat wajah Galaxy mulai kehilangan warna, bahkan bunyi pelan gemelutuk gigi laki-laki itu bisa dia dengar samar-samar sekaligus merasa aneh. Padahal tautan jemari mereka terasa hangat, tapi kenapa tubuh laki-laki itu menggigil?

“Enggak kok Kak,” kilah Galaxy. Mengatakannya dengan bibir yang sedikit membiru dan gemetar. Sangat kentara jika sedang berbohong.

“Bentar, lepas dulu tangannya,” pinta Bintang.

Baru sadar, kenapa gadis tomboy yang berwajah khawatir tadi tidak menarik bagian belakang baju laki-laki itu saja untuk menyeretnya ke sini, dan malah menggandengnya seperti ini? Sekarang gadis itu harus menanggung konsekuensi jantungnya yang mulai berlomba-lomba memompa serta mengedarkan darah ke seluruh tubuh dengan intensitas cepat.

“Nggak mau, entar Kakak ngilang lagi, susah nyarinya,” jawab Galaxy jujur, membuat jantung gadis itu malah memukuli dadanya semakin kencang. Bintang yakin sekarang tidak hanya jemari mereka yang saling bertautan yang terasa hangat, tapi juga pipinya dan mungkin sudah merambat ke seluruh wajahnya.

Bintang GalaxyWhere stories live. Discover now