chapter 15

2.1K 84 0
                                    

Malam ini Illa hanya sendirian dirumah, ayah, mama, juga adiknya pergi menjenguk nenek dirumah sakit dari 4 jam yang lalu. Nenek Illa jatuh sakit sudah beberapa hari yang lalu membuat ibunya benar benar khawatir. Tak luput dari Riski, abangnya Illa yang diberi tugas kuliahnya diluar kota tempat tinggalnya.

Dan kini jarum jam sudah menunjukkan jam 1 pagi, kedua mata Illa masih setia terbuka tanpa ingin tertutup walaupun hanya sebentar, sakit perut akibat menstruasi yang dideritanya sudah tak begitu sakit lagi walaupun sekali sekali keramnya masih terasa.

Tiba tiba handphone miliknya yang diletakkan diatas nakas disamping tempat tidurnya bergetar, Illa mendesah sebentar lalu langsung bangun dari tidurnya dan mengangkat handphone nya. Tampil nama dari si pemanggil dari seberang sana, mamanya menelepon nya. Entah ada keperluan apa, Illa langsung menekan tombol hijau yang muncul dilayar handphone nya untuk menerima panggilan tersebut.

"Assalamualaikum ma." Ucap Illa memberi salam pada ibunya.

"......"

"Jadi kondisi nenek memprihatikan banget ya ma? Kasihan nenek." Ucap Illa dengan raut wajah sedih.

"......"

"Hah? Mama, ayah sama Putra gak bisa pulang? Maksudnya kalian mau nginap dirumah sakit?" Ucap Illa masih dengan raut wajah sedih.

"......"

"Yaudah deh kalau itu untuk kebaikan nenek, Illa gak papa kok sendiri dirumah." Ucap Illa menutup raut kesedihannya.

"......."

"Iya, mama, ayah sama Putra juga hati hati ya disana. Yaudah, Illa tutup ya ma. Assalamualaikum!" Ucap Illa setara menutup sambungan telepon nya bersama mamanya itu.

Illa kembali terbaring diatas ranjangnya, kembali ia berusaha untuk menutup kedua matanya ini. Tetapi, nihil masih saja tidak dapat. Tenggorokan Illa sekarang mulai mengering, Illa mengulurkan tangannya ke nakas samping tempat tidurnya untuk mengambil gelasnya yang terisi dengan air mineral.

Sudah lama tangan Illa menjalar, sambil meraba raba nakas tersebut. Ia masih saja belum mendapatkan gelasnya yang berisi air mineral. Karena geram Illa bangun dari tidurnya dan melihat kearah nakas disamping tempat tidurnya, dan memang tak ada gelas yang berisi air mineralnya disana, oleh karena itu sedari tadi tangannya tidak mendapatkan gelas yang berisi air mineralnya.

Illa keluar dari kamarnya dengan malas, ia bermaksud menuju ke dapur rumahnya untuk minum, kini tenggorokan nya benar benar sudah mengering sekering Padang pasir. Tiba tiba saat Illa ingin mengambil minum tidak sengaja kakinya menginjak katak yang tak tau dari mana munculnya, Illa terlonjak kaget dan berteriak dengan keras.

"Aaaaaaaaaaaa" teriak Illa, merasa geli melihat katak yang berada tak jauh dari kakinya.

🍑🍑🍑

"Aaaaaaaaaaaa"

Mendengar suara teriakan yang terdengar dari dalam rumah Illa, Aslan yakin benar itu adalah suara Illa. Aslan langsung panik tak karuan mendengar suara teriakan Illa, ia takut terjadi sesuatu dengan Illa didalam sana.

Aslan mencari cara untuk menerobos masuk kerumah Illa. Akhirnya Aslan melihat kearah satu jendela yang terbuka, walaupun hanya terbuka kecil tapi Aslan bisa masuk kerumah Illa lewat jendela itu.

Setelah Aslan sudah berada didalam rumah Illa, Aslan langsung mencari cari keberadaan Illa.

"Hushus, pergi sana!pergi sana ih!" Ucap Illa yang terdengar dari arah dapur.

Aslan berlari menuju kearah dapur rumah Illa. Ia mendapati Illa tengah memegang sapu ditangannya dan sedang mengusir sesuatu dari hadapannya, Aslan mengikuti arah pandang Illa dan disana hanya terdapat seekor katak yang mampu membuat Illa menjerit jerit takut.

Aslan tertawa dengan keras melihat reaksi Illa yang kadang kadang loncat keatas meja makan dirumahnya saat si katak meloncat kearahnya. Benar benar suara ketawa Aslan begitu mengema dirumah yang sederhana milik Illa.

🍑🍑🍑

Mendengar suara tawa itu, Illa melirik kearah suara tawa itu. Betapa terkejutnya Illa saat mendapati Aslan sedang berdiri tak jauh dari dirinya sekarang dan tangannya dengan memegang perutnya yang sakit akibat tertawa dengan terlalu terbahak bahak.

Aslan berjalan semakin dekat kearahnya, mengambil katak yang berada dihadapannya itu dan membuang katak itu keluar melalui jendela dapur dirumahnya.

Illa akhirnya kembali turun dari meja makannya. Illa berjalan kearah dimana Aslan berdiri sekarang, ia mulai meneliti wajah Aslan dengan saksama takut-takut yang berada dihadapannya saat ini bukanlah Aslan yang berwujud sesosok manusia melainkan makhluk gaib.

"Ngapain lo?" Tanya Aslan pada Illa melihat reaksi Illa yang sedang meneliti dirinya.

Illa menarik mundur tubuhnya menjauh dari Illa sejauh 5 langkah. Illa masih bingung dari mana Aslan bisa berada dihadapannya saat ini. Sedangkan, seluruh pintu juga jendela yang ada dirumahnya sudah ia tutup rapat-rapat dan tentunya sudah dikunci.

"Lo beneran Aslan?" Tanya Illa masih dengan jarak 5 langkah dari Aslan.

Aslan mengangguk anggukkan kepalanya memberi jawaban 'iya'.

"Lo bukan jin ifrit kan?" Tanya Illa lagi.

Aslan menggeleng gelengkan kepalanya menandakan 'bukan'.

"Terus lo bisa masuk kerumah gue dari mana?" Tanya Illa lagi.

Aslan akhirnya angkat bicara.

"Dari jendela yang tempatnya, kayaknya dikamar lo deh." Jawab Aslan, tak yakin dengan kata terakhirnya.

Kedua mata Illa membulat kaget. Illa langsung berlari menuju kearah kamarnya, dan betapa kagetnya ia mendapati jendela dikamarnya tidak ia tutup dengan rapat ditambah lagi tidak dikuncinya. Illa benar benar ceroboh.

Illa membalikkan badannya dan mendapati Aslan sudah berdiri dibelakangnya.

"Terus, ngapain lo jam segini kerumah gue?" Tanya Illa lagi, entah sudah pertanyaan yang keberapa ia berikan kepada Aslan.

"Mau jengukin lo, katanya lo lagi sakit menstruasi." Jawab Aslan santai.

Illa masih bingung dengan kata yang berada diakhir kalimat Aslan 'sakit menstruasi'.

"Sakit menstruasi?siapa yang ngomong ngitu ke lo?" Tanya Illa dengan nada terkejut.

"Karin." Jawab Aslan sambil menjatuhkan bokongnya di sofa dekat kamar Illa.

Illa tak tau harus menjawab apa lagi. Dasar Karin, lihat saja besok. Ia akan memarahi Karin sampai ia malu berat.

"Yaudah kalau ngitu mendingan lo balik sekarang. Gak baik tau, kalau malam malam ngini ada cewek sama cowok lagi berdua duaan dirumah yang gak ada orangnya kecuali mereka berdua." Ucap Illa sambil menarik narik lengan Aslan agar berdiri dari duduknya dan segera pulang.

"Tapi gue masih kangen sama lo." Ucap Aslan.

Ucapan Aslan itu mampu membuat Illa terpaku. Aslan mengatakan bahwa ia merindukan Illa. Illa sudah yakin benar, bahwa sekarang pipi Illa sudah Semerah kepiting rebus.

"Udah deh Aslan mendingan lo balik sekarang." Ucap Illa, masih saja menarik tangan Aslan keluar.

Aslan akhirnya sampai diambang pintu rumah Illa, sebelum pamit untuk pulang Aslan mengusap lembut puncak kepala Illa. Dan akhirnya ia pun berlalu pergi dari hadapan Illa dengan menggunakan sepeda motor berukuran besar miliknya.

🍑🍑🍑

My Devil BoyWhere stories live. Discover now