(33) Aku siap

933 111 16
                                    

"Jimin-sshi.. kau ada di rumah?" Teriak Jeongyeon yang baru saja pulang bekerja.

"Ah ya.. kau sudah pulang rupanya" jawab Jimin yang sedang menyiapkan beberapa makanan untuk makan malam. Makan malam berdua.

"Kau pulang lebih awal? Kemana Soobin, kata Ibu, kau yang menjemputnya?" Tanya Jeongyeon sambil melepas sepatunya.

"Iya memang aku yang menjemputnya, dia sedang tidur mungkin dia kelelahan karena tadi dia bilang ada Les Bahasa Inggris di sekolahnya"

"Ah ya sudah"

"Ngomong ngomong, kau yang memasak ini semua?" Sambung Jeongyeon yang baru sadar dengan adanya makanan di meja makan.

"Yha.. jangan kau meledekku? Tampan tampan begini aku juga pintar masak" sahut Jimin sambil menampakkan senyuman yang menggoda.

"Terserah.." jawab Jeongyeon cuek dan langsung melahap makananya.

Merasa terabaikan oleh Jeongyeon, Jimin pun tidak beranjak makan seperti apa yang dilakukan Jeongyeon. Namun, Jimin malah memandangi Jeongyeon yang tampak kelaparan dan melahap makanan dengan semangat.

'Lucu' batin pria itu.

Tak sadar, senyum Jimin mengembang kala melihat seseorang yang dicintainya itu makan dengan lahap masakannya.

Merasa ada yang aneh disebelah kirinya, Jeongyeon menoleh ke arah Jimin. Ya, Jimin yang tetap memandangi Jeongyeon sambil tersenyum.

"Kau tidak makan?" Kali ini Jeongyeon yang menatap Jimin.

"Ah ya" Jimin langsung berpura pura sibuk mengambil nasi yang ada dihadapannya.

"Jimin-sshi.. kenapa kau memandangiku tadi?"

"Tidak, aku tidak memandangimu"

"Ya sudah, terserah"

Hening, hanya suara sentuhan sendok dan piring yang mengisi ruang makan malam itu.

"Jimin-sshi.." panggil Jeongyeon ketika ia sudah selesai dengan makananya, walaupun pria yang diajaknya bicara masih fokus dengan piringnya.

"Hm?" Jawab Jimin yang mulutnya masih penuh dengan makanan.

"A.. aku.. siap"

"Aku siap memenuhi permintaanmu yang kemarin malam"

Uhuk. Jimin tersedak seketika.

"Yha hati hati.. ini minum dulu" ujar Jeongyeon sembari memberikan air putih pada Jimin.

"Kenapa kau tiba tiba mengatakan hal itu?" Ucap Jimin setelah menghabiskan segelas air putih.

"Aku sadar, bahkan lebih sadar dari sebelum sebelumnya. Aku istrimu, aku harus memenuhi permintaan suamiku kan?" Ujar Jeongyeon takut namun masih berusaha untuk tersenyum.

"Jika kau keberatan, jangan dipaksakan"

"Yha!!!! Aku tidak keberatan kok, siapa yang bilang aku keberatan melakukan itu? Ups" kata kata itu diakhiri dengan tangan Jeongyeon yang menutupi mulutnya.

Jimin hanya tersenyum dan sedikit tertawa karena kelakuan lucu istrinya itu.

"Terima kasih chagi"

Jeongyeon hanya mengangguk tersenyum.

"Lanjutkan makananmu"

"Aku sudah kenyang"

"Yha, kenapa bisa begitu?"

"Karena kau mengatakan itu aku jadi kenyang dan ingin cepat-cepat..hehe" senyuman Jimin semakin membuat Jeongyeon leleh saat itu juga.

"Sikat gigimu setelah makan" karena pipi Jeongyeon yang semakin memerah, dan takut diketahui Jimin, lebih baik dia mengalihkan pembicaraan dan pergi dari tempat itu sekarang juga.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, apa sebaiknya kita ke kamar sekarang?" Lengan Jimin tiba tiba melingkar di perut Jeongyeon. Jimin memeluk wanita itu dari belakang dengan erat.

Jeongyeon tersenyum seakan memberi lampu hijau bagi Jimin.

Dan kalian pasti tau apa yang akan mereka lakukan malam itu.

Forever Rain ✔Where stories live. Discover now