Chapter. 21

208 24 0
                                    













"Dengar, kita harus meninggalkan kastil ini. Pasukan musuh berhasil masuk dan sedang menghadapi prajurit kita."

"Apa? Bagaimana itu bisa terjadi?" Rika terkejut dan pantas saja tadi dia juga sempat mendengar seperti ada suara keributan dari suatu arah.

"Entahlah, mungkin ini sudah rencana mereka dan aku berpikir mereka memang menggunakan situasi ini untuk menculik Ayano maupun dirimu, karena sepertinya mereka mengganggap kalian adalah para wanita Nobunaga." jelas Sasuke.

"Tapi, itu tidak benar! Aku—"

"Meskipun kebenarannya bukan seperti itu, tapi ini adalah siasat peperangan."

Rika terdiam. Dan perasaannya mendadak cemas sekarang, "Lalu kita harus bagaimana? Dan dimana Ayano sekarang?"

"Kurasa sekarang dia sudah bersama Mitsunari-san. Aku juga sudah menyuruhnya untuk membawa pergi Ayano ke tempat aman, dan sekarang giliran kita untuk pergi juga, ayo."

"Baiklah."






..........

......

...





"Mitsunari, kita akan pergi kemana sekarang?" Ayano mencoba bertanya saat berhasil melarikan diri bersama Mitsunari.

"Kita tidak punya pilihan lain. Saat ini tempat teraman adalah Azuchi."

"Azuchi? Lalu bagaimana dengan Rika dan Sasuke?"

"Aku yakin sebentar lagi mereka juga akan menyusul, yang penting sekarang—" Mitsunari tidak melanjutkan perkataannya. Seperti mulai menyadari sesuatu, "Ayano-san, tetaplah menundukkan kepalamu."

"Mitsunari, ada apa?"

Ayano begitu penasaran dan mencoba untuk melihat situasi, tapi Mitsunari mencegahnya dan malah mempercepat laju kuda mereka.

"Mereka mengikuti kita, jangan memperlihatkan dirimu, Ayano-san!" dengan nada cepat Mitsunari memberi perintah pada Ayano, membuat gadis itu tidak banyak protes sekarang.

Tidak.

Tepatnya, Ayano baru melihat wajah serius Mitsunari selain saat membaca buku. Saat ini Ayano tahu dia, bahkan semuanya sedang berada di situasi yang sangat menakutkan.

Seperti bidak catur, jika salah langkah sedikit saja maka mereka akan mati.







..........

......

...






Matahari sudah bersinar tepat di atas kepala, namun tampaknya peperangan besar ini belum ada tanda-tanda akan segera berakhir.

Semuanya bertarung melawan musuh masing-masing, berusaha keras untuk menang dan membawa nama baik masing-masing.

Dari kalangan para prajurit kecil, berkuda, bahkan para warlord sekalipun.

Ieyasu tampaknya juga bertarung dengan semua kekuatan yang dia punya, beberapa orang prajurit musuh silih berganti datang dan menyerangnya, mencoba untuk merobohkan pertahanannya.

Ini terlihat mudah, namun sulit untuk di lakukan, menghindari bahkan membunuh musuh dalam kondisi fisik sendiri yang memang belum pulih sepenuhnya.

Satu ketika lukanya yang kembali terasa sakit, membuyarkan fokus Ieyasu hingga seorang prajurit musuh dengan gerakan cepat menyerangnya.

Ikemen Sengoku - Travel Time in Sengoku World (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin