PART 28 Reinkarnasi

729 65 8
                                    

JOSEON 1694

Hari ini hampir semua pelayan disibukkan dengan acara yang akan berlangsung beberapa saat lagi. Pangeran Chan yang berada di ruangannya pun sudah siap dengan jubah pelantikan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari. Sedangkan

Pangeran Jung atau Kim Jong In baru saja masuk ke dalam ruangan busana. Sebenarnya, ia pun tidak begitu berniat untuk menghadiri acara membosankan itu. Ia mungkin lebih memilih berkelana keluar istana atau berjalan santai di dalam istana.

Seorang pelayan tata busana masuk ke dalam ruangan itu. Jong In menoleh. Ia mendapati kepala pelayan busana dan seorang pelayan lainnya yang berdiri di belakangnya. Dua orang itu menunduk dan memberi salam.

"Yang mulia kami telah menyiapkan busana untuk menghadiri pelantikkan putra mahkota. Hamba mohon maaf yang sebesar-besarnya yang mulia. Beberapa pelayan sangat disibukkan dengan penataan busana beberapa keluarga kerajaan lainnya. Hamba membawa seorang pelayan untuk melayani busana, yang mulia." ucap kepala tata busana dengan sedikit kekecewaan.

Jong in tampak tak begitu mempermasahalakan hal tersebut. Toh, ia lebih nyaman dengan pakaiannya sehari-hari. Ketua Pelayan itu kemudian menyuruh pelayan di belaknagnya untuk maju dan memberi salam. Jong in awalnya tak tertarik, namun ia baru menyadari bahwa pelayan itu adalah Candy.

Mata mereka bertemu. Seolah-olah mengambarnya keharuan. Tak berapa lama ketua pelayan itu keluar dan meninggalkan Candy dan Jong In di dalam ruangan itu.

"Hamba... hamba akan memulainya." Ucap candy ragu.

Mereka terlihat begitu canggung. Candy bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Pria yang ada di hadapannya kini adalah seorang pangeran. Sosok yang penting di silsilah keluargaan kerajaan, bukanlah sosok penjaga istana ataupun yang sempat dianggapnya teman. Kata yang mulia seakan asing ia ucapkan.

"Bersikaplah seperti biasa saja."

Melihat kecanggungan itu akhirnya Jong In bersuara. Candy mulai memasangkan jubah putih sebagai kain dasar. Sungguh suasana yang tidak bisa dikatakan biasa-biasa saja.

"Aku minta maaf." Kata jong in.

Candy menghentikan pergerakkan tangannya yang kini tengah mengalungkan beberapa aksesoris ke leher pria itu. Lagi dan lagi mata mereka bertemu. Sejujurnya Jong In tau bahwa gadis itu menyimpan banyak kekecewaan pada dirinya.

"Aku minta maaf karna telah membohongimu. Aku juga minta maaf karna telah membawamu ke sini. Aku tau kau pasti sangat kecewa padaku. Walaupun begitu aku masih tetap seperti yang dulu. Jangan menjadi beban karna masalah ini. Aku ingin kita seperti dulu lagi. Aku menyukaimu yang dulu."

Candy terdiam. Ia tau, bahwa kini pria itu benar-benar berkata tulus padanya. Tiba-tiba ia kembali teringat saat pertama kali perjumpaan mereka. Saat dimana Candy mengira bahwa Jong In bukan siapa-siapa di dalam istana.

"Sudah kutebak, kau bukan siapa-siapa. Yak, apa kau tau aku ha! aku Lee Young Ri putri perdana menteri kerajaan dan aku calon tunangan Pangeran Chan. Coba kita lihat siapa yang seharusnya kupanggilkan prajurit sekarang!"

Dan saat dimana Jong In bertekad untuk memperbaiki sejarah negeri ini. Sejarah yang seharusnya bisa ia rubah. Candy benar-benar tidak menyadari bahwa niatan kecil itu muncul dari mulut seorang pangeran.

"Karna aku ingin memperbaiki negeri ini,"

"Haha... kau itu hanya seorang pengawal istana yang tugasnya melindungi istana bukan memperbaiki negeri."

"Apa aku salah bermimpi seperti itu? Kau saja bermimpi akan kembali ke masamu."

Candy tersadar dari lamunannya. Ia menjauhkan tubuhnya dari Jong In seolah-olah memberi jarak dari seorang pelayan pada majikannya.

"Maaf yang mulia."

"Sudah kukatakan jangan memanggilku dengan sebutan itu. Bukannya biasanya kau mengatakan namaku. Aku lebih suka kau memanggil namaku."

