Nine : Sister Complex(?)

21.4K 1.2K 179
                                    

Perlahan dengan gerakan lambat, kelopak mata Jungkook mulai terbuka saat jam menunjukkan pukul delapan malam lewat dua puluh lima menit. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina—sebenarnya tidak ada cahaya sedikitpun di sana, ruangan kamar yang di tempati sangat gelap gulita kecuali sedikit cahaya di luar yang terpantul masuk ke dalam untuk menerangi sedikit pemandangan. Mengerang dan menggeram saat merasakan seluruh badan pegal—seakan remuk. Menggeliat sedikit guna menghilangkan nyeri di seluruh tubuh. Sepersekon kemudian tersentak dengan degup jantung yang berpacu kala melihat sosok gerangan yang hadir di sampingnya.

Jiyeon?

Sama-sama bertelanjang tanpa mengenakan sehelai kain sedikitpun, dan tidur di balik selimut yang sama dengan satu ranjang yang sama. Parahnya lagi Jungkook tertidur di kamar Jiyeon—adiknya. Sesegera Jungkook mengedarkan seluruh pandangannya dengan gusar.

Shit! Aku pasti sudah gila.

Otak pria Jeon itu kembali memutar kejadian panas yang terjadi sebelumnya. Menggempur brutal sang adik di bawah kungkungan nafsu yang sudah menghilangkan akal sehat. Bermandikan peluh nan membuat tubuh terasa panas dan terbakar. Saling memberi kenikmatan yang tak terlupakan. Bercumbu, mencium, menggigit, melumat, mengerang, menghisap, dan berakhir dengan penyatuan yang—

Astaga! Lupakan, Jeon! Lupakan, dasar mesum.

Salahkan saja hormonnya yang tidak terkendali itu saat bersama Jiyeon. Membuatnya hilang kendali dengan pikiran kosong yang hanya di penuhi dengan Jiyeon, Jiyeon, dan Jiyeon. Bahkan Jungkook tidak dapat berpikir jernih kala itu. Semua kepala terisi dengan wajah sang adik.

Tiba-tiba matanya menangkap noda merah di selimut yang mereka kenakan—seperti bercak darah.

Oh Tuhan! Aku sudah menodai adikku.

Tangan kekar Jungkook mengacak gusar rambutnya, menggaruk kasar hingga tampilannya begitu acak-acakan. Kemudian mendudukkan diri di atas ranjang sambil memandangi Jiyeon yang masih tertidur lelap dengan nyaman dan tenang. Sepertinya gadis itu kelelahan sekali. Sebelah tangan Jungkook mengusap lembut kepala sang adik. Kemudian mengecup dahinya lama sebelum bangkit dengan keadaan telanjang.

Sempat tergopoh-gopoh saat berjalan, dan merasakan pening yang menjalar secara tiba-tiba—karena kesadaran belum pulih seutuhnya. Jeon Jung Kook tetap memaksa tubuh untuk bergerak.

Akan tetapi, baru beberapa langkah berniat membersihkan diri, indera pendengarannya mendengar dering ponsel di dalam saku celana yang sudah terlempar jauh oleh Jungkook. Pria itu memungutnya dan merogoh kantung celana tersebut.

"Halo?"

"Jeon?! Bukakan pintu! Kau ingin kami mati kehabisan darah di hisap oleh nyamuk?!" Terdengar suara Hoseok yang berteriak panik di seberang sana.

Jungkook mengernyitkan dahinya dalam, "Apa maksudmu dengan 'bukakan pintu'? Kau—"

"Kami di depan rumahmu, Jeon! Oh sialan!" Taehyung menyahut dengan emosi meledak-ledak, kemudian melanjutkan, "Jika kau tidak membukakannya kami akan pergi dari sini sekarang juga. Sudah setengah jam lebih kami menunggu bak orang gila disini."

Kami?

Menunggu?

Hei! Siapa yang menyuruh mereka datang? Bukan Jungkook. Dan Jungkook tidak peduli.

Si Jeon itu menyahut dengan santai sambil mengedikkan bahu, "Pulang saja, aku tidak peduli. Siapa yang menyuruhmu dat—"

"Oh ayolah! Jangan seperti ini! Bukakan saja, okay?!" Hoseok kembali memohon dengan nada suara yang memelas.

Love Labyrinth Pt. 1 [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang