part 1

509K 4.5K 50
                                    


Ini adalah hari minggu, hari termalas sedunia. Wanita cantik dengan rambut panjang dan pirang, keturunan Indo Amerika,masih terjaga dalam mimpi indahnya. Biasanya ia bangun selepas duhur, tapi matahari mengintip dari balik gorden berwarna hitam.

Ia mengucek mata lalu meregangkan otot-ototnya yang kaku. Setelah dirasa cukup, bola matanya menelusup setiap sudut ruangan yang di cat putih. Ini bukan kamar pribadinya, lalu dimana kah ia sekarang?

Glek

Pintu kamar mandi terbuka, dari balik pintu munculah sosok laki-laki telanjang dada, hanya mengenakan handuk putih yang dililitkan pada bagian pinggang, memamerkan otot perut yang sempurna.

Ia menelan saliva melihat pemandangan yang belum pernah ia lihat seumur hidup.

"Selamat pagi." suara itu mampu membuatnya tertegun malu. Ia kepalang basah tengah memperhatikannya.

Oh tidak, apa yang sebenarnya terjadi semalam? Memori otaknya berusaha mengingat. Bukankah semalam, ia berada di club malam sendirian? Dan hanya sebotol wine yang menemaninya.

Melihat wanita dihadapannya kebingungan, laki-laki itu mendekat, "Sudah bangun?"

"Bagaimana bisa, saya ada disini! Bukankah.." sebelum wanita itu melanjutkan kalimatnya, laki-laki itu lebih dulu menjawab pertanyaan,

"Semalam kamu mabuk."

Suara itu membuat bulu romanya menggidik. Mabuk? Ya, semalam memang dia mabuk, biasanya dua atau tiga botol wine saja tidak membuatnya terkapar, mengapa hanya satu botol membuatnya tak mengingat apapun.

"Apa yang anda lakukan terhadap saya semalam?" balasnya ketus.

Mendengar penuturannya, membuat laki-laki itu terkekeh. Tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Dia seenak hati nyelonong tanpa permisi meninggalkan sejuta pertanyaan.

Sekian menit menunggu, laki-laki itu keluar dari kamar ganti dengan kaos oblong dan celana boxer se lutut. Membuat tubuh atletisnya terlihat sempurna. Wanita mana saja bisa meleleh melihat pemandangan sesempurna itu.

Ah kacau, tujuannya bukan ingin menikmati tubuh atletisnya, melainkan menanyakan bagaimana bisa ia bisa tidur satu kamar dengan laki-laki yang tidak pernah ia kenal.

"Damn!!"
Dengan santainya, laki-laki itu berjalan menuju balkon, mendaratkan bokongnya pada kursi goyang yang unik, belum sempat ia bertanya, laki-laki itu, kembali membuka suara.

"Semalam kamu pingsan di club, maka dari itu saya bawa kamu ke sini." tanpa menoleh, laki-laki ini tau apa yang ada dalam benaknya.

Dia terbelalak mendengar kata pingsan? Dia langsung menuruni ranjang dan menyusulnya.

"Pingsan?"

"Ya."

"Jangan bohong! Saya biasa minum sampai tiga botol tapi aman-aman saja."

"Itu biasanya. Buktinya semalam tepar."

Rasanya ingin sekali mencabik-cabik mulut laki-laki itu sekarang juga. Bisa-bisanya dia dengan enteng mengatakan dirinya tepar.

"Atau jangan-jangan anda memasukan obat kedalam minuman saya, hah!"

Laki-laki itu hanya tertawa, "Saya bisa mendapatkan wanita tercantik di dunia, tidak ada untungnya memasukan obat ke minuman mu."

Bola matanya menatap wanita itu dengan sangat intens. Dia paling tidak suka di perhatikan seperti ini. "Damn it!"

Melihat tatapan itu, membuatnya risih, langsung saja ia menampar keras wajah tampannya.

Best Partner (TAMAT)Where stories live. Discover now