Candy tertunduk. Ia benar-benar tidak bisa memikirkan apa yang terjadi. Kenapa semuanya menjadi semakin rumit.

"Kau tau?" ucap Candy akhirnya. Ia mendongakkan kepalanya melihat mata Jong In. anehnya, tiba-tiba matanya mulai berkaca-kaca.

"Tidak ada satu orang pun yang kupercayai di dunia ini, kecuali kau. Tapi, di satu sisi aku merasa aku telah salah meminta bantuan padamu. Tidak seharusnya aku mengatakan hal buruk tentang Joseon padamu dan tidak seharusnya aku mengajakmu untuk menemukan lilin itu. Tapi, aku tidak mau kau terlalu jauh sampai akhirnya mungkin nantinya akan melukaimu sendiri. Aku..." Candy ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

"Aku... tidak kecewa padamu. Hanya saja mungkin lebih baik sedari awal aku menyadarinya. Mari kita hentikan saja. Aku tidak mau melanjutkannya. Fokuslah pada istana." Candy tidak yakin pada ucapannya.

Sesungguhnya ada rasa sakit di hatinya ketika ia mengatakan kalimat itu. Ia tidak ingin semua ini berakhir begitu saja. Ia belum menemukan ujung ceritanya sama sekali.

"Apa maksudmu?" Tanya Jong In.

"Aku ingin kau menjalankan posisimu dengan baik. Berhenti membantuku mulai sekarang." Ucap Candy lemah.

Air mata itu bahkan hampir lolos. Candy sadar dan kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi jong in. jujur, ia tidak ingin Jong In pergi darinya. Tapi, jika terus mengaitkan Jong In mungkin saja sejarah itu akan semakin memburuk.

"Ya, Cho Candy. Apa kau yakin dengan ucapanmu? Apa kau..." Jong In menarik tangan Candy dan di saat itu lah ia baru tersadar bawah Candy menangis.

Hatinya rapuh, rasa bersalah itu semakin besar. Bagaimana bisa ia melukai hati gadis ini. Apa sebegitu besarkah kesalahannya? Jong In menyadari satu hal bahwa Candy mungkin selama ini terlalu percaya padanya. Tapi, jika itu pada akhirnya menyakitinya mungkin lebih baik Jong In menghentikannya sekarang.

"Kau..." Jong In langsung memeluk Candy dalam dekapannya. Gadis itu terdiam dan tetap menangis tersendu-sendu.

Candy tau mungkin saat ini perasaannya terlalu emosional. Sebenarnya ia tidak ingin Hong In terlalu jauh membantunya dan pada akhirnya nanti mungkin akan berpisah dengan waktu yang sangat lama. Ia sudah menganggap Jong In sebagai orang yang sangat ia percayai lebih dari siapapun.

"Jangan menangis... aku akan menuruti semua perkatakanmu."

Jong In mengusap lembut kepala Candy berharap gadis itu untuk sedikit tenang.

Setelah sedikit tenang, Candy menjauhkan tubuhnya dari Jong In. dan dirinya dengan berani menatap kembali mata itu.

"Kau tau, apa yang paling aku takutkan jika kau terus membantuku?"

Jong In terdiam. Sebenarnya ia tau, hanya saja tidak seharusnya ia mengatakannya sekarang. Mungkin saja jika ia megatakannya gadis itu akan menangis lagi.

"Aku akan pergi. Aku akan pergi sangat jauh. Maka dari itu berhentilah membantuku mulai sekarang. Aku akan berusaha mencari lilin itu sendiri. Dengan begitu mungkin kau bisa menciptakan sejarah yang lebih baik tanpa..."

.

.

.

.

CHUP

Hatinya meronta, ia tak ingin gadis itu terus saja berucap perpisahan padanya. Ini bukan saatnya. Masih banyak waktu yang akan ia habiskan untuk mereka mencari lilin itu.

Candy terkejut ketika Jong In mencium bibirnya yang beralaskan kain cadar yang masih melekat diwajahnya itu. Secara tidak langsung mereka berciuman. Jong in tampak dengan tennagya dan menutup matanya. Candy sama sekali tidak berniat untuk menutup matanya, bahkan kini air mata itu dengan hangat membasahi pipinya.

Next Chapter?

Mohon beri dukungan, cinta dan juga bintang untuk cerita ini. Terima kasih banyak karna telah membaca cerita ini saat waktu luang kalian. Aku harap cerita ini cocok dengan selera kalian.

FIND ME on

Instagram: @appelhijau19 dan Youtube: @appelhijau (For video teaser)

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang