16√ {Contest Basket}

30 17 5
                                    

Tiga hari kemudian...

Waktunya Anharra dan tim pemain basket lainnya akan beradu tanding dilapangan basket meraih juara.

Anharra memasuki ruang ganti, mengganti baju dari seragam sekolah menjadi baju kaus putih bertuliskan Sport Anggara di bidang dada. Bersiap melakukan pertandingan, ia menguncir kuda rambutnya. Memakai sepatu sport kesukaanya. Dan, bersiap menuju lapangan sekolah, tempat perkumpulan sebelum pergi bertanding.

"Oke, semua sudah siap!!" ucap Pak Sugi seraya memberi semangat.

"Siap," serentak semua mengucapkan kata siap dengan tegas dan lantang.

"Sebentar lagi buss akan datang. Kita akan menaikki buss ke lokasi. Harap semua bersiap-siap dan jangan sampai ada sesuatu yang tertinggal."

"Baik, pak."

Semua bubar melakukan aktivitas masing masing sebelum berangkat. Lapangan yang mereka gunakan kali ini akan digunakan sekolah untuk melakukan Anggara seni.

Sebentar lagi Anggara seni akan dimulai.

"Anharraaa," teriak Rasya dari jauh seraya mendekat ke tempat Anharra duduk saat ini disisi lapangan.

Anharra menoleh kesumber suara yang menyebut namanya.

"Ehh, lo!" ucap Anharra ramah mengeluarkan senyum manisnya.

"Ra, bentar lagi Anggara seni mulai."

"Iya, lo buat acara semenarik mungkin seperti tahun lalu. Gue kali ini gak ikut bantuin, jadi lo usaha."

"Iya, tenang cah ganteng ini sudah menpersiapkan semuanya, lo jangan khawatir deh. Gue kan pekerja keras!" ucap Rasya menaik-naikkan alisnya membuat jijik sih pendengar.

"Dihh... Jijik gue."

"Ouh yah, gue mau cerita sesuatu," ucap Rasya membuat Anharra terkejut, karena tumben tumbenan orang ini mau berbagi cerita dari sebagian hidupnya...

"Anharra, buss nya sudah datang. Ayok naik!" teriak Radit dari kejauhan sambil memegang tas sport nya dan bergegas naik kedalam buss.

"Ehhh, bussnya dah datang. Gue cabut yah. Hati-hati lho sama Anggara seni, haha," ucap Anharra sedikit menakut nakuti Rasya. "Ouh yah satu lagi kalo sudah selesai pensi nya cabut ke lokasi yah liatin gue tanding," ajak Anharra ramah. Entah mengapa keduanya berbeda kali ini. Yang satu mulai suka curhat, yang satu judes nya dah mulai hilang.

"Tapi, ra. Gue belum selesai ngomong!"

"Besok aja atau lusa. Yang penting ajak teman-teman semua datang buat dukung sekolah kita tanding," ucap Anharra sedikit berteriak karena posisinya saat ini sedang berjalan mendekati buss...

"Waahhh, Anharra disamperin gue enggak," ucap Alvaro menepuk pundak Rasya dan berpura-pura menatap sinis.

"Gue liatnya cuman dia," jawab Rasya tatkala sinis.

"Anjayy, sok sinis lo," ucap Alvaro dengan cengiran khas nya.

"Udahlah, lo ketinggalan buss tuh. Semangat Alvaro sayang," ucap Rasya dan dibalas muka jijik oleh Alvaro.
Alvaro bergegas pergi menaikki buss dan meninggalkan Rasya.

Muka datar bercampur sedih sedang manaungi Rasya. Entah karena masalah yang gagal diceritakan pada Anharra atau karena ia harus mengurus Anggara seni sendirian.

***

Hari ini, adalah hari free belajar di SMA Anggara. Karena semua murid bersiap menampilkan bakat-bakat yang mereka miliki.

Entah mengapa, Pak Abdul, selaku kepala sekolah SMA Anggara. Mengumpulkan semua murid dilapangan ketika semua sibuk dengan persiapan. Padahal tadi pagi, sudah melakukan apel. Dan mengapa sekarang akan melakukan apel untuk kedua kalinya.

Sehubungan Pak Abdul yang memerintahkan. Tidak pakai lama, semua murid dari kelas X-XII IPS maupun IPA Langsung berbaris rapi sesuai kelas masing masing.

"Selamat pagi anak anak!" tegas pak Abdul.

"Pagi pak," jawab seluruh murid tidak kalah tegasnya.

"Hari, ini saya mengumpulkan kalian semua karena salah satu alasan. Sehubungan dengan teman kalian akan melakukan lomba basket sejabotabek tingkat Nasional, hari ini free pembelajaran," ucap pak Abdul dan dibalas biasa saja oleh semua murid dikarenakan mereka tau bahwa hari ini free pembelajaran karena adanya Anggara Seni yang akan dimulai sebentar lagi.

"Dan, bukan hanya free pembelajaran, kita akan mengundur Anggara seni sampai besok," ucap Pak Abdul lancar. Semua murid sedikit terkejut, melongo karena tumben SMA Anggara free dari semua kegiatan.

"Seperti yang saya katakan barusan. Hari ini kita akan memberi dukungan pada sekolah kita. Untuk kelas XI IPS satu dan XI IPA 2 sekarang kalian ikuti pak Sugi ke lokasi dimana lomba basket dilaksanakan untuk menjadi sporter. Dan yang lain-nya, bisa bergantian agar tidak terlalu membuat rusuh dilokasi." ucap.Pak Abdul tanpa basa basi. Sontak Rasya dan Aliff sangat bersemangat sekali mengunjungi untuk melihat sahabat mereka bertanding. Secara mereka adalah salah satu siswa yang menduduki kelas XI IPS 1.

Adapun Reinna dan Camilla. Mereka harus mengurungkan kesenangan nya karena IPA 2 bukan kelas mereka. Jadi mereka harus menunggu waktu dua jam lagi untuk melihat Anharra bertanding.

***

Waktunya tiba. Anharra dan pemain basket lainnya sedang bersiap siap melakukan pertandingan. Semuanya melakukan pemanasan sendiri sendiri, ada yang sedang berlari lari kecil memain mainkan tangan nya, memutar kepalanya 180 derajat, mencium lutut bahkan sit up dan skort jam pun dilakukan demi mencapai pelatihan yang baik.

Setelah sekian menit pemanasan akhirnya lomba akan dimulai.

"Bersiap untuk Pertandingan Antarra SMA Eclusife School melawan SMA Anggarra," wasit berbicara menggunakan mikrofon dan sempat mengangetkan Anharra dan partnernya yang lain, karena Eclusife School adalah sekolah yang terkenal dengan kemampuan dalam segala hal, dan menjadi sekolah paling terkenal dan terkeren sejagat raya. Alias sekota Bandung.

Semua pemain membentuk liangkaran dan menundukkan kepalanya sebelum pertandingan dimulai. Mereka berbisik-bisik menyusun rencana dan sekaligus berdoa. Terakhir mereka menyatukan semua tangan dan mengangkatnya kelangit langit kepala lalu di jatuhkan lagi secara bersamaan setelah menyebut semangat berulang tiga kali.

Kelompok Anharra maju membentuk variasi permainan begitu juga kelompok lawan. Sebelum Anharra mendudukkan posisinya ia menatap semua pemain lawan dengan santai, tapi tak sesantai saat ia melihat salah satu pemain dari Ecslusife School yang berdiri tepat didepannya yang hanya berbatas dengan garis lawan.

"Gema?" ucap Anharra pelan, mengernyitkan matanya. Campur aduk, antara kaget, sedih, dan bahagia setelah melihat kedatangan cowok itu.

"Iya, gue!" jawabnya tulus.

"Lo, kok ada disini?" tanya Anharra bingung.

"Untuk, menaikkan harkat martabat Esclusif School," jawab Gema singkat, padat, dan jelas.

Kenapa lo ada? Kenapa lo datang?
Gue benci lo muncul lagi. Gue benci, lo. Batin Anharra, hampir saja meneteskan air mata, melihat Gema tiba-tiba hadir kembali dalam hidupnya tanpa sengaja.

---

Don't Forget for give me Voment:')

DimensikuWhere stories live. Discover now