"KAMU TELANJANG?!"
"ASTAGA DRAGON MATA SAYA!"
"HUSH HUSH! PERGI KAU WAHAI SETAN PENGGODA IMAN YANG SUNGGUH SEKSEH!"
"ASTAGHFIRULLAH PERGI ATAU SAYA BACAIN AYAT KURSI?!"
"BUNDA AYAH MAAFKAN BULAN YANG SUDAH TERNODAI..."
.
.
.
Gue menggeleng-gelengkan kepala. Lagi-lagi kejadian tadi terputar kembali.
Ya ampun. Sia-sia gue jaga tubuh ini kalo pada akhirnya dilihat sama cowok asing mata keranjang. Bisa-bisanya dia terjun ke kolam gue.
Lalu sekarang, cowok itu ada di hadapan gue. Sedang di interogasi sama Mona dan kawan-kawan.
"Berani-beraninya lo ngintipin pacar sehidup semati gue sewaktu mandi. Situ udah merasa hebat, hah?!" gertak Peterjun yang malah membuat gue makin sebal. Sejak kapan gue jadi pacarnya?
Sama seperti gue, Johnny dan yang lainnya juga mendengus malas mendengar perkataan Peterjun.
"Sejak kapan Jean jadi pacar lo? Masih embrio aja udah belagu pacar-pacaran," sindir Johnny.
Taeyong menghela napas. "Udah, fokus dulu." Dia beralih menatap Taeil dengan tajam. "Jadi, apa alasan lo tiba-tiba terjun dari langit, jatuhnya di kolam cewek pula?"
"Tempo hari yang lalu, saat saya sedang mengantarkan paket di daerah Velberg bagian utara, saya dikejar-kejar oleh Hidra. Saya akhirnya berusaha kabur. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja saya seperti masuk dalam sebuah portal. Saya memasuki sebuah ruang hampa 'tak berpenghuni dengan ratusan portal di sana," jelas Taeil.
Raja Doyoung tampak serius mendengarinya. Sepertinya Raja tahu sesuatu, yang tidak kita semua ketahui.
Gue pun bertanya, "Hidra itu apa dah?"
"Hidra merupakan monster berwujud ular raksasa atau naga. Hidra memiliki sembilan kepala. Gas dari napas Hidra sangat berbahaya. Selain itu, siapa pun yang terkena semburan racunnya dapat mati di detik itu juga." Mark menjelasi.
Raja memandang Taeil sangat dalam. "Apa lagi yang kamu lihat di sana?"
Taeil mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu, seraya mengingat-ingat kembali kejadian yang ia alami. "Tidak ada. Tapi..." Tampaknya Taeil berhasil mengingat suatu hal. "Ada sebuah lingkaran besar dengan cahaya terang benderang di sana. Lingkaran itu dilindungi oleh tiga batu raksasa."
"Batu?" Gue mengernyit.
"Ketiga batu itu masing-masing memiliki ukiran di tengahnya. Yang satu berbentuk matahari, yang satu bulan, dan yang satu lagi bintang," terang Taeil kembali.
Gue langsung mengeluarkan kalung berliontin matahari yang Raja berikan beberapa saat lalu. Apa kalung ini ada hubungannya dengan batu itu?
Kalau memang benar kalung ini saling berhubungan, berarti gue keren dong bisa punya ini. Apakah ini pertanda bahwa diriku bakal bertemu dengan pangeran berkuda putihku? Uehehehehe....
"Emm... guys... apa dari you, you, or you ada yang gerakin foot?" tanya Haechan Jackson yang membuat lamunan gue buyar.
Kita semua pun saling pandang satu sama lain, dan gue baru sadar, lantainya bergetar. Mungkin lebih tepatnya, semua barang yang ada di sini.
Getarannya semakin besar, kobaran angin pun semakin menggila. Bahkan bingkainya Mona hampir aja terbang dan hilang kalo enggak ditahan sama Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEO CULTURE HALLOWEEN
Fanfiction(NCT Fanfiction) ❝Bagaimana rasanya saat kau bangun dan telah berada di dunia yang berbeda? What the hell?! Ini bukan waktunya Halloween!!❞ ---------------------------------------------- ---------------------------------------------- Jean Athaleta R...