Chapter. 08

203 27 0
                                    












"Kerjar dia! Arahkan panah kalian juga!"

Nobunaga tetap memacu kecepatan kudanya, namun seseorang berusaha memblok jalannya.

Dan tidak segan-segan pula, Nobunaga menarik pedangnya untuk menghalau serangan yang di arahkan padanya.

Traang!

Suara besi tajam itu berbenturan, sampai beberapa kali, terakhir Ayano mendengar suara orang itu berteriak dan jatuh ke tanah.

Apa dia mati? Apa Nobunaga membunuhnya?

Ayano benar-benar tidak merasakan hawa belas kasihan dari Nobunaga saat ini.

Dan orang yang tidak di kenal lainnya kembali menyerang, hingga lagi-lagi terjadi pertarungan dari atas kuda masing-masing.

Ini membuat Ayano ingin menangis, dia tidak bisa melihat Nobunaga membunuh orang-orang itu lagi.

"Mou, yamatte! Jangan membunuh mereka!" akhirnya Ayano berseru di antara pertarungan itu.

Nobunaga yang terkejut dengan seruan Ayano, tidak siap menerima serangan dari orang tidak di kenal itu.

Untunglah hanya pedangnya saja yang terlepas dari genggamannya, dan dia masih bisa melarikan diri dengan kudanya beserta Ayano yang masih bersamanya.

Dan tidak lama kemudian terdengar suara langkah kuda, tidak, bahkan itu terdengar sangat banyak, juga suara-suara yang berseru dari arah belakang mereka.

Ayano mencoba melihat apa yang terjadi, dari balik tubuh Nobunaga.

"Kejar mereka, jangan biarkan mereka lolos dan lindungi Nobunaga-sama!"

Itu suara Hideyoshi.

Dia datang disaat yang tepat, membawa beberapa orang pasukan berkuda dan juga Ranmaru bersama Masamune, sehingga orang-orang tidak di kenal yang berusaha menyerang Nobunaga dan Ayano melarikan diri karena ketakutan.

Nobunaga memperlambat kudanya, saat Ranmaru dan Masamune mendekati.

"Nobunaga-sama, Ayano-san... kalian tidak apa-apa?" tanya Ranmaru dengan nada khawatir.

"Ranmaru, Masamune-san... terimakasih telah datang." Ayano benar-benar merasa tertolong.

"Masamune, katakan pada Hideyoshi untuk mencari tahu siapa orang-orang itu." ujar Nobunaga.

Masamune mengangguk, "Baik. Ayo, Ranmaru."

Ranmaru menatap pada Nobunaga dan Ayano masih dengan cemasnya. "Apa tidak masalah kalian..."

"Kami tidak apa-apa. Kau ikuti saja Masamune dan Hideyoshi." jawab Nobunaga dengan pasti.

"Baiklah, saya mengerti." Ranmaru mengerahkan kudanya dan segera menyusul Masamune.

Melihat kepergian mereka, Ayano hanya bisa berdoa dalam hati untuk keselamatan ketiga orang itu.









..........

......

...







"Haah?? Jadi kau memanggilku hanya untuk meminta permen apel yang sudah kubeli—"

"Hei! Dari awal akulah yang pertama ingin membeli permen itu, tapi kau malah menyerobotnya begitu saja."

"Lalu kenapa? Ini sudah kubeli, jadi kau tidak berhak untuk—"

"Itu tidak adil!"

Rika meninggikan suaranya, membuat pertengkaran dia dan pemuda yang terjadi sejak lima menit lalu itu terhenti sejenak.

Ikemen Sengoku - Travel Time in Sengoku World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang