Chapter 26

1.8K 131 0
                                    

"Tuan Yoon mengkhianati kita, jalankan rencana nya sekarang juga." Ibu suri Hong mengepalkan tangan nya kuat.

"Sekarang?." Tanya Kepala Yoo.

"Iya, dia masih berada di istana dan mengendap-endap bersama Joo wal. Tangkap dia dan rencanakan rencana nya sekarang. Aku yakin dia sudah membocorkan nya." Ibu suri Hong tampak geram.

"Baik daebi mama."

Kepala Yoo langsung keluar dan menjalankan perintah Ibu suri Hong. Malam itu tanpa persiapan apapun istana diserang, orang-orang yang berada didalam nya yang belum siap akan keadaan berlari tak tentu arah.

Tuan Yoon dan Joo wal yang menyadari bahwa perang pecah karena mereka ketahuan oleh Ibu suri Hong langsung bergegas keluar agar mereka bisa memerintahkan prajurit mereka masing-masing.

Namun sayang nya para pemberontak mengetahui keberadaan mereka.

Joo wal bersiul kencang, beberapa orang berpakaian hitam langsung muncul dan melindungi mereka.

Tak berselang lama orang-orang yang berpakaian hitam datang lebih banyak lagi, sehingga para pemberontak seperti kebingungan.

Mereka lebih banyak dari orang-orang berpakaian hitan itu, namun mereka sadar bahwa kelompok handal bukan kelompok biasa, satu orang dari mereka dapat melumpuhkan 3 sampai 10 orang.

"Tuan Yoon kau pergilah duluan."

Tuan Yoon mengangguk dan kemudian segera pergi.

*^*^*

Di tempat lain

Siut......

Mendengar siulan itu Seul bi langsung waspada, ia mengambil pedang nya kemudian menyelipkan pisau belati dibalik bantal Ryung.

Setelahnya Seul bi keluar dari kamarnya dan memandang sekitar dengan waspada.

Beberapa pemberontak mendatangi nya dengan seringaian yang masih dapat dilihat oleh Seul bi.

Tanpa berkata apapun Seul bi langsung melawan mereka, Seul bi melihat para Dayang yang bergabung dengan pemberontakan mendatangi para keluarga kerajaan.

"Mereka ingin menjaga keluarga kerajaan agar tidak kabur? Kalian semua tidak akan bisa." Seul bi memandang mereka dengan tatapan tajam, beberapa pemberontak sudah jatuh terkapar.

Pemberontak lainnya yang melihat teman nya kalah langsung menyerang Seul bi, namun serangan mereka semua dapat diblokir oleh Seul bi.

Setelah melihat tidak ada lawan lagi Seul bi segera pergi ke paviliun Kwangsun.

"Joenha."

Kwangsun sedang melawan para pemberontak itu dengan tangan kosong, pipi nya tergores oleh salah satu pedang sehingga darah menetes.

Melihat bahwa Kwangsun seperti sudah tersudut, Seul bi ikut bergabung dengan nya melawan para pemberontak itu.

Seul bi menggoreskan pedang nya kedada dan menusukkan keperut para pemberontak itu.

Tak butuh waktu lama, gerakan Seul bi yang lincah dan cepat membuat para pemberontak itu kalah.

Saat Seul bi akan pergi bersama Kwangsun ternyata salah satu pemberontak itu masih bisa menyerang Kwangsun dengan pedang nya namun serangan itu dapat digagalkan Seul bi.

"Aww..." Kwangsun memegang perut nya darah perlahan keluar membasahi jubah nya.

"Jeonha maafkan hamba tidak menyadari nya."

"Hamba akan mengobati jeonha, namun seperti nya kita harus cari tempat yang aman terlebih dahulu." Seul bi memapah Kwangsun keluar dari paviliun nya diluar tampak pertempuran antara kelompok pemberontak, prajurit istana yang masih setia pada Kwangsun dan Kelompok Handal.

Panah-panah mulai melesat, sehingga membuat Seul bi berhati-hati.

Panah itu adalah panah para pemberontak itu, mereka menyerang dari jarak jauh dan juga dekat.

Saat mereka berdua mencoba keluar dari keadaan itu, Seul bi lengah dan

"A....aw.." Yoon min hwa melindungi Kwangsun dari anak panah itu, sehingga ia yang menjadi korban nya.

Seul bi yang melihat Yoon min hwa terluka langsung bergegas membunuh pemberontak itu, tak lama Han tae jin datang dengan membawa 2 busur beserta anak panah. Ia memberikan salah satu busur itu kepada Seul bi yang langsung diambil nya.

Seul bi memandang Yoon min hwa yang terbaring dipangkuan Kwangsun dengan wajah pucat membuat Seul bi semakin marah.

Ia langsung memanah para pemberontak itu satu persatu, dengan bantuan Han tae jin juga ia berhasil membunuh mereka.

Butiran keringat muncul didahi nya, setelah merasa aman Seul bi langsung duduk disebelah Yoon min hwa.

Melihat Seul bi, Yoon min hwa tersenyum memandang nya, ia memegang pipi Seul bi kemudian memandang Kwangsun.

"Jeonha bisakah anda memenuhi permintaan hamba sebagai hadiah atas pengorbanan hamba." Ucapan Yoon min hwa membuat Seul bi menggeleng keras dan Kwangsun mengangguk lemah.

Yoon min hwa terkekeh pelan melihat Seul bi dan Kwangsun yang berbeda pendapat.

"Jeonha, bisakah anda mengatakan pada hamba bahwa jeonha mencintai hamba. Bahkan jika itu adalah kebohongan."

Butiran air mata jatuh membasahi pipi Seul bi dan Kwangsun yang memandang Yoon min hwa dengan tatapan sedih.

"Aku...aku mencintaimu... sangat mencintaimu." Kwangsun mengucapkan itu dengan mata penuh keterpaksaan.

Yoon min hwa tersenyum melihat nya, bahkan jika itu adalah kebohongan ia tidak perduli.

"Sae ron-ah aku menyayangimu, ma...maaf."

Kwangsun memandang Seul bi dengan tatapan terkejut, tak lama Yoon min hwa menutup mata nya dengan senyuman dan sebutir air mata yang jatuh dari mata nya.

*^*^*

MOON IN THE JOSEON'S SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang