Kepala Sekolah Huft.

6.1K 267 0
                                    

Bab 22.

Kepala Sekolah Huft.

Kepala sekolah ini berpakaian jas hitam, kemeja putih dan bowtie merah. Dia tidak terlihat seperti kepala sekolahku karna dia terlihat lebih muda.

Anehnya, dia memakai kacamata hitam yang besar yang dipakai untuk kalau berpergian ke pantai.

Kepala sekolahku yang ku kenal mempunyai sedikit kerutan dan kalau tidak salah umurnya itu sekitar 30an tahun.

"Look who do we have here.." katanya dengan senyum liciknya.

Lalu aku memberikan senyum lembar padanya.

"Hm. Hm." katanya sambil menaruh tangannya di meja dan mengambil beberapa kertas dan melihatnya.

Aku terdiam saja, karna ya, DIA KEPALA SEKOLAH...

"Karna kamu tadi tidur di kelas pelajaran Ms.Guina, kamu terpaksa saya kasih hukuman" katanya dengan senyum liciknya lagi. Terdengar juga suaranya di rendah-rendahin.

"Apa hukumannya?" tanyaku kesal.

"Jangan kesal dulu dong, Sherlisson. Hukumannya simpel kok.." katanya.

"Ya apa?" tanyaku ga sabar keluar dari ruangan ini.

"Jalan dengan gue." katanya lalu pelan-pelan membuka kacamata hitamnya.

"Njir lu Xand!" teriakku.

"Saya adalah kepala sekolah. Mohon bahasanya dibaiki karna kalau tidak terpaksa saya harus memberimu hukuman yang lebih berat lagi" katanya sok-sok.

"Hm. Apa?" ejekku.

"Traktir starbucks" jawabnya dengan senyum.

"Never going to happen" kataku membalas senyumnya.

"Then," jawabnya lalu berdiri.

Saat dia berdiri aku sadar, dia pakai kemeja sekolah dan celana panjang seragam sekolah. Hanya ditambah dengan jas hitam.

Lalu dia menyampiriku dan menyuruhku untuk mengambil lengannya.

"Shall we?" katanya seolah-olah pangeran gagah perkasa.

"Terserah lo deh" kataku lalu mengandeng lengannya dan keluar dari ruang kepala sekolah.

"Jadi lo takut ya sama kepala sekolah?" ejeknya.

"Kok lo bisa dahh. Kesel" jawabku marah sambil memukul lengannya.

"Selo Sher selooo. Kan gue mau cerita ma lo. Ga inget?" tanyanya.

"Ya ga gitu juga kelesss." jawabku pura-pura marah.

Lalu kita jalan dalam kesunyian menuju kantin sekolah.

Semoga orang yang ada di kantin melihat kita berdua seolah-olah tidak pernah melihat cewe jalan sama cowo.

Kalau aku boleh jujur,

Aku gatau temenku yang sebenernya sekarang siapa.

Anny? Dia aja gapernah ke aku.
Xander? Gatau.
Conro? Sekedar temen bukan sahabat.
Aiden? Gatau.

Huft.

Aku melihat Anny dengan ya, temen-temennya. Dia juga sepertinya mengabaikanku jadi ya, biarin lah ya hari ini aku sama Xander aja. As friend. Ga lebih.

Kenapa? Karna setiap kali kita menginginkan sesuatu, terkadang yang muncul bukan yang seperti yang kita mau.

It sucks yeah. :)

"Sher! CICAK!" teriak Xander tiba-tiba.

"APAA? AAAA" teriakku.

Benci cicak. Fix.

"HAHAHA PRINCESS PLEASE" kata Xander sambil ketawa kenceng.

Semua orang ngeliatin kita.
Okay.
Awkward.
Inhale.
Exhale.

"LO YA NYEBELINNN" kataku mukul lengan Xander kenceng.

"Kenapa mukul?!!" tanyanya kaget.

"Nyebelin. Benci. Gasuka." jawabku lalu pergi masuk ke gedung SMA dan jalan ke tempat pojokan dimana aku sering duduk sendirian saat Anny gaada.

Itu ada di lantai 3. Di deket toilet cewe.

Aku naik dan ya, Xander ga ngikutin aku dari belakang atau pun nyamperin atau bilang 'Maaf'.

Aku ambil buku gambarku dan pensil, penghapus lalu jalan ke tempat pojokanku dan mengambar.

Ku dengar bunyi orang berjalan kesini.

Abaikan Sher. Abaikan.

Aku tetap mengambar dan mengabaikan suara itu. Mungkin ada orang yang mau ke toilet kali.

"Nih. Makan" kata cowo itu lalu duduk di sebelahku dan memberikanku nasi bakar kesukaanku.

"Hm?" jawabku bingung.

"Makan ga? Sorry okay Sher.." kata Xander.

"Gapapa kok" jawabku ketawa.

"Makasih" balasku lagi sambil mengambil nasi bakarnya.

Lalu kita makan bareng.

"Jadi mau cerita apa?" tanyaku padanya.

"Jadi," katanya membuatku makin penasaran.

Caramel FrappucinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang