part 20

61.1K 1.3K 21
                                    

Klek

Ken menyalakan saklar saat mereka sampai di unitnya, ruangan gelap menjadi terang dengan kehadiran Maria. Sepekan sudah ia meninggalkan apartement demi mencari pujaan hati.

"Kau berpisah dengan istrimu lalu tinggal di tanah kelahirannya? Konyol." Maria meletakan tas jinjing lalu menuju dapur untuk mengambil minuman.

Ken tidak menanggapi ucapan Bibinya, menetap di tanah kelahiran mantan istrinya demi mendapatkan cinta lamanya memang terdengar konyol. Ken terkekeh mendengar celoteh sang bibi.

Tuk,

Maria meletakan gelas di atas mini bar dengan cukup kasar sehingga menimbulkan suara ketukan.

"Apa yang kau tertawakan, hmm?"

"Aunty, Apa aku terlihat konyol sekarang? Ck, lupakan."

Maria menuangkan orange jus ke dalam gelas, lemari pendingin hanya tersedia minuman alkohol dan minuman kemasan lain. Bisa di pastikan jika Ken sudah lama tidak menempati apartemennya.

"Ken, ada satu hal yang ingin aunty tanyakan, tapi sebelum itu jawablah dengan jujur." Maria menatap bola mata cokelat milik keponakannya,  "Kau tau, aku paling tidak suka di bohongi." lanjutnya.

Ken meneguk salivanya gugup, jika situasi seperti ini adalah tanda bahwa Bibinya dalam mode waspada. Ada hal serius yang mengganggu fikirannya, Ken yakin itu.

"Katakan," Suara Ken terdengar parau, seperti tercekak di tenggorokan.

"Minumlah." Maria menyodorkan minuman yang baru saja di tuang, ia tahu jika Ken merasa gugup.

"Siapa wanita yang dekat dengan Bryan?"

Deg,

Ken membuang nafasnya pelan, Maria tidak mempertanyakan perihal perceraiannya.

"Dia tidak pernah bercerita apapun mengenai wanita." Ya memang benar adanya, selama ini Bryan tidak pernah mengatakan apapun tentang wanita, baik itu wanita yang di kencani atau pun wanita yang menjadi pemuas nafsunya.

Maria kembali menatap lekat netra cokelat itu, mencari kebongan disana tapi sayangnya ia tidak menemukan kebohongan didalamnya.

"Tapi ada satu jalang yang berambisi mendapatkannya." Ken melanjutkan ucapannya yang sempat terjeda.

"Singkirkan dia." Maria tida suka mendengar kata jalang mendekati putranya, sedetiknya Ken menyetujui perintah Maria.

"Ada lagi?"

"No, tapi sepertinya Bryan sedang mengincar satu wanita." ya ini yang Maria tunggu, informasi dari Ken akan sangat membantu dirinya mencapai misi.

"Siapa wanita itu?"

"Aku tidak tahu, yang jelas Bryan ingin menikahinya untuk mengembangkan bisnisnya."

Mungkinkah yang di maksud Ken adalah Ica Varisa? Siapa Ica Varisa sebenarnya? Mengapa Bryan sangat berambisi untuk mendapatkannya, apa dia adalah anak konglomerat atau dia pembisnia sukses? Puluhan pertanyaan itu memenuhi otaknya, teka teki rumit yang harus segera di pecahkan.

"Jaga kesehatanmu, aku akan mengunjungi mu lain waktu." Maria melangkahkan kaki keluar, ada seseorang yang harus ia temui.

Ken menatap cengo punggung Bibinya hingga menghilang dari balik pintu. Tangannya menyapu keringat yang bercucuran di pelipis, pertanyaan Maria seperti mengintimidasi terdakwa koruptor.

***

Maria melangkah dengan sangat gontai menuju lift namun sebelum itu ia menabrak seseorang, yang mengakibatkan pot bunga tulip yang berada di tangannya berserakan tak berbentuk.

Best Partner (TAMAT)Where stories live. Discover now