Faktanya

402 37 0
                                    


"kalian ga jadi nikah..." sambung Zafran lalu memberi jeda lagi, yang membuat Salman dan Aretta terkejut bukan main.

Salman langsung berdiri tegak.

"ma.. maksud papa apa? Orang udah beli cincin segala, undangan udah ada yang dibagiin, udah sewa masjid, hotel. Pa, aelah ga seru nih." Sungut Salman kepada Zafran. Lelaki itu kembali terduduk lesu di atas sofanya.

Sukma dan Yuri yang melihat tingkah Salman pun tersenyum penuh arti. Perkataan Salman tadi sebenarnya ada maksud lain. Mereka mengerti hal itu.

"Hmm, lama bener dah cecunguk dua dateng." bisik Zafran pada dirinya sendiri. Dua cecunguk disini adalah Renata dan Utsman.

"Apa pa? Siapa yang cecunguk?" ternyata Salman mendengar. Zafran pun gelagapan. Sedangkan Yuri dan Sukma saling pandang lalu terkekeh, meninggalkan keterkejutan Aretta atas pembatalan pernikahannya.

"Assalamualaikum" Kedua orang dewasa masuk ke dalam ruangan. Ya, mereka adalah dua cecunguk yang disebut oleh Zafran beberapa saat yang lalu.

"Waalaikumussalam" jawab semua orang di dalam ruangan.

Renata meletakan dua kresek berbentuk kotak di tangannya ke atas meja. Sepertinya itu makanan yang cukup menggiurkan.

"Papi, kami berdua ga jadi nikah?" tanya Salman. Entah kenapa lelaki itu terlihat kesal sekali setelah mendengar penuturan dari sang ayah,  jadi dia beralih kepada Utsman.

"hm iya" jawab Utsman setelah dia melirik ke arah Zafran. Aretta yang sedari tadi sebagai pengamat pun mengerti apa yang tengah dilakukan oleh para tetua ini.

"kok bisa? Terus? Undangan? Segala macam persiapan? Cincin? Astaghfirullah, tau begini ga usah repot - repot aku!" Salman ngegas.

"kan yang siapkan semua kami, orang tua. Kalian kan beli cincin doang." jelas Utman yang membuat Salman mati kutu.

"oke oke, cukup. Kalian bisa bangunin mamih nih. Kamu kayaknya kebelet banget nikah Man." ujar Yuri, sang mama.

"tadi papa belum selesai ngomongnya, udah disalip duluan. Kalo orang tua ngomong, dengerin dulu sampe selesai. Baru ngebacot!" ujar Zafran yang membingungkan Salman.

"kalian ga jadi nikah malem ini, soalnya dadakan. Penghulu juga mana mau nikahin orang malem - malem begini. Jadi nikahnya besok pagi." jelas Zafran. Seketika Salman menghambuskan nafas lega. Apa sebenarnya yang terjadi pada Salman?

"nah, maka dari itu. Aretta malem ini pulang, persiapan besok. Kalian menikah di masjid dekat sini. Semuanya sudah papi sama mami urus. Salman, kamu yang keliatan banget kebeletnya. Besok tinggal ucap ijab aja, ga usah kayak orang kebakaran jenggot begitu." jelas Utsman juga.

Akhirnya masalah pun selesai. Karena waktu sholat maghrib sudah tiba, para lelaki menuju mushola rumah sakit, sedangkan para wanita sholat di ruang perawatan Sukma.

Seusai sholat beberapa saat yang lalu, Aretta dan kedua orang tuanya berpamitan untuk pulang.

"mamih, Eca pulang ya" pamit Aretta kepada sang nenek.

"kami berdua juga pulang ya tante" sambung kedua orang tua Aretta, kemudian bersalaman.

"Assalamualaikum" ucap mereka bertiga, yang dijawab oleh ketiga orang -- Zafran, Yuri, dan Sukma -- di dalam ruangan tersebut. Kemana Salman? Tadi lelaki itu izin untuk pergi keluar sebentar menemui Farid dan Gerry, sahabatnya.

-------

"Woy" ujar seorang lelaki yang diketahui bernama Gerry, sahabat dari Salman. Dia memasuki sebuah toko aksesoris Hp. Semua pegawai yang ada disana menoleh ke sumber suara.

Old Rules✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang