√ {8~Camilla Arum}

67 34 7
                                    

Happy readers💕

***

Hari berganti. SMA Anggara tetap melaksanakan aktivitas belajar mengajar seperti biasa. Semuanya bersikap normal tak ada masalah sedikitpun. Urusan dan kegiatan osis pun berjalan lancar ditangan Anharra. Eskul basket dan pelatihannya pun juga lancar.

***

XI IPA 3. Ya, itulah kelas yang selama kurang lebih setengah tahun Anharra mengabdi disitu.

"Anharra pinjem pulpen dong," Ucap Gazzie teman Sekelas Anharra yang sedang ngemis pinjem pulpennya.

"Gak modal amat lo," balasan yang sungguh menyayat hati bagi siapun yang mendengar tapi, tidak untuk Gazzie.

"Aeelah pelit amat, pinjem dong."

"Nih," ucap Anharra sambil memberikan pulpen kepada Gazzie. "Besok-besok modalan dikit ya," kata Anharra lagi.

"Kalo ingat mba, hehe," jawab Gazzie.

Reinna yang dari tadi duduk disebelah Anharra hanya mengeluarkan cengiran kecil melihat kedua temannya itu.

Kelas itu saat ini masih dalam kondisi rame karena guru belum masuk kekelas. Ada yang sedang ngegosipin artis Korea dan ngaku-ngaku jadi pacarnya, ada yang sedang bermain botol untuk ditendang dijadikan bola, ada yang berkumpul membuat suatu perkumpulan yang didalamnya bergosip tentang siapa pacar mereka, atau apalah yang membuat tenar mereka. Ada juga seseorang yang diam seribu bahasa dan gak ngelakuin apa-apa. Ada juga perkumpulan orang-orang yang ngobrol pakai bahasa japan. Ada juga orang seperti Gazie yang sok kerajinan belajar padahal ngerjain PR dan meminjam pulpen Anharra. Ada juga Reinna yang dari tadi asik baca buku novel di depannya sampai-sampai Anharra ngomong tak dihiraukan olehnya.

Ya, sangat kacau saat ini kondisi kelas nya. Bagi teman-teman mereka ketika sang ketos menegur dan memarahi mereka saat ribut, mereka tak akan memperdulikannya, secara kan Anharra itu baik. Hanya teman-teman sekelasnya yang tau bahwa Anharra adalah sosok yang ceria dan ramah, karna Anharra tak pernah memperlihatkan kebaikannya, jika ada perkumpulan osis atau pelatihan basket. Dia dikenal cewek dingin pada orang yang tak dikenal dan berubah menjadi cewek gila pada teman-teman dekatnya termasuk sahabatnya.

***

"Permisi, ini kelas IX-3 kan?"

Pada awalnya, Anharra sempat mengira itu adalah guru pengganti. Karna ia mendengar bahwa itu bukan suara berat Ms. Guno melainkan suara perempuan yang saat ini berdiri di hadapanya. Mungkin entah bagaimana, Mr. Guno tidak bisa datang. Tetapi, ketika ia mengangkat kepalanya, Anharra menyadari bahwa gadis itu sama sekali bukan guru pengganti.

Riska?

Dengan cepat Anharra mengerjapkan matanya. Tidak itu bukan Riska. Wajahnya sangat mirip dengan Riska, tapi gak mungkin itu bukan dia. Tubuhnya yang tinggi bak model, dengan rambut yang diurai begitu saja serta wajah manis yang tak perlu di poles oleh kebanyakan make up atau semacamnya telah membuat wajahnya terkesan manis.

Itu bukan Riska, memang sama tinggi nya seperti Riska, tapi Riska sedikit berisi tidak dengan ini. Tubuhnya semampai mengalahkan tiang listrik.

"Iya," jawab Anharra.

Dengan percaya diri gadis itu masuk kedalam kelas, baru beberapa detik ia disana ia telah melempar senyuman manis nya keseluruh isi ruangan. Sontak para cowok-cowok mata keranjang yang melihat kecantikan Riska heboh dan membuat kericuhan disana.

DimensikuWhere stories live. Discover